8 Tipe Ibu-Ibu, Kamu Termasuk Yang Mana? Kalau ditanya pekerjaan apa yang paling menyenangkan selama saya hidup, saya pasti akan bilang menjadi seorang ibu. Naluri seorang ibu juga yang membuat saya banyak berubah jadi seperti sekarang. Dan itu natural menurut saya seh. Semua wanita yang menikah dan memiliki anak akan mengalami fase seperti saya ^^. Betul kan?
Kalau ditanya menjadi seorang ibu itu bagaimana? Awesome! Mulai dari hamil, melahirkan, ngajari jalan, nambah kosakata dll senang saja dilakukan. Walau pas anak lagi 'tantrum atau rewel kaget' berasa juga pengen mites :v. Tenang, saya sebel dan bete banget juga kalo pas anak nangis ditengah keramaian atau memaksa untuk menonton saluran disney yang dia sukai. Wajar kok. Namanya juga ngeliatin masa-masa tumbuh kembang anak yang tidak mungkin terulang lagi. Dinikmati dan disyukuri saja toh ^^.
Ngumpul dengan banyak ibu-ibu dari berbagai macam kalangan membuat saya belajar. Saya banyak bertanya tentang tumbuh kembang anak, membaca sharing mereka tentang tumbuh kembang anak dan ngobrol seputar anak tentunya. Plus-plusnya juga kadang saya kecipratan rejeki dari ibu-ibu itu, mulai dari kerjaan, pesanan kue sampai bantu jagain kucing-kucingnya. Macem-macem pokoknya. Kalau sisi negatifnya juga ada sih, namanya juga ibu-ibu hehehe.
Saya jadi gugling banyak tulisan tentang macam-macam tipe ibu-ibu. Banyak sih yang mengulas tentang hal ini, baik dari sisi media sosial, membalas sms anak, psikologis, pola asuh sampai sarkasme tentang tipikal ibu-ibu ada diberbagai postingan blog.
Dan setelah menimbang, menulis dan memutuskan, inilah pengelompokkan tipe ibu-ibu versi saya ^^. Saya garis bawahi, misalnya kurang berkenan ya minta maaf :). Karena saya juga ternyata mengakui kalau menjadi tipe ibu-ibu seperti ini. Anggap saja membantu memahami dan perbaikan diri sendiri, saya termasuk apa ^^. Enjoy it!
1. Tipe syndrome
Kalau saya pikir semua ibu rata-rata melakukan hal ini, termasuk saya tentunya. Mulai dari memberitakan kehamilan, ukuran janin berapa, proses kelahiran, milestone anak, mpasi pertama dll. Tidak perlu postingan diblog, timelinenya sudah mewakili banyak cerita menjadi seorang ibu. Atau kalau tidak menggunakan internet, telpon teman-temannya untuk cerita. Betul tidak?
Boleh nggak seperti itu? Tidak apa-apa kalau saya bilang. Apalagi banyak yang menulis blog untuk mencatat milestone anak dan menjadi blog parenting. Saya sendiri juga menulis kok tentang perjuangan menjadi seorang ibu. Tutup mata saja sama sarkastik orang lain tentang postingan milestone anak^^*itupun kalau ada seh :D. Kalau kata seminar blog parenting yang saya hadiri kemarin, kalau mau pamer anak pamer saja sekalian jangan nanggung #eh.
Kembali lagi, menjadi seorang ibu itu awesome! Dinikmati saja, karena kita sendiri juga pernah melakukan psikis syndrome menjadi ibu. Dan ibu-ibu tipe seperti ini akan sangat senang bila dipuji, disemangati, ditanya kabar dan perkembangan anaknya. Saya sendiri senang kok kalau ada orang lain bilang "Ih, Raffi lucu amat" walaupun itu lagi komen difoto Raffi lagi mangap lebar iler kemana-mana. Cari pahala dengan menyenangkan orang tidak masalah kan^^.
2. Tipe eksis anywhere everywhere
Tipe ini sering mengikuti berbagai macam event, talkshow, seminar parenting, launching dan tidak lupa foto-foto bersama dengan teman-teman yang hadir. Syukur-syukur kalau bawa pulang banyak hadiah *eh. Apalagi kalau ada lomba blognya dan menang, lumayan lohhh buat beli emas dambaan kita berkat hasil kerja keras :") #berkahngeblog .
Saya juga begitu kok hehehe, kalau hadir disuatu acara foto-foto dll. Karena salah satu penghargaan untuk panitia acara sudah ngadain ini. Menghormati dengan sharing banyak peristiwa dari berbagai sisi kan menyenangkan panitia juga. Lumayan juga buat modal postingan blog, materinya masih keingat ^^.
Ibu-ibu tipe seperti ini juga sering kongkow sama teman-teman diwarung atau kafe, me time disalon, dll yang menunjukkan dia enjoy hidupnya. Saya sendiri juga gitu hahahaha, walau kadang gratisan nongkrongnya *eh.
Boleh nggak seperti itu? Bolehlah! Kalau jaman dulu tingkat stress membesarkan anak masih dikit dan belum ada sosial media sebagai sarana untuk merekam keeksisan sang ibu menikmati hidupnya. Lah kalau sekarang jangan tanya, ada fb path twitter instagram blog dll untuk posting semua hal. Tinggal diminimalisir saja yang mana yang harus diposting dan mana yang tidak. Itu saja seh.
Sah sah seperti itu, karena kadang sebagai manusia kita memerlukan pengakuan dari orang lain walau tanpa sadar. Dan tahu tidak nikmatknya bisa me time dan bisa jalan-jalan sendiri itu? Ueeeenak rek! . Saya saja nagih, seneng rasanya bisa lepas sejenak dari aktifitas yang konsisten dijalani. Biar tetap jadi ibu yang waras kan:). Tidak perlu iri dengan yang sering kemana-mana sendiri, karena anaknya pasti ada yang jagain, ada keluarga atau anaknya sudah gede-gede :D. Ada waktunyalah semua :D,
Tapi tapi tapi, me time dan keeksisan kita juga harus diimbangi dengan dunia nyata mengurus keluarga yang penting. Dan kalian sendiri yang menentukan takarannya harus bagaimana^^. Believe me, you can deserve it!
3. Tipe segalanya tentang anak
Ini lebih ke ibu yang sering cerita tentang anak, jadi bukan fokus keibunya. Saya tahu bagaimana senangnya menjadi ibu. Swear! Saking tahunya, saya sering bercerita tentang kekaguman dan kebanggaan saya punya Raffi. Tidur iler aja diposting, jalan pertama, ngomong pertama, meluk kucing dll. Saya seneng? Banget! Orang lain? Whatever! Hahahaha.
Kalau sekarang, untuk mengurangi konsistensi upload itu pakai privat album yang cuma saya dan suami bisa lihat. Lebih aman dan menyenangkan tanpa harus 'mengotori timeline'. Loh kok mengotori? Iya, perasaan itu muncul saat saya melihat ada teman yang tiap 5 menit sekali posting foto anaknya (hampir) sama posisinya. Tidur miring kiri tengah kanan difoto, tangan mau megang mainan dari dikasih sampai mainan dipegang dan diemut diposting, belum lagi kalau pas ulang bulan atau punya baju baru bisa seharian timelineku penuh dengan foto-foto anaknya saja :v. Nah, kalau ini sih sudah masuk ranah annoying ya kayaknya.
Ibu seperti ini juga biasanya sering mengikuti banyak kontes (rata-rata loh ya) untuk anaknya. Kan lumayan kalau menang hadiahnya *eh. Jadi hadiahnya buat ibunya atau anaknya neh :D. Saya sendiri pernah mengikuti sebuah casting untuk Raffi. Believe it or not, saya pulang sebelum Raffi casting. Rasanya melihat 'ambisi para ibu-ibu' itu mengerikan xD. Gak tega dengan proses castingnya sendiri. Tahu sendiri kan moto anak kecil bagaimana susahnya :v.
Boleh tidak seperti itu? Kalau kata saya sih boleh-boleh saja seh. Timeline punya dia kenapa kita yang ribut :D. Kalau mau cerdas ya bisa hide kan ^^. Nggak enak loh kalau diomongin dibelakang padahal kita temenan, kalau betina dan berani coba bilangi hati kehati biar gak upload banyak banget. Kalau nggak, yaaaaa hide itu paling aman. Untuk kita sendiri juga harus ada kontrol berlaku buat memperbaiki timeline portfolio sendiri ^^.
Tahu nggak, pas saya datang kesebuah acara ada anak seumuran yang dideketi Raffi. Saya sih ikut ngeliatin Raffi ngapain disebelahnya. Tiba-tiba tidak ada angin tidak ada hujan, neneknya anak itu bilang sama saya...
"Umur berapa?", tanyanya
"2 tahun 3 bulan bulan, bu!"
"Ohh sama kayak ini dia juga udah 2 tahun"
"Waaa iya seumuran ya, bu"
"Iya. Pinter sekarang dia. Bisa nyanyi bisa nari hapal abcd dan hitungan", jelas neneknya
"Iya umur segini emang gitu bu. Rata-rata sama", jawabku sambil tersenyum
Hellooooowwwwwww, are you okay? Mplisss deh :v. Padahal ya, anak yang dia bilang banyak ngomong, bisa bernyanyi dan hapal abcd angka itu dari awal sampai akhir acara nggak ada ngomongnya sama sekali. Malah mending Raffi, walau masih ada yang bahasa planetnya dia ngoceh macem-macem diacara. Stok sabar juga ya kalau nemuin kayak gini :").
Trus untuk yang ikutan lomba dan casting. Boleh tidak? Ya boleh saja sih ^^. Asal anaknya happy, kecuali emang mau bikin ibunya saja yang hepi beda lagi ceritanya hehehe. Satu lagi, pilih penyelenggara lomba yang dipercaya jangan yang kontes-kontes foto (yang siapapun bisa bikin tuh lomba) untuk ngejar hadiah piala. Dan saya selalu percaya rejeki itu datangnya macem-macem, ada yang dari proses ikutan lomba dll juga kan. Satu yang pasti anak kudu hepi ^^. Saya termasuk yang tidak mengikutkan lomba anak kecuali penyelenggara temen sendiri. Lah foto Raffi saja saya kasih kacamata disosial media, apalagi kudu pajang foto buat kontes.
Tipikal ibu yang everything tentang anak ini semuanya rata-rata ngalami, termasuk saya tinggal mengontrol saja cerita tentang anaknya agar tidak membuat orang lain terganggu. Walau kadang saya tidak merasa terganggu, daripada 'ngerasani' mending hide saja. Menggunakan sosial media kan juga harus pinter ^^. Satu lagi jangan pernah membandingkan anak kita dengan anak lainnya :). Just let it go and be your self *uoopo hubungane coba :v.
4. Tipe kebanyakan teori
Dijaman sekarang, banyak sekali ilmu parenting yang bisa diserap dibanyak media sosial. Tapi selain itu juga, banyak menjamur ibu-ibu yang berada dibarisan galau. Celah banget buat berbagai macam psikologis atau seminar parenting atau juga seminar tentang ilmu-ilmu dokter anak masuk jadinya. Coba saja lihat sekarang, banyak sekali seminar sejenis yang ngomongin A-Z tentang parenting, anak, bayi dan keluarga. Walau harganya mahal, banyak loh peminatnya (seperti saya hahahaha). Dibela-belain datang demi menyerap ilmu baru tentang parenting.
Belum lagi bertebaran diinternet postingan berbasis parenting. Yang pokoknya semua bisa diselesaikan dengan ilmu parentingnya. Saya sering juga baca kok kalau topiknya saya suka dan ngalami sendiri. Bukankah mencari ilmu itu penting? :)
Tapi tapi tapi, apa saya praktekkan ilmu-ilmu itu? Jujur 50% saya praktekkan sisanya mengikuti alur bagaimana kejadian selanjutnya. Seperti saat saya baca youtube tentang mengatasi tantrum disupermarket dari luar negeri gitu, ternyata saat saya praktekkan berhasil. Walau saya tidak melakukannya diluar rumah, malu euy :v. Cukup dirumah dan berhasil. Jadi mengikuti alur saja anak bagaimana.
Boleh nggak seperti itu? Menurut saya, semua ilmu parenting penting untuk dipelajari karena tanpa batas ilmunya. Seperti asi bagaimana melakukan perlekatan baik, seperti mengatasi anak GTM atau mngajari toilet training. Buka mata buka telinga, banyak ilmu yang bisa diserap.
Tapi, tidak semua ilmu parenting itu berhasil kalau saya bilang. Karena apa yang dialami ibu A kadang beda dengan ibu B. Seperti teori tepuk tangan dan lihat cicak mengajak nyanyi saat anak nangis, berhasil di ibu A tapi tidak berhasil diibu B. Dan masih banyak contoh teori parenting yang ada, tinggal kita adaptasikan dengan situasi kondisi yang kita alami ^^.
Saya sering sedih kalau saat diminta pendapat tentang anak saya gimana, orang yang saya tanya jawabnya "Nggak sih, anakku enak-enak saja seh.. Pas dibilangin nyapih ya udah nyapih aja" atau "ooh Raffi gitu ya, kalau anakku sih pas umur 3 bulan udah ngomong papa mama manjat-manjat kursi sampe koprol". Nah itu artinya hampir sama dengan membandingkan anak dia dengan anak kita kan. Please mom, dont do this! :"). Saya juga sudah menghindari hal-hal seperti itu :").
Dan yang saya senang dari ibu-ibu tipe seperti ini, ilmunya banyak walau prakteknya kadang beda. Intinya, teori emang penting untuk belajar dan masukan tapi selebihnya disesuaikan dengan kondisi kita sendiri ya ^^
5. Tipe ibu sempurna
Pagi hari masak sarapan buat anak, mengajari anak mengaji, menyetrika baju suami, memandikan suami*eh, bikin mainan buat anak, bisa me time sering-sering, sering liburan keluar negeri, menang banyak lomba, punya kerja dengan pangkat bagus, suami yang baik, belum lagi banyak teman dll. Duh hidupe sempurna banget ya tanpa cela :").
Belum lagi yang suka aplot bisnis online kosmetik penghasilan puluhan juta tiap bulan tapi masih bisa ngemong anak. Duh itu iriable banget deh. Entah bener entah tidak, yang pasti pusing tiap bulan kudu tutup poin sendiri *eh
Saya iri loh dengan orang seperti itu, serius! Enak yo uripe :"). Sampai saya nanya apa rahasianya hidup bahagia :D. Iseng plus kepo banget kan? Tapi sekali lagi, tiap orang pasti punya kehidupan masing-masing. Bukankah rumput tetangga lebih hijau?
Boleh nggak seperti itu? Ya boleh ajalah, kenapa tidak? Suka-suka kita aja. Yang baik tinggal dicontoh yang jelek ditinggalkan ^^. Sekali lagi rejeki kan dari mana-mana, bisa dipelajari yang emang diminati. Seneng loh kalau ngeliat orang lain sukses. Jadi ikut semangat, bukan? Bukan begitu teman-teman? Yang pasti, dapur rumah orang kita tidak tahu. Disyukuri saja ^^. Sesuatu yang berlebihan kan tidak baik *eh.
6. Tipe kontroversi
Ada yang nulis tentang tidak vaksin, langsung share dengan pendapat sendiri yang kejam. Ada yang nulis tentang asi dan sufor, langsung kasih pendapatnya juga. Saya jadi inget, kemarin baca tulisan siapa gitu lupa yang kalau tidak salah nulis tentang ibu bekerja vs ibu dirumah perlu me time. Kayak gini kayaknya nulisnya "kalau loe ibu bekerja, anak loe formula dan makan seadanya. Tamat riwayat loe minta me time". Sarkas yang ngena banget menurut saya dan kalau baca full tulisannya bagus kok ^^.
Masih inget pemilu kemarin? Elahdalah, timelineku penuh jeehhhhh kata-kata kasar dari mayoritas ibu-ibu yang saling dukung calonnya. Kirain abis terpilih pada damai, nggak dooong. Masih itu lanjut kontroversi kinerja pemerintah booo.
Jadi, setiap ada apa dia pasti share dengan pendapatnya sendiri. Dikit-dikit ada apa ikutan tren dengan penuh komentar, sarkas dan kadang makian. Ra uwes-uwes kayaknya. Tapi dia seperti itu juga punya target influencer sendiri loh sebenarnya ^^. Ada yang menikmati setiap pendapat dan komennya, ada yang tidak. Tinggal kita pilih yang mana :)
Boleh tidak seperti itu? Diera bebas berekspresi ini banyak sekali yang bisa ditulis. Tinggal pinter-pinternya saja mau bagaimana :). Hide aja aman ^^. Tapi tapi tapi, untuk sebuah share kita harus bisa menelaah kevalidannya dulu. Jangan asal sharing, salah-salah pendapatnya ditertawakan orang karena komenin sharing hoax. Pinter-pinter ya ^^.
7. Tipe yang bilang baik-baik saja
Sebenarnya bahaya loh ibu-ibu kayak gini. Apa-apa dia mau diakui menjadi ibu-ibu yang sempurna. Lah bilangnya gak papa, tapi update status macem-macem terus dan galau mengkhawatirkan. Atau ibu-ibu yang bilang gak usah dipikir, ternyata dia japri sana sini tanya dan cerita macem-macem.
Boleh nggak seperti ini? Boleh saja menurutku :) karena sifat ya. Ada orang yang memang tidak mau diketahui dalemannya, ada orang yang fine-fine saja ngasih tahu dalemannya. . Kalau saya pribadi sih kadang memang berkeluh kesah seh. Kalau ada orang yang bilang menulis menjual kesedihan, well semoga orang itu tidak mengalami situasinya. Apalagi saya diblog ini, banyak sekali menulis perjuangan sakit. Bukan untuk berkeluh kesah seh,cuma cerita pengalaman saja. Kalau gak mau baca ya sudah gak papa.. :D simpel toh!
Enakan juga jadi saya, kalau lagi seneng atau sedih keliatan banget tanpa harus pura-pura bilang baik-baik saja. Sekali lagi, timeline kan punya kamu tapi yang baca banyak. Dan itu juga jadi kontrol sosial buat saya biar lebih 'memilih apa yang harus keluar apa yang nggak". Tapi believe me, saat orang bilang dia baik-baik saja pasti dia kenapa-kenapa. Dan biasanya sih baperan walau nggak ngomong (untung aku ngomong kalau baper). So, tiati ya cyin :p
8. Tipe Baperan
Duh jadi ngerasa ini dan emang lagi musiiim banget yaaa hawa baper ini. Kalau runut semua 1-7 inj terakhir jadi baper sih ya xD. Apalagi saya yang orang introvet, walau saya ceriwis tapi sensitif. Hatiku lembut banget :")*pret. Jadi ada apa saja yang tidak sesuai hati masuk sampai dipikiran. Mending kalau nanya langsung, ini main nyingkirin orang aja atau japri sana sini buat cari dukungan. Apalagi abis itu sengaja manas-manasin :v. Untung saya suka nanya langsung keorang yang tak baperin :P.
Orang posting apa nulis apa, kerasa kehati. Orang lagi ngomongin apa, kita nangkepnya apa yang jadinya masuk keperasaan :"). Ketemu orang, trus jadi baper sedih karena gak ditegur. Padahal emang gak liat :v. Dan baper ini meningkat skala gede saat dunia internet menjalar. Betul tidak?
Boleh gak seperti ini? Boleh seh. Namanya perasaan orang kita gak bisa ngendalikan dan nentuin. Kalau misalnya tersinggung, lebih baik tanya jangan diem saja. Kalau tidak suka sih lebih baik ngobrol. Jangan jadi ibu-ibu baperan yang pengecut. Berani baper dan sensi berarti berani nanya biar gak pikiran kayak saya *loh. Saya baper kalau ada yang bilang, " Raffi kurusan ya" atau ada yang lagi liatin bekas alergi Raffi dengan mata heran :"(. Berasa kehati *hikz
Pernah ngalamin dan ngerasain juga, saya sih sering. Tapi ya gak papa, berarti saya masih normal :)))))). Kalau orang bilang, bila dia sudah tidak berbicara denganmu berarti dibelakangmu dia membicarakanmu. Makanya lebih baik tanya atau keluarin perasaan. Terganggu banget? You can hide or unfriend :"). Simpel :).
Nah itu 8 tipe ibu-ibu menurut saya :)). Sebenarnya postingan ini mau saya tulis pas hari ibu 22 Desember 2015. Tapi karena saya lagi ikutan kursus gratis IndonesiaX, jadi kepending.
Tulisan ini bukan sarkasme seperti tulisan lain sejenis, walau ada selipan-selipan sedikit seh :D. Intinya disini, saya mau mengajak semua ibu-ibu dengan tipe apapun untuk saling mendukung satu sama lain. Udahlah jangan dikomenin pola asuh anaknya gimana, parentingnya anaknya gimana, asi vs sufor, ibu bekerja vs ibu rumah tangga, ibu sehat vs ibu penyakitan *eh, ibu yang pake mpasi blw dan who, ibu yang nyekolain anak ya duluan, ibu yang kerja di mlm, ibu yang homescholling, ibu yang suka bikin diy :p, ibu yang ini ibu yang itu dan lain sebagainya.
Karena kita sama-sama merasakan menjadi seorang ibu. Suka, duka, galau, bete, kesel menjalani aktifitas menjadi seorang ibu itu dinikmati dan disyukuri. Saya ingin mengajak semua ibu-ibu yang baca tulisan ini untuk saling menghormati apapun keputusan ibu lainnya. Duh, udah nggak jaman gak setuju dipostingan orang dan nyindir bla bla bla apalagi sengaja bikin viral dibaca plus cring-cring uit masuk kantong*eh. Kalau sekiranya postingan ibu lain kurang menyenangkan, gunakan saja tombol hide, unfollow atau unfriend.
Bertemanlah dengan baik dan saling menghormati satu sama lain. Belajarlah yang baik-baiknya dan kurangi yang negatif agar selalu dipikiran positif. Karena ini juga salah satu cara agar kita bisa berdamai dengan diri sendiri melihat rumput tetangga dan ibu lainnya. Jalani, syukuri, ikhlas menjadi ibu insyaallah nikmat dunia akhirat. Semoga kita menjadi ibu-ibu yang selalu bisa menjalani hal baik disetiap jalan menuntun anak kita.
Tulisan ini juga pembelajaran buat saya pribadi agar lebih baik kedepannya ^^. Bukankah memahami diri sendiri itu baik? ^^. Walau telat, saya tetap mau ngucapin selamat hari ibu. Yuk saling menghormati antara ibu ^^.Semoga kita menjadi ibu yang baik untuk anak dan keluarga kita :). Aamiin.
Itu 8 tipe ibu-ibu yang saya temui. Ada yang mau nambahin atau mau sharing tentang pengalaman sendiri? Boleh, silahkan saja ^^. Yang pasti bacanya jangan ngotot dan baper yabuibu, karena saya sendiri mengalaminya :). Santai saja ^^. Yuk saling dukung antar sesama ibu, karena kita seorang ibu ^^. Dan pilihlah menjadi ibu yang bahagia :*. Happy mom happy kid happy family :).
Hehehe saya Ibu Ibu 1-8 ada pada diri saya sediki.Nah lho ...
BalasHapusIyesss...makanya saya juga ngalami semua ini juga ^^. Namanya juga ibu2 *eh
BalasHapusLebih baik mengakui daripada dibikin tulisan sarkasme ^^
Seorang ibu bisa termasuk 1 atau beberapa tipe kan Bu
BalasHapusTerima kasih artikelnya yang memberi saya pengetahuan tentang berbagai tipe ibu
Salam hangat dari Jombang
Aku tipe ibu yang baperan kayaknya. Dikit2 baper kalau ada orang bilang anakku kurus LOL. Padahal anakku berat badannya normal gak gemuk bgt gak kurus bgt. Tapi ya gitu anaknya dia gendut banget sampai OB kalau dibandingin sm anakku ya iya anakku kelihatan kurus. Tapi seenggaknya anakku sehat dan beratnya normal.
BalasHapusSku type yang mana ya? Aku agak baperankayaknya..hehe
BalasHapusdari delapan tipe ibu yang ada, tak ada satu tipe ibu pun yang termasuk tipe diriku :-D
BalasHapuskeep happy blogging always..salam dari Makassar-Banjarbaru :-)
Memandikan suami, hahah, aku ibu yg cinta damai tapi suka baca-bacain komemtar ibu-ibu yg lg berantem aja deh,, :p
BalasHapusaku setengah2,kdg yg ini kdg yg itu.. emang jd ibu sempurna mah susaj bangettt
BalasHapusIyaaaa bingung nentuin tipe manaaa.. hehehehe.. coz ada beberapa pernah nyangkut nih... Intinya semoga kita menjadi ibu bahagiaaaaa..hehehehe
BalasHapusSesama ibu memang kita harus menghormati satu sama lain, intinya semua ibu pasti akan memberikan yg terbaik utk anak..
BalasHapusWah, saya belum bisa masuk semuanya, soalnya tertunda jadi ibu. Doain thn ini bisa hamil lagi yaa, mak ^^
BalasHapusBener kata mak echa, klo males baca timeline org, baiknya langsung hide atau unfriend aja. Saya agak capek baca orang ngomel2 ngomentarin timeline orang. Biasanya klo orgnya keseringan begitu, saya hide aja. Hhihi. Males banget perang antar ibu. Kadang perihal bubur diaduk atau tidak juga jadi masalah. Belum yg operasi atau tidak, sufor atau asi, kerja di kantor atau di rumah, dll. Heran saya. Itu yg sesama ibu2, apalagi sama yg statusnya blm jadi ibu macam saya, mak. Banyak yg lebih kejam lagi komennya. :D *ini kenapa curcol, hhihi..
Walau telat juga, selamat hari ibu juga ya, mak echa... peluk hangat dari Pontianak :*
Semoga disegerakan ya mak :*
HapusNanti aku baca lagi dengan detail pas lagi senggang ya Mbak... lumayan panjang soalnya, tapi menarik untuk dibaca..
BalasHapusSetuju buat bagian yang bilang ambisi ibu-ibu kadang mengerikan. Hahaha.. Sebagai ibu yang adalah 5 tahun di dunia casting dan lomba (sekarang saya admin page info lomba anak aja -- udah jarang ikutan), emang kadang bikin kita-kita overwhelmed. Hahaha.
BalasHapusBaca yang tipe kontroversi, langsung inget juga pas pemilu kemaren. Buka timeline fb sm twitter gak enak banget. Hayoh wae ada yg saling menyudutkan. Akhirnya puasa buka fb sm twitter daripada mutung karena hawanya gak enak. Untung di path masih pada adem ayem aja.
BalasHapusKalo masuk tipe yang mana. 1-8 ada semua secuil-secuil. Eh.. Tapi gak masuk yg ibu sempurna deng.. Saya mah berantakan banget.
Ibu baper nich saya banget, udah baperan sering dibully pula karna anak susah makan, kurus, jalan lambat dll. ujung2nya nangis dipojokan, mau curhat malu karna bagi orang itu masalah sepele :)
BalasHapusSaya mah ibu-ibu pragmatis, gak pedulian. Tapi kalo lagi mens, ya baperan jadinya, Mba Echa. Wkwkwkwk :D
BalasHapusHihihi..saya masuk yang mana ya :D Nomor 1-8 ada aja sih yang masuk, eh tapi yang nomor 1 gak ding. Kemarin pas lagi hamil kalem-kalem aja. Makanya banyak yang kaget pas udah lahiran. Soalnya yg tahu lagi hamil yaa teman-teman yg udah ketemu langsung :D
BalasHapusMau jd tipe yg manapun atau kombinasi smua sah2 aja lah.hidup2 mereka ini suka2 mereka kan hehhee...aku paling males nanggepin moms war. Apapun keputusan para ibi mereka lah yg lebih tau.kita ga pwrlu menghakimi begitu jg mwreka ga blh menghakimi aku.
BalasHapusdan mak cha jg ga boleh protwa kalo aku gabungan se semua tipe diatas hahhaha....
wahahaha.. aku masuk yg mana yaaaa???
BalasHapusMasih kurang mak. Tipe ibu yang suka ngeluh. Dulu aku begitu hehe..
BalasHapusAku belum jadi ibu nih cha, tapi tulisan ini untuk pembelajaran dan koreksi diri ku juga mdh2an kedepannya menjadi lebih baik terutama kata2 echa diatas berteman dgn baik dan saling menghormati, tulisannya keren :-)
BalasHapusHuaaaa, saya juga baperan itu Mbak klo ada yg blg Faraz sekarang kurusan..huuft, gak tau aja tu orang drama saya ama Faraz soal bujukin makan.:(
BalasHapusaku lbh ke baperan deh kayaknya mak cha, tp thn ini mdh2an si baper gk terllau sering dateng ke hati aku *aseg
BalasHapusBingung deh masuk kategori ibu yang mana. :D
BalasHapusSemuanya perna ngalamin mak..hahha..apalagi oaling setuju point "tetep eksis anywhere anytime"
BalasHapusSeornag ibu emang hrs seimbang..kereeen mak chaa
masuk yang mana ya diriku?penginnya jadi yang bahagia, selalu bersyukur atas apa yang kutrima. Makasih mbak echa sharingnya. Joos.
BalasHapusKalau saya type ibu yang kesembilan mbak Cha, minderan dan tidak percaya diri hehe, tapi baik hati lho *kayaknya sih :)
BalasHapusSebenarnya sih semua type dari 1 sampai 8 ada semua, hanya saja kesampaian atau tidak, dikeluarkan atau disembunyikan. Berhubung saya pemalu ya sudah simpan saja dalam hati :) *cieh pemalu
Beberapa tipe pernah dijalani, dan ada masanya menurut saya.
BalasHapusSalam kenal mbak
Saya ibu gak jelas tapi yg jelas saya seorang ibu, nah loh... ibu gak jelas krn delapan2 nya ada jg di saya (tp yg kontroversi persentasenya kecil deh, kecuali klo ngomongin duit, kontroversi hati banget tuh wkwk). Tp saya setuju bgt soal jangan suka membenturkan macam2 tipe ibu. Sedikit2 versus, sedikit2 versus. Dulu sih saya kadang masih suka juga kebawa emosi men-judge ini-itu, maklum ilmu masih seuprit. Tapi setelah menjalani sendiri, banyak pengalaman hidup, membuat saya lebih bijak...eh bukan ding, minimal lebih berhati2 lah menilai org lain. Dan tiap ibu harus saling dukung, itu bener banget. Thx mba sdh ngingetin.
BalasHapusSaya, ibu yang tak sempurna, tapi pengennya mjd ibu yang baik buat anak-anak. Gmn dong? Salam kenal mbak.
BalasHapussemua tipe kaya nya masuk deh mak hhihihi
BalasHapusIbuk saya selalu berpesan tak perlu pamer anakmu bisa ini dan itu biar orang lihat sendiri. Itu selalu tak ingat mbak walau walau walau sering bgt lupa.xixixxi.
BalasHapusantara 178...huaaaa...saya mah ibu teu pararuguh..kadang baper, kadang pengen nerjain ini itu, kadng nyeritain ini itu. gmn atuh y?
BalasHapusaku yang mana ya? aku suka baper juga hahahah, like this artikelnya kereen hihihi
BalasHapusakuuh tipe ibu2 ke 8 nya nempel maak hahhaaa
BalasHapustetep yang penting ibu2 yg selalu pengen berjiwa muda eeaaa
aku tipe emak nyumput aja. males gaul krna ga tahan hosip hihihi
BalasHapusaku tipe 2, walo gak sering hengot sih, minimal hengot di toko terdekat sama ibu2 tetangga hahaha
BalasHapusAku tipe semuanya maaak :D wkwkwkwk
BalasHapusGa ada tipe ibu yang nyante aje yak...hihi...
BalasHapusAku tipe campur aduk...gimana moody hahaha...
BalasHapusbelum tahu nih ntar jadi ibu-ibu macam apaa..
BalasHapusTipeku ga ada mba :D Tipe ibu cuek, dan ga bgitu suka bicarain ttg anak. :D Tp di antara tipe2 di atas aku paling srg ketemu yang slalu tiap saat pajang foto anak dan cerita semuanya ttg anak di medsosnya :) aku ampe kuatir sndiri apa g bahaya semua informasi si anak diumbar gt. Tpi ya sudlah ya... Kalo emg dia yakin ama keamanan anaknya,dibiarin aja
BalasHapusAku tipe ibu yang belum pernah mandiin suami. :))))
BalasHapusIstri saya harus baca nih mbak...baru belajar jadi ibu2 rempong yang meeting tiap pagi pas beli sayur...awal2 bingung...karena karakteristik orang kan beda2 ya...mungkin dengan baca artikel ini...pikiran jadi lebih sedikit terbuka..dan memaklumi...hhehe, terima kasih artikelnya mbak
BalasHapusIya mas gak papa...memang begitu semua ibu-ibu ^^
HapusAku sih belum jadi Ibu ya Mbak, tapi lantaran tinggal ama sepupu yang punya anak umur 7 bulan, kayaknya dia tipe kebanyakan teori deh. Soalnya semua yang dibaca dari internet dicobain ke si anak. Terus kalau mau kasih sesuatu ke si anak, harus kroscek panjang lebar dulu.
BalasHapusSebenarnya gpp kritis seperti itu, cuma ya itu kudu ngikuti alur situasi yang dihadapi aja ^^
Hapusbingung saya masuk tipe ibu yang mana..
BalasHapustapi setelah saya baca ulang tulisan Mbak Echa, maka saya putuskan bahwa saya adalah tipe ibu yang baperan *LOL*
Hihi baru baca full...ternyata oh ternyata 1-8 saya pernah melakukannya #ehh haha.
BalasHapusKerennnnnn tulisanya .
wedeeewwww memang men..... kalo ketemu buibu ajaib seperti ituuuu
BalasHapusAku tipe yang mana ya, Cha? Gak ada yang spesifik kayaknya. Ga jelas banget ya aku ini.
BalasHapushmmm, ibu-ibu yg bilang baik-baik aja deh, hehe.. makin tua gak boleh rungsing jadi selalu merasa baik-baik saja :D
BalasHapushmmm, ibu-ibu yg bilang baik-baik aja deh, hehe.. makin tua gak boleh rungsing jadi selalu merasa baik-baik saja :D
BalasHapusBacanya sambil nyarie kaca trus ngaca sendiri plus ngakak, aku ada di 1-8 kayanya^^
BalasHapusaku ngga tau tipe yang mana chaaa...campur deh..ada syndromenya, ada eksisnya, ada bapernya juga..hehehehe. Yang pasti aku sih prinsipnya yang penting happy ajaaa deh :)
BalasHapusKalo tipe bapak-bapak sih gimana? :3
BalasHapusNgenNgook.... ga cuma satu tipe nih... ibu apaan dong? wkwkwkwk
BalasHapusAku ada beberapa tipe nih mbaaak, tapi kalo baper sih enggak. Sejak kecil udah diajari jangan suka main hati. Dulu blm ada baper yak, Hehehe. Eh kalo dikatai anaknya kok kurus, trus besoknya ke dokter spesialis anak minta vitamin. Sama aja baper ya ;)
BalasHapusaga-agak ke nomor 1 juga sih apalag ke anak ya
BalasHapuswaduh, saya belom jadi buibu nih, tapi klo nanti jadi buibu pengennya jadi tipe buibu woles alias nyantai aja kali ya..tapi belum dimasukin dlm list nih mba
BalasHapusEhm...tipe yang mana ya, soalnya kerja jd anak lebih banyak sama neneknya (termasuk soal masakan hehehehe) tapi berusaha dampingi belajar setiap malam meskipun cm 1 jam, lumayan lah meskipun capek & ngantuk.
BalasHapusSelamat berkarya & sukses selalu dimanapun kita berada :)
Nanti bikin juga mbak, macam-macam tipe bapak. Hehehe :D
BalasHapusTipe yang anak adalah segalanya ada tuh di kontak bbmku.
BalasHapus"Inces mau bobo dulu ya, nyalain Acnya dulu, tarik selimut"
"Yaah, baru bobo bentar kok Inces udah bangun,kenapa Nak?
"Alhamdulillah setelah nyusu Inces bobo cantik lagi, nite all"
Kayaknya kalau disambungin ntu status tiap hari bisa jadi cerpen deh. Muahahaha...
aku tipe dikit-dikit diantara itu semua, karena masih sadar banget aku belum menjadi ibu yang sempurna.
BalasHapusini sih mirip2 istri saya =D kayanya rata2 emak2 gitu ya..
BalasHapusuntung saya laki-laki
BalasHapus