Raffi saat fresh from the oven
Aku yakin setiap orang punya cerita masing-masing saat mengASI anaknya. Apapun pilihan orang tuanya untuk sang anak aku yakin sudah dipikirkan matang, dan kita wajib menghormati. Begitupun aku dan suami berniat untuk memberikan asi eksklusif pada anak kami.
Selama kehamilan, aku selalu mencari tahu tentang perkembangan janin selama dalam perut...bahkan apa sajakah yang harus aku persiapkan saat kelahiran agar berjalan lancar.
Banyak tanya sana-sini sering aku lakukan, baca buku kehamilan macem-macem, googling juga iya...pokoknya berbagai sumber deh tentang perkembangan bayi dilahap semua.
Banyak baca itu bagus menurutku, tapi salah kalau membandingkan kehamilan diri sendiri dengan kehamilan orang lain...lah orangnya aja beda..kehamilannya juga beda donk ah..yang dirasain juga beda.. Akhirnya aku berhenti membaca terlalu banyak tapi lebih ke menikmati kehamilan itu sendiri...yaaahhh buku pegangan perkembangan kehamilan dan baca-baca diforum aimi asi sih tetap cuma yang ngeri-ngeri gak aku baca..daripada was-was..
Apalagi kalau ada orang yang bilang "aku dulu gak gitu loh pas hamil, tapi aku...bla bla bla".. kalau ada yang ngomong gitu langsung tutup kuping hihihi..daripada sakit ati...wong yang hamil aja beda...iya nggak?
Begitupun saat menjelang kelahiran...aku yakin setiap wanita yang melalui proses kelahiran beda-beda ceritanya. Hehe. Dan cuma satu yang sama, saat melihat bayi yang sudah keluar itu rasaaaanyaaa luar biasa...:)) terbayar rasanya perjuangan selama kehamilan dan proses melahirkan yang baru saja kita lewati..
Sudah beres? Belum donk...ternyata ada momen ngASI yang harus kita lalui...dan ternyata aku missing dengan hal itu...bukan aku saja, suami dan orang tua juga sama. Padahal aku sudah mempelajari bagaimana asi itu...cuma ternyata prakteknya kok beda...
Saat melahirkan, jelas aku gagal IMD..karena bayi harus segera masuk ruang khusus. Nilai apgar kurang (walau akhirnya berangsur normal 10) Okeh...ternyata angan2 untuk imd gagal...but its ok yang penting dia selamat... kami berdua selamat setelah dua hari dua malam ; saling berusaha untuk bertemu.
Kedua, ternyata masalah standar wanita di awal melahirkan yaitu asi kurang. Asi aku keluar sedikit cuma beberapa tetes saja dan itu buat aku dan suami panik. Walau itu juga udah dicoba perahan pakai pompa, tapi terasa kurang buat bayi kami yang kelaparan. Padahal logikanya lambung bayi 1-3 hari sangat kecil.. Ditambah orang tua yang geregetan kenapa g keluar asinya banyak? aku salah, harusnya aku dan suami bilang dari awal kalau kami ingin asi eksklusif untuk bayi dan minta agar ortu mendukung.
Jreng, disinilah perjuangan asi mulai berjalan... ortu minta kami kasi sufor untuk bayi, karena bayi jarang minum..tidur terus sehingga suhu tubuhnya panas dan sedikit kuning. Selain itu, aku juga gak bisa mengarahkan bayi untuk mendapat perlekatan yang baik. Kenapa? Lah aku saja nggak pernah megang bayi apalagi nyusuin bayi, gimana aku bisa tahu? Papih juga gak pernah megang bayi...orang tua juga...dengan kata lain...saat bayi datang cuma kami pandangi xaxa... Walau akhirnya dihari ke-3 saat mau pulang diajari cara memegang bayi dan menyusui yang benar sama susternya. Hehe...
Dan suami mulai galau...pembendaharaan pengetahuan tentang asi kami jadi hilang...kami berdua jadi bingung..apalagi aku dihina oleh salah seorang perawat disana...saat aku mau memberikan asip yang cuma 45ml, dia bilang asi aku ga keluar jelek dll..padahal harusnya kalo perah bisa sampe 120 ml. Aku sampai nangis2 dipelukan suami karena dibilang begitu serta penyampaiannya yang ga enak pada kami, dan ujug2 dia menawarkan sufor agar diberikan pada bayi. Ternyata papih juga dimarahi bayinya panas 39 derajat waktu itu.
Aku ingat saat itu, papih bilang "sabar mih,positif thinking... " dan setelah alot berembug, papih tanda-tangan juga untuk diberikan sufor seharga 112rb (mahalnya untuk 1 kotak 500gr). Bayi kami akhirnya diberikan sufor 45ml sebanyak 2x dihari ke-3 setelah melahirkan. Dan thanks God...panasnya turun dan kami boleh pulang. Sebelum pulang kami dikasi wejangan sama dokterny untuk berusaha ngasi dari payudara dan jangan dikasi sufor lagi. Yang aku ingat cuma satu pesannya "menyusulah dengan bahagia".
Akhirnya, setelah curhat berdua sama papih..kami berdua sepakat untuk menguatkan iman memberi ASIX syukur-syukur sampai 2 tahun. Aral rintangan siap kami hadapi demi terpenuhinya ASI...Disinilah kerjasama suami istri sangat aku rasain..Dan sayangnya suami sama kita pastinya besar banget keliatan :)
Saat pulang kerumahpun gitu...banyak wejangan tradisi kuno tentang ASI..bayi diminumin kopilah biar g sawan, dikasi makan pisang kepok biar g nangis, diminumin madu, dll. Tapi alhamdulillah, karena kami berdua sudah mantap asix aja (ga pake embel-embel lainnya) selama 6 bulan.. tradisi baheula itu bisa kami tepis dan tidak ada yang dilakukan sama sekali...Kuncinya? tutup kuping laaahh :D
Sufor dari rumah sakit itu cuma jadi pajangan dikulkas...dikasih kekucing pada gak mau..diminum sendiri juga gak enak padahal dah dikasi gula hehehe...Alhamdulillah sampai detik ini itu sufor tidak disentuh sama sekali...
Orang tua yang tadinya keukeuh minta bayi kami dikasih ini itu, akhirnya malah mendukung pemberian asix ini...alhamdulillah...
Sekarang? Jangan ditanya, bayi kami sangat pintar untuk menyusu...dan kami sudah pintar untuk memegang bayi entah ditelungkupin, gendong dll (sederhana tapi kami senang bisa melakukannya dengan baik akhirny). Asi? Wah kulkas penuh asip ; dan aku masih menyusui bayi langsung dengan payudara. Kadang ada rasa sedih...kenapa dulu; aku gak pede --" .. Diumur 3m20d Raffi sudah 8 kg berat badannya :) sehat-sehat ya Nak... menabung buat kekuatan badan bayi kita kenapa nggak, apasih yang ga bagus dari Asi yang ciptaan Tuhan ? Gak ada loh...tapi emang bener, Raffi aku bawa kemana-mana badannya kuat padahal akunya kadang tepaar hehehe
Bangga rasanya saya yang riwayat kanker bisa memberikan asi buat bayi :) (saya sudah tidak pernah minum obat apa-apa lagi semenjak hamil). Alhamdulillah...Asi kan bagus lohh,, saya aja bisa kasi ASI apalagi yang sehat :). Sehat-sehat ya sayang...tumbang dengan baik dan pintar...kami mencintaimu dan mengASIhimu..muuuah
Banyak baca itu bagus menurutku, tapi salah kalau membandingkan kehamilan diri sendiri dengan kehamilan orang lain...lah orangnya aja beda..kehamilannya juga beda donk ah..yang dirasain juga beda.. Akhirnya aku berhenti membaca terlalu banyak tapi lebih ke menikmati kehamilan itu sendiri...yaaahhh buku pegangan perkembangan kehamilan dan baca-baca diforum aimi asi sih tetap cuma yang ngeri-ngeri gak aku baca..daripada was-was..
Apalagi kalau ada orang yang bilang "aku dulu gak gitu loh pas hamil, tapi aku...bla bla bla".. kalau ada yang ngomong gitu langsung tutup kuping hihihi..daripada sakit ati...wong yang hamil aja beda...iya nggak?
Begitupun saat menjelang kelahiran...aku yakin setiap wanita yang melalui proses kelahiran beda-beda ceritanya. Hehe. Dan cuma satu yang sama, saat melihat bayi yang sudah keluar itu rasaaaanyaaa luar biasa...:)) terbayar rasanya perjuangan selama kehamilan dan proses melahirkan yang baru saja kita lewati..
Sudah beres? Belum donk...ternyata ada momen ngASI yang harus kita lalui...dan ternyata aku missing dengan hal itu...bukan aku saja, suami dan orang tua juga sama. Padahal aku sudah mempelajari bagaimana asi itu...cuma ternyata prakteknya kok beda...
Saat melahirkan, jelas aku gagal IMD..karena bayi harus segera masuk ruang khusus. Nilai apgar kurang (walau akhirnya berangsur normal 10) Okeh...ternyata angan2 untuk imd gagal...but its ok yang penting dia selamat... kami berdua selamat setelah dua hari dua malam ; saling berusaha untuk bertemu.
Kedua, ternyata masalah standar wanita di awal melahirkan yaitu asi kurang. Asi aku keluar sedikit cuma beberapa tetes saja dan itu buat aku dan suami panik. Walau itu juga udah dicoba perahan pakai pompa, tapi terasa kurang buat bayi kami yang kelaparan. Padahal logikanya lambung bayi 1-3 hari sangat kecil.. Ditambah orang tua yang geregetan kenapa g keluar asinya banyak? aku salah, harusnya aku dan suami bilang dari awal kalau kami ingin asi eksklusif untuk bayi dan minta agar ortu mendukung.
Jreng, disinilah perjuangan asi mulai berjalan... ortu minta kami kasi sufor untuk bayi, karena bayi jarang minum..tidur terus sehingga suhu tubuhnya panas dan sedikit kuning. Selain itu, aku juga gak bisa mengarahkan bayi untuk mendapat perlekatan yang baik. Kenapa? Lah aku saja nggak pernah megang bayi apalagi nyusuin bayi, gimana aku bisa tahu? Papih juga gak pernah megang bayi...orang tua juga...dengan kata lain...saat bayi datang cuma kami pandangi xaxa... Walau akhirnya dihari ke-3 saat mau pulang diajari cara memegang bayi dan menyusui yang benar sama susternya. Hehe...
Dan suami mulai galau...pembendaharaan pengetahuan tentang asi kami jadi hilang...kami berdua jadi bingung..apalagi aku dihina oleh salah seorang perawat disana...saat aku mau memberikan asip yang cuma 45ml, dia bilang asi aku ga keluar jelek dll..padahal harusnya kalo perah bisa sampe 120 ml. Aku sampai nangis2 dipelukan suami karena dibilang begitu serta penyampaiannya yang ga enak pada kami, dan ujug2 dia menawarkan sufor agar diberikan pada bayi. Ternyata papih juga dimarahi bayinya panas 39 derajat waktu itu.
Aku ingat saat itu, papih bilang "sabar mih,positif thinking... " dan setelah alot berembug, papih tanda-tangan juga untuk diberikan sufor seharga 112rb (mahalnya untuk 1 kotak 500gr). Bayi kami akhirnya diberikan sufor 45ml sebanyak 2x dihari ke-3 setelah melahirkan. Dan thanks God...panasnya turun dan kami boleh pulang. Sebelum pulang kami dikasi wejangan sama dokterny untuk berusaha ngasi dari payudara dan jangan dikasi sufor lagi. Yang aku ingat cuma satu pesannya "menyusulah dengan bahagia".
Akhirnya, setelah curhat berdua sama papih..kami berdua sepakat untuk menguatkan iman memberi ASIX syukur-syukur sampai 2 tahun. Aral rintangan siap kami hadapi demi terpenuhinya ASI...Disinilah kerjasama suami istri sangat aku rasain..Dan sayangnya suami sama kita pastinya besar banget keliatan :)
Saat pulang kerumahpun gitu...banyak wejangan tradisi kuno tentang ASI..bayi diminumin kopilah biar g sawan, dikasi makan pisang kepok biar g nangis, diminumin madu, dll. Tapi alhamdulillah, karena kami berdua sudah mantap asix aja (ga pake embel-embel lainnya) selama 6 bulan.. tradisi baheula itu bisa kami tepis dan tidak ada yang dilakukan sama sekali...Kuncinya? tutup kuping laaahh :D
Sufor dari rumah sakit itu cuma jadi pajangan dikulkas...dikasih kekucing pada gak mau..diminum sendiri juga gak enak padahal dah dikasi gula hehehe...Alhamdulillah sampai detik ini itu sufor tidak disentuh sama sekali...
Orang tua yang tadinya keukeuh minta bayi kami dikasih ini itu, akhirnya malah mendukung pemberian asix ini...alhamdulillah...
Sekarang? Jangan ditanya, bayi kami sangat pintar untuk menyusu...dan kami sudah pintar untuk memegang bayi entah ditelungkupin, gendong dll (sederhana tapi kami senang bisa melakukannya dengan baik akhirny). Asi? Wah kulkas penuh asip ; dan aku masih menyusui bayi langsung dengan payudara. Kadang ada rasa sedih...kenapa dulu; aku gak pede --" .. Diumur 3m20d Raffi sudah 8 kg berat badannya :) sehat-sehat ya Nak... menabung buat kekuatan badan bayi kita kenapa nggak, apasih yang ga bagus dari Asi yang ciptaan Tuhan ? Gak ada loh...tapi emang bener, Raffi aku bawa kemana-mana badannya kuat padahal akunya kadang tepaar hehehe
Bangga rasanya saya yang riwayat kanker bisa memberikan asi buat bayi :) (saya sudah tidak pernah minum obat apa-apa lagi semenjak hamil). Alhamdulillah...Asi kan bagus lohh,, saya aja bisa kasi ASI apalagi yang sehat :). Sehat-sehat ya sayang...tumbang dengan baik dan pintar...kami mencintaimu dan mengASIhimu..muuuah
2m2w
Ini beberapa tips aku buat pasangan yang akan melahirkan dan berniat memberikan asi eksklusif buat bayinya :
1. Kerjasamalah dengan baik dengan suami. Karena dia yang akan mendampingi kita
2. PeDe dengan asi sendiri...yakin kalau bisa
3. Beri penjelasan pada orang tua kalau kita mau asix.
4. Bekali dengan pengetahuan ttg asi yang kudu dipelajari saat hamil. Ingat bayi baru lahir cuma butuh sedikit asi yang akan berkembang sejalan dengan umurnya
kebutuhan asi bayi
5. Tutup kuping dengan jualan terselubung suster, atau senior yang merasa lebih dulu ngasi dibanding kita. Pokoknya selama di RS terus berusaha mengasi bayi
6. susuin terus menerus bayi, semau bayi, kapanpun dimanapun :)
7. Tanamkan dipikiran... bahwa tidak ada asi yang jelek...semua bagus loh ya...wong saya saja penderita kanker (note : tidak minum obat lagi loh ya) aja bisa..masak yang sehat ga bisa :)
8. Bismillah...dengan niat baik pasti insyaallah jalannya baik ...semangat mengASI ya :*
Semangat terus mengASI ya maak. Sehat2 terus buat raffi :)
BalasHapusBeberapa bulan ke depan aku akan menghadapi hal yang sama juga.
Sebel juga yah debger suster rumah sakit itu bilang begitu :( bikin down mood aja yah. Padahal kan kita baru aja abis lahiran. Tapi yah namanya ada tujuan jualan pasti mereka seperti itu..
iya mbak semangat juga ya...lancar sampe persalinan
HapusSehat-sehat trus ya mak echa, gitu juga dede bayinya..*hug
BalasHapusaamiin..mbak juga sehat2 :*
Hapusitu raffi? :D
BalasHapuslucu amat cieh.... :D
Semangat terus ^_^
BalasHapussama-sama mbak..semangattttt
Hapusmasing2 punya cerita berbeda ya, mba. moga selalu sehat dan lancar ngasinya
BalasHapusaamiin..makasi dek :*
Hapusselamat pagi,
BalasHapusmbak, bisakah saya minta email'nya?
saya mau mengajukan proposal ASI
terima kasiiih.....
susanti.kartika@yahoo.com
gregetan sama susternya,harusnya kan dukung ya,ngasih semangat,malah ngasih kata2 yang negatif :(
BalasHapusAlhamdulillah,akhirnya sampai 2 tahun juga ya mak..^^
Mbak, gak sengaja nemu blognya nih pas lagi browsing tentang gendongan hehehe. Baca ini kok macem flashback ke lahiran aku 3 minggu lalu (iya masih baru bgt ;p). Pas baru lahiran gak bisa IMD karena ada gangguan sama pernapasan si bayi, dan dia musti masuk ruang perinatologi selama 3 hari totalnya, asi gak keluar sampe hari ketiga (keluar sih tapi kolostrum setitik2 gt dan si bayi belom bisa nyusu langsung jadi sempet bikin desperate juga), si bayi demam dan kuning jadi harus dikasi minum, suster ruang perina bikin down karena komen2 "putingnya kurang keluar", "asinya ga bisa keluar", dll, bayiku gak bisa latch on dan akunya juga masi nervous pegang bayi (secara baru lahir aja udah dipisah huhuhu), sampe akhirnya terpaksa diboost sama sufor selama di ruang perina (karena si bayi kuning dan harus disinar dan harus minum selama disinar itu). Tapi sejak pulang dr RS aku gak mau kasih sufor jadi sufornya nganggur aja. Selama beberapa hari berjuang mompa asip karena si bayi masih ga mau nempel sama aku :( Tapi syukurlah mulai umur 2 mingguan udah bisa nempel sama aku, walaupun kadang mesti berantem dulu untuk dapet posisi enak nyusunya. Tapi cukup lega deh udah bisa nyusuin langsung, berat si bayi pun nambah. Aku liat foto raffi kayak liat bayiku pas hari terakhir di RS dan boleh pulang (secara hari pertama, kedua masih penuh selang. hiks). Senengnya liat rafi usia 2m tambah ndut menggemaskan. Bikin aku semangat untuk terus kasih asi untuk bayiku supaya bisa nyusul tembemnya hehe.
BalasHapusIya rata2 hampir semua inu baru kayak gini. Yang semangat ya mengASInya ^^
HapusSemangattt mom