Beberapa hari ini timeline sosial media saya rame sekali yang membahas beras. Di headline tertulis "Pengusaha beras menjual beras oplosan harga premium". Namanya juga emak-emak, macem-macem ceritanya. Mulai dari yang biasa pakai sampai yang cerita biasa beli yang eceran perkilonya. Mulai dari yang membela sampai yang memaki, lengkap!
Saya dibagian mana? Saya tadinya dibagian yang cuma mengamati sampai geregetan dan nulis postingan ini. Apalagi saya tipe orang yang kalau belum makan nasi itu artinya belum makan sesungguhnya #tsahhh.
Beras itu saya jadikan mpasi bubur untuk sehari-hari Raffa dan dijadikan nasi untuk makan sehari-hari keluarga. Apalagi nasi panas plus tempe goreng dan sambal (atau kecap), ampyunnn bisa nambah berkali-kali. Iya, beras jadi konsumsi keluarga kami. Saya tinggal masukkan beras ke magic com dan lauknya tinggal nunggu dari kateringan.
MPASI dengan bubur beras
Beras jadi nasi buat makan sehari-hari
Tapi walau begitu, saya tetap hati-hati saat memilih beras. Jangan sampai amit-amit, beras yang saya konsumsi itu ternyata tidak bagus atau bahaya bagi keluarga. Untuk itu saya biasa beli beras premium di supermarket sekalian beli belanja bulanan.
Kalau di supermarket, kita bakal melihat banyak sekali beras dengan bermacam-macam merek dan harga. Mulai dari 68 ribu sampai ratusan ribu sesuai kantong tersedia disana. Tinggal disesuaikan dengan budget belanja saja ^^.
Saya biasa beli beras Maknyuss. Karena dibandingkan merek lain, beras ini adalah yang paling murah sesuai budget bulanan saya. Apalagi sering ada promo beras Maknyuss cuma 60 ribu untuk 5 kg. Kalau dihitung-hitung sekitar 12-15rb per kilo gram beras-nya.
Makanya, sempat kaget dengan pemberitaan beras Maknyus. Secara selain masih termurah dipasaran beras premium, kualitasnya juga sangat baik. Tadinya saya pikir digerebek polisi karena menjual beras oplosan. Ealah ternyata digerebek karena dituduh menjual beras lebih mahal dari yang harga standar yang sudah diterapkan pemerintah. Wah, jadi penasaran, beras lain yang kualitasnya sama kayak beras maknyuss emang harganya berapaan sih per kilonyaaa???. Padahal sebenarnya, PT IBU sudah menjalankan
bisnis sesuai hukum yang ada *Puk-puk PT IBU.
Saya sendiri sebagai konsumen Maknyuss percaya kalau berasnya berkualitas premium ^^. Untuk itu saya gunakan 3 cara saat memilih beras yang pastinya sudah digunakan oleh nenek moyang kita turun temurun.
1. Lihat tampilan beras, mulai dari bentuk sampai warna
Beras
yang bening sedikit kekuningan menunjukkan beras yang sehat. Kalau
beras terlalu putih berarti terlalu banyak kandungan zat pemutihnya.
Untuk kutu, kalau ada menandakan kalau berasnya tidak ada zat-zat
berbahaya, cuma ya jangan banyak-banyak :D. Geli juga kan hiii.
Kalau beli beras Maknyuss, berasnya tidak terlalu putih tapi masih ada warna kuningnya. Karena pakai kemasan plastik, jadi jarang ada kutu dan batu. Lah iya, masak beras premium ada ginian sih :v. Gak mungkinlah ya...
2. Cium aroma beras
Tidak apek dan tidak terlalu wangi. Kalau boleh zuzur, beras Maknyus memenuhi syarat ini, dia tidak apek dan tidak wangi ^^.
3. Pegang dan remas tekstur beras
Kalau lengket berarti banyak zat pelicinnya. Kalau mudah patah berarti berasnya sudah tidak baik dikonsumsi. Selama saya mengkonsumsi, beras Maknyuss tidak patah-patah dan hasil nasi yang dibuat itu mengembang sempurna. Laff pake banget.
Gampang kan sebenarnya memilih beras berkualitas itu. Tapi saya mau sedikit berkomentar tentang isu yang sekarang lagi hangat ya? Boleh kan? Sambil curhat dan sedikit seriuslah..
Kita mulai dari isu beras oplosan
Sebagai
ibu rumah tangga, saya sendiri biasa beli yang beras premium. Jadi
kalau dibilang beras Maknyuss itu beras subsidi oplosan kok ya
kebangetan ya. Sudah pernah beli dan nyobain beras subsidi belum? Saya sudah pernah nyobain loh. Bulir
berasnya pasti tidak putih, tidak besar ukurannya dan biasanya cepat
basi dalam magic com. Bandingin dong dengan beras yang ada diberas
Maknyuss. Beda jauh lohhhh, ibaratnya merem saja bisa :v masak yang
melek gak bisa bedain?.
Ibu Khofifah, sebagai ibu andalan gue kalau kata akun thenewbikingregetan sudah menegaskan beras yang dijual oleh PT IBU ini adalah beras premium bukan beras rastra yang biasa untuk warga kurang mampu.
Baca pernyataan ibu Khofifah di
http://news.metrotvnews.com/news/4KZEoLWk-mensos-pastikan-beras-pt-ibu-bukan-rastra
Statement Kapolri Jendral Tito Karnavian yang menyatakan beras yang dijual PT IBU adalah beras subsidi yang dikemas premium sehingga bisa dijual murah sepertinya perlu ditelaah lagi. Lah dari BULOG saja yang berkutat dengan beras bilang ini bukan beras raskin, kenapa jadi dibilang raskin ya. Padahal bentuk dan warnanya saja beda antara beras Maknyuss dan raskin.
PT IBU sendiri membeli gabah dari petani dan beras dari unit
penggilingan beras (RMU) kecil dan menengah. Lalu kemudian memproduksinya dalam kemasan label premium sesuai dengan SNI yang berlaku. Catet ya, ngasih label SNI sebagai beras premium itu tidak mudah dan perlu proses panjang untuk naruh dikantong beras gitu loh. Kalau dibilang menimbun beras, PT IBU rata-rata 4000 ton per bulan seperti perusahaan beras normal lainnya. PT IBU juga mencantumkan informasi nilai gizi berdasarkan hasil
analisis kandungan dari laboratorium terakreditasi.
Jadi apanya yang salah ya :v.
Klarifikasi PT IBU
http://news.metrotvnews.com/hukum/0KvGvQwN-5-bantahan-pt-ibu-atas-tuduhan-kecurangan-penjualan-beras
Lagian ya, raskin dulu juga kenapa harus impor kalau di Indonesia ada. Kan masih banyak petani yang membutuhkan #justssaying. Masak gara-gara gini juga impor :v. Jangan dong ah, bisa-bisa melebar ke pupuk, ke air mineral, dll. Hehehe kali saja, sekarang kan apa saja bisa terjadi.
Sumber foto : detik.com
Sebelum lanjut, baca dulu postingan pak Faisal Basri ini dulu yuk biar adem :). Baca disini ya:
https://faisalbasri.com/2017/07/22/urusan-beras-jangan-ditambah-ruwet/amp/
Isu bisa mempengaruhi fluktuasi harga beras
FYI, tanggal 12 Juni 2017 Bank Indonesia meresmikan Pusat Informasi Harga Pangan Strategi (PIHPS) Nasional.
Dimana kita bisa tahu segala informasi harga harian komoditas pangan
strategis di 164 pasar tradisional di 82 kota di seluruh Indonesia.
Ini sesuai dengan PP No. 71/2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Harga
Kebutuhan Pokok dan Barang Penting tanggal 15 Juni 2015.
Kesemua ini tujuannya agar persediaan dan harga 19 jenis produk dari mulai cabe,
beras hingga semen tetap terkendali.
Kalau menurut ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), mahalnya harga beras di
Indonesia disebabkan hanya segelintir pelaku usaha yang menguasai
pusat-pusat distribusi atau rantai pasok (Kompas, 22 Juli 2017, hal. 1
dan 15). Dan PT IBU memanipulasi harga yang bisa mempengaruhi harga beras nasional.
Faktanya, pangsa pasar merk beras yang dijual PT IBU hanya punya
pangsa pasar 1% dari pasar beras nasional. Jadi, volume beras dari PT
IBU ini tidak berdampak besar pada fluktuasi harga beras nasional. Catet
ya!
PT IBU menjual produk beras dalam kemasan berlabel dengan harga jual
yang wajar kepada distributor. Harga jual itu sudah memperhitungkan
harga pokok produksi, biaya produksi, biaya operasional (pengiriman,
penjualan, pemasaran, dan sebagainya), dan keuntungan yang wajar. HET yang dibeli oleh KONSUMEN adalah DITENTUKAN oleh OUTLET (PASAR MODERN atau PASAR TRADISIONAL) dimana konsumen membeli.
Tulisan saya diatas bisa disederhanakan dengan infografis ini. Duh ini punya siapa ya infografisnya, ijin share yaaa. Mari kita sendiri sama-sama belajar #memahamiberas jadi tahu #logikaberas kayak gimana.
Bagaimana? Sudah bisa dipahami apa belum tentang cara memilih beras berkualitas ini? Cukup 3 hal saja yang perlu kita lakukan kok. Karena bagaimanapun, apapun yang jadi asupan makanan untuk keluarga tetap harus tetap diperhatikan.
Pesan saya cuma satu jangan sampai kita jadi tidak bijak melihat berita
yang ada. Apalagi yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak.
Berkat 3 hal ini, saya tetap yakin memilih beras Maknyuss sebagai beras untuk keluarga :). Kamu bagaimana? Monggo loh kalau ingin berpendapat :*.
Kalo warna beras terlalu wangi malah bisa-bisa pakai pewangi ya.
BalasHapusBtw aku baru tau cara memilih beras point 3, yang beras diremas itu, bisa dicoba nih caranya.
aku tidak mengikuti ini berita, tapi emang viral banget di timeline fb...
BalasHapusuntungnya aku beras gak beli, soalnya kan kita bertani tiap tahun panen jadi gak heboh ikutan misuh misuh hihihi...
Aku juga pelanggan maknyuss.. 😊😊
BalasHapusAku lebih suka yang organik sekarang.. lebih sehat dan terjamin. Thanks yaaa tipsnya chaa
BalasHapusAku belum pernah pake maknyus. Soal berita beras yang rame aku diem aja, nggak tahu sebenarnya. Tapi kalo emang ada yang salah dengan pemberitaan yang beredar, semoga segera jelas ya. Nice sharing Mba'. :)
BalasHapusPenasaran ih ama berita ini.. Yg awalnya aku ga ngikutin krn slma ini mulai makan beras merah, jd pgn beli jg maknyuss utk mastiin beneran jelek ato ga sih kualitasnya :D
BalasHapusaku beberapa kali beli maknyus,hasilnya pulen. Sempat kaget juga pas berita awal2 muncul.
BalasHapusHmm kadang politik lbh kjam dr segalanya mba,, Miris bngt kita ngeliat itu, berasnya yg nyata membela petani justru d bombardir agr tdk brkmbang hanya krn prsaingan mbela yg brkuasa, sy ykin rakyat lbh cerdas dn bs memilah
BalasHapusDuh itu alasannya ngga banget x( makasih ulasannya mba, jadi paham sebenarnya kenapa Maknyuss dilarang
BalasHapusbelum pernah nyoba beras maknyuss ini secara biasa beli beras lokal aja. makasih tipsnya, mbak echa
BalasHapusAku dulu beli beras ini, hasilnya pulen dan emang bagus, beda banget lah beras subsidi kayak gimana. emak2 yg biasa masak dan beli beras sendiri pasti tau. Jahat bangeet yang bikin isu :((
BalasHapusMakasih mba, menjawab semua keraguan infonya :D
BalasHapusaku jadi laper baca ini hhaa
BalasHapusIni mah beras pilihanku dulu, biarpun sekarang aku konsumsi beras merah, beras ini tetap jadi pilihan buat keluarga. Nasinya enak.
BalasHapusUntuk tips nomor 2 dan 3 agak susah, karena beras yang biasa aku pilih sudah dalam kemasan.
BalasHapusAku cuma mengandalkan tips nomor 1 dan juga referensi teman.
Biasanya kalau sudah dengan 1 varian, jatuh hati, bisa dipastikan aku akan enggan pindah ke lain hati malah menjadikannya referensi. Eeeeaaa...
aku setuju sama mba echa.. aku pun langganan maknyuuss, apalgi selalu ada promo di SPM :D
BalasHapustapi emang bener kualitas maknyuss itu beda sama beras subsidi..klo maknyuss pulen, ngga cepet basi dan menguning walau didiamkan lama di magic com.
Aku doyan banget maknyusss ... Ga pake Lauk aja enak hehehe
BalasHapus