Waspada Pneumonia, Perenggut Nyawa Anak Terbanyak di Dunia. Saat ini, 10% dari 12 juta kematian balita akibat infeksi pneumokokus. Dan merupakan penyakit yang menyebabkan banyak balita meninggal didunia. Pada usia lanjut, 80% dapat menyebabkan kematian karena terjadi komplikasi neurologis pada pasien yang survive.
13 November 2015, saya ikutan acara Mommies daily dan jadi lebih banyak tahu tentang pneumonia yang termasuk penyakit IPD ini. Saya jadi bersyukur karena sudah vaksin lengkap Raffi. Paling tidak ada rasa aman sudah memproteksi kekebalan Raffi.
Saya tegaskan, tulisan ini bukan untuk dipermasalahkan antara provaksin dan antivaks ya ^^. Tapi semoga pemahaman kita terhadap penyakit ini lebih banyak, agar bisa lebih melindungi buah hati. Apalagi kita juga perlu tahu, bahwa tingginya angka kematian ini sebagian besar karena kurangnya pengenalan terhadap gejala yang dialami sehingga penangannya terlambat.
Apa itu IPD?
Sebelumnya saya beritahu apa sebenarnya penyakit IPD ini. IPD (baca : Ay:Pi:Di) adalah Invasive Pneumococcal Disease, penyakit yang dapat mengakibatkan cacat permanen dan kematian. Penyakit-penyakit IPD adalah radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), infeksi darah (bakteremia) dan sepsis (kelanjutan infeksi darah yang mengakibatkan syok dan kegagalan fungsi organ tubuh). Karena biasanya satu sama lain saling berhubungan makanya penyakitnya dinamakan IPD, dengan persentase terbesar terkena pneumonia.
Penyebab penyakit IPD adalah bakteri Streptococcus pneumoniae atau sering disebut Pneumokokous. Sebagian pneumokokus ditemukan sebagai flora normal saluran nafas atas, sedangkan yang lain merupakan kuman yang berhubungan dengan penyakit invasif (Invasive Pneumococcal disease / IPD). Penularannya bisa melalui percikan ludah, batuk, bersin ataupun berbicara.
Sekilas Tentang Penyakit Pneumonia
Pneumonia adalah radang paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi sehingga paru-paru meradang. Akibatnya, kantong udara dalam paru-paru atau alveoli akan dipenuhi oleh nanah dan cairan, sehingga kemampuan menyerap oksigen pun berkurang. Hal itu membuat penyebaran oksigen terganggu, sehingga sel-sel tubuh tidak bisa bekerja dengan baik.
Walau biasanya gejala yang diperlihatkan sama, tapi ada tiga penyebab utama pneumonia. Yaitu bakteri, virus dan fungi. Yang berisiko tinggi menderita infeksi ini adalah anak-anak di bawah 2 tahun dan manula. Kalau disebabkan oleh virus, biasanya dapat sembuh sendiri. Kalau fungi bisa dibersihkan. Dan paling berbahaya kalau disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau influenza tipe B.
Gejala pneumonia biasanya demam, batuk, pilek, lemah, muntah, diare, bernapas pendek dan cepat, nyeri dada, tekanan darah menurun drastis dan frekuensi detak jantung meningkat. Mungkin karena gejalanya standar ya, jadi banyak sekali yang tidak mengenali penyakit pneumonia ini :"(.
Kalau diperiksa dilaboratorium, pada foto X-Ray ada kabut putih gitu diparu-paru, sel darah putih meningkat (kalau kebanyakan netrofil berarti karena infeksi bakteri, kalau kebanyakan limfosit karena virus), dan gambaran kuman pneumokokus ditemukan pada dahak.
Sesak napas karena pneumonia beda dengan asma. Pada pneumonia, kesulitan napas terjadi pada saat anak menarik napas. Sedangkan pada asma, kesulitannya saat mengeluarkan napas, bahkan terkadang bunyi ngik-ngik atau mengi.
Penularan dan penyebaran melalui percikan ludah, batuk, bersin, dan kemudian udara yang mengandung bakteri terhirup oleh orang lain atau dapat juga melalui close contact dengan jarak kurang dari 2 meter.
Selain itu juga bisa terjadi pada bayi yang tidak mendapat ASI, infeksi virus saluran atas, perokok pasif, penularan ditempat penitipan anak (yang ada salah satu anak terkena pneumonia), kepadatan hunian, cuaca dingin dinegara 4 musim dan anak /orang penderita penyakit kronis. Untuk yang berusia lanjut juga bisa terkena pneumonia karena kekebalan tubuh berkurang. Buat para perokok juga riskan terkena pneumonia.
Pengobatan Pneumonia
Pneumonia dapat diobati dengan pemberian antibiotik. Bayi biasanya rawat inap karena fisik masih lemah dan dia membutuhkan oksigen untuk membantu aliran oksigen yang kurang ke paru. Selain itu, tingkat keberhasilan pengobatan pneumonia juga tergantung faktor gizi anak atau penyakit bawaan pada anak.
Pemberian jenis antibiotik tergantung pada jenis Streptococcus pneumoniae -nya. Untuk pneumonia yang dicurigai karena jamur maka diberikan anti-jamur. Kalau untuk pneumonia karena virus biasanya sembuh sendirinya.
Nah, bagaimana kalau pneumonia-nya karena bakteri? Ini yang menjadi masalah utama, karena sekarang banyak bakteri Streptococcus pneumoniae yang kebal dengan antibiotik. Sehingga pengobatannya sangat sulit untuk sembuh.
Dr Dirga Rambe
Pencegahan Pneumonia
Karena banyaknya kasus pneumonia ini, maka dikembangkanlah vaksin pencegahan infeksi Pneumokokus. Vaksinasi merangsang sistem imun untuk membantu mencegah penyakit baik sekarang maupun resiko terkena pneumonia dimasa yang akan datang. Ada 2 vaksin Pneumonia saat ini, yaitu :
1. Vaksin Pneumokokus Polisakarida (Pneumococcal Polysaccharide Vaccine=PPV)
97% pemberian vaksinasi ini efektif mencegah pneumonia (berdasarkan studi klinis pada 37ribu bayi di California Utara,AS). Penelitian juga menunjukkan bahwa respon antibodi yang dihasilkan setelah vaksinasi memberikan hasil yang baik.
1. Vaksin Pneumokokus Polisakarida (Pneumococcal Polysaccharide Vaccine=PPV)
Vaksin PPV 23 di Indonesia adalah Pneumo-23®. Tapi, vaksin PPV tidak dapat merangsang respon imunologik pada bayi karena tidak mampu menghasilkan respon booster. Sehingga dikembangkanlah pneumokokus konjugasi untuk meningkatkan imunogenesitas pada bayi. Jadi vaksin ini lebih cocok pada usia dewasa diatas 65 tahun atau anak diatas 2 tahun yang beresiko terkena pneumonia.
2. Vaksin Pneumokokus Konjugasi (Pneumococcal Conjugate Vaccine=PCV)
Ada 2 jenis vaksin konjugasi saat ini, yaitu PCV 10 (melindungi 10 jenis kuman pneumokokus untuk bayi dan anak 2 bulan hingga 2 tahun) dan PCV 13 (melindungi 13 jenis kuman pneumokokus untuk bayi 6 minggu hingga 5 tahun)
97% pemberian vaksinasi ini efektif mencegah pneumonia (berdasarkan studi klinis pada 37ribu bayi di California Utara,AS). Penelitian juga menunjukkan bahwa respon antibodi yang dihasilkan setelah vaksinasi memberikan hasil yang baik.
Dosis dan cara pemberian vaksinasi
Vaksin untuk pencegahan pneumonia ini diberikan pada :
1. Bayi
Untuk usia 2, 4, 6 bulan dan diulang pada umur 12-15 bulan. Dengan interval pemberian antara 2 dosis adalah 4-8 minggu.
Apabila anak sudah berumur ≥ 7-11 bulan maka diberikan 3 dosis PCV 13 dengan interval 4 minggu.
Untuk yang berumur 12-23 bulan sebanyak 2 dosis dengan interval 2 bulan.
Sedangkan yang sudah berumur 2-5 tahun hanya diberikan 1 dosis saja.
1. Bayi
Untuk usia 2, 4, 6 bulan dan diulang pada umur 12-15 bulan. Dengan interval pemberian antara 2 dosis adalah 4-8 minggu.
Apabila anak sudah berumur ≥ 7-11 bulan maka diberikan 3 dosis PCV 13 dengan interval 4 minggu.
Untuk yang berumur 12-23 bulan sebanyak 2 dosis dengan interval 2 bulan.
Sedangkan yang sudah berumur 2-5 tahun hanya diberikan 1 dosis saja.
Kadang banyak orang tua yang memberikan vaksinasi ini pada umur diatas 2 tahun biar cuma 1 kali saja dosisnya. Padahal, pneumonia ini lebih banyak menyerang bayi dibawah umur 2 tahun. Jangan sampai terlambat pokoknya.
Lengkapnya lihat jadwal imuniasi ini deh
IDAI 2011
2. Orang dewasa
Untuk yang berumur 50 tahun keatas, 19 tahun keatas dengan beberapa kondisi penyakit tertentu dan calon jemaah haji atau umrah.
Dengan pemberian 1 dosis PCV 13 lalu dilanjutkan dengan vaksinasi PPSV23 selama 8 minggu (untuk yang belum pernah vaksin PPSV23)
Untuk yang berumur 50 tahun keatas, 19 tahun keatas dengan beberapa kondisi penyakit tertentu dan calon jemaah haji atau umrah.
Dengan pemberian 1 dosis PCV 13 lalu dilanjutkan dengan vaksinasi PPSV23 selama 8 minggu (untuk yang belum pernah vaksin PPSV23)
Kalau yang sudah pernah vaksin PPSV23 maka diberikan vaksin PCV 13 dengan jangka waktu 1 tahun
Vaksinasi PCV 13 ke-4 Raffi diumur 15 bulan
Semoga selalu sehat
KIPI setelah vaksinasi IPD
Reaksi KIPI setelah pemberian vaksinasi ini tidak menyebabkan efek samping serius dan menghilang dalam tiga hari. Biasanya standar seh, seperti kemerahan, bengkak dan nyeri ditempat bekas suntikan. Kadang juga ada demam, gelisah, pusing, nafsu makan menurun, muntah, diare dan pipis terusan. Dan KIPI setelah vaksinasi ini beda-beda ya setiap anak ^^.
Pengalaman pribadi saya sendiri, pemberian vaksin ini walau bisa digabung sama vaksin lainnya tidak cocok buat Raffi. Soalnya kalau digabung biasanya demam dan rewel. Jadi saya pisahkan pemberian vaksinnya dengan yang lain. Biar ibunya lebih tenang juga seh hehehe. Tapi ada anak teman saya vaksinasinya digabung tidak demam. Jadi itu tergantung anaknya ya ^^. Yang penting vaksinasinya KIPI-nya tetap aman.
Note : arti KIPI adalah kejadian ikutan pasca imunisasi.
Harga Vaksin Pencegahan Pneumonia Masih Mahal
FYI, harga vaksinasi IPD ini paling mahal menurut saya dibanding vaksin lainnya. Harganya mulai dari 600ribu sampai 1,2juta. Dan untuk anak dibawah 2 tahun itu harus dilakukan berulang hingga 4 kali. Lumayan kan?
Karena cukup 4 kali dibawah 2 tahun atau 1 kali diatas 2 tahun, vaksin ini bisa menyelamatkan anak kita. Mencegah lebih baik daripada mengobati kan.
Kemarin pas ikutan acara ini, ada bapak yang anaknya masih bayi dan terkena IPD :"(. Dia bercerita bolak-balik kerumah sakit untuk pengobatan anaknya. Seringkali bayinya tiba-tiba sesak nafas dan butuh oksigen :"). Sedih banget dengar cerita bapak itu.. Dan ternyata, dia tidak tahu tentang vaksinasi IPD ini. Dia kelihatan menyesal sekali, andai dia tahu pasti dia akan vaksinasi IPD anaknya.. :") Semoga cepat sembuh ya anaknya, Pak...
Sekali lagi, ditulisan ini saya tidak mau berdebat tentang provaksin atau anti vaksin ya. Semua saya kembalikan lagi pada orang tuanya masing-masing, pasti tahu yang terbaik buat anaknya. Cuma, setelah membaca tulisan ini, saya sangat berharap agar bisa berpikir ulang untuk yang tidak vaksin pencegahan penyakit pneumonia.
Tim dari MSF
Vaksinasi IPD untuk semua
Vaksinasi IPD untuk semua
Ini ada beberapa tips yang saya rangkum agar terhindar dari penyakit IPD :
1. Imunisasi/ vaksinasi
Ini mencangkup semua vaksinasi dasar dan tambahan ya. Untuk vaksinasi mencegah IPD adalah HiB (Haemophilus Influenzae type B) dan vaksinasi IPD (PCV 10 dan PCV 13) yang diberikan tiga kali dalam kurun waktu satu tahun.
2. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar selalu sehat
3. Menutup hidung dan mulut saat bersin dan batuk
4. Mencuci tangan sebelum makan
5. Menambah kekebalan tubuh anak dengan memperhatikan keseimbangan asupan nutrisi anak (baca : prebiotik dan probiotik)
6. Istirahat yang cukup
7. Pemberian ASI terbukti menurunkan persentase bayi penderita penyakit IPD
Semoga tulisan panjang (sok ilmiah) saya ini bisa menyadarkan betapa bahayanya pneumonia dan betapa pentingnya vaksinasi^^. Waspadalah terhadap penyakit pneumonia ini! Jangan ambil resiko, vaksinasi dan jaga kesehatan ! Yuk, lindungi anak kita sekarang juga!.
World Pneumonia Day diselenggarakan setiap 12 november.
Fight pneumonia. Save a child.
Referensi : materi IPD dari dokter Dirga Rambe, tanyadok dan rumah vaksinasi
Fight pneumonia. Save a child.
Baca juga tulisan saya tentang vaksinasi :
Referensi : materi IPD dari dokter Dirga Rambe, tanyadok dan rumah vaksinasi
bahkan kita pun rentan dengan pneumonia ya Cha..jangan takut dengan vaksinasi karena memang akan sangat membantu sekali..
BalasHapusSemoga sosialisasi vaksin peneumonia makin menjangkau segala lapisan ya mak..
BalasHapusterima kasih informasinya chaa, bermanfaat banget, jadi lebih aware dengan pneumonia ini
BalasHapusngeri, di sekolahnya Pascal juga udah ada korban karena ini
BalasHapusnice share mba Echa, pas aku balita..ibuku yang kena radang paru-paru. alhamdulillah akunya ngga ketular, padahal ibuku kan menyusi aku. berkat kasih saynag Tuhan dan mungkin juga karena vaksin serta Asi
BalasHapuskalo nggak salah vaksin PCV ini yg paling mahal ya mbak, belum lagi beda dokter (di umum) dan spesialis beda harga pulak dudududdudu.
BalasHapusDukung banget ini harga vaksin bersahabat di kantong :)
Tfs mbak, smoga Raffi sehat selalu aamiin
semoga kampanyenya behasil dah ah, biar hrganya lbh trjangkau..
BalasHapustengkiu infonya mak ca
Wah, ngeri juga ya, Cha..., udah saatnya para orang tua lebih aware dan teredukasi tentang informasi2 seperti ini. Bener kata Icha, ini bukan masalah pro atau kontra terhadap vaksin, tapi bagaimana agar banyak orang yang paham akan penyakit2 spt ini, sehingga bisa lebih dini di dalam mencari solusinya.
BalasHapusNice share, Cha. TFS.
Terimakasih share-nya Mbak Echa..
BalasHapussemoga harga vaksinnya bisa lebih murah lagi agar semakin banyak orang yang bisa divaksinasi mengingat besarnya bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit ini..
Semoga kita semua terhindar dari penyakit mematikan ini ya mbak Cha, saya harus lebih banyak belajar lagi tentang kesehatan nih mbak...
BalasHapus* tulisan ini sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang pneumonia... ** duh, namanya aja sulit dieja...
anakku dulu pernah kena ini, waktu umur 1,5 taun. padahal udah suntik vaksinnya. alhamdulillah bisa sembuh
BalasHapusanak pertama pernah kena gejala ini mak. sy luupa apa dia divaksin ngga (huhu, maaf lupa bgt) tp kalo imunisasi wajib lengkap. agk nyesel saat anak ke2 imunisasi ga lengkap krn saya termakan isu vaksin atau tidak :(
BalasHapusBayinya temanku masih usia sebulanan kena pneumonia & meninggal Mak hiks
BalasHapusSaya belum punya anak mbak, tapi boleh bookmark artikel ini kan?
BalasHapusbiar nanti bisa dibaca lagi kalo udah punya anak.
Ngeri juga ya. semoga tetap d beri kesehatan
BalasHapusSebagai orang tua perlu mewaspadai penyakit ini, ngeri akibatnya
BalasHapusBayi ku 2 minggu lalu meninggal gara-gara pneumonia ini....ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
BalasHapus