Perlukah Gadget untuk Anak? Siapa disini yang sehari-hari tidak
pernah bisa lepas dari gadget? Well, sebagai pecinta internet dan
teknologi gadget ini tidak bisa saya pisahkan dari kegiatan sehari-hari.
Efeknya, anak saya juga kepengenan juga sama yang namanya gadget. Ada
yang merasa melakukan hal yang sama? Yuk, lanjut bacanya...
Paling
tidak di gadget itu pasti ada aplikasi buat anak dan video lagu-lagu
anak untuk dimainkan bersama anak. Tapi walau saya pecinta gadget,
anak-anak hanya saya kasih gadget di waktu tertentu yaitu weekend saja. Meski sudah dibatasi, tetap saja hal 'rebutan dan gak berhenti' masalah handphone ini terus terjadi.
Tanggal 22 November 2017 bertempat di Giant CBD Bintaro Sektor 7, saya berkesempatan datang ke talkshow bertema Gadget 101 For Kids. Ternyata ini adalah salah satu program CSR Hero Peduli dari Hero Group dalam memperingati Hari Anak Internasional 2017. Selain talkshow parenting juga diadakan Giant Faunatic, lomba menggambar untuk anak sekolah. Total ada 313 peserta dari 48 sekolah di Jabodetabek.
Bagaimanapun, sebagai orang tua kita harus selalu cermat mengawasi penggunaan gadget pada anak di era digital ini. Sebisa mungkin gadget dapat berperan positif dalam tumbuh kembang anak, bukan malah sebaliknya. Dengan talk show ini, diharapkan orang tua dapat inputan positif bagaimana penggunaan gadget yang baik untuk anak. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Tony Mampuk selaku GM Corporate Affair Giant.
Talkshow ini menghadirkan Elizabeth G Santosa atau biasa dikenal dengan Lizzie Santosa, psikolog penulis Raising Children in Digital Era yang menjabar sebagai Komisioner Komnas Perlindungan Anak Indonesia.
Saya selalu percaya anak itu adalah milik jamannya tidak bisa dibanding-bandingkan. Kalau kita sebagai orang tua sering menyebut kata, "Dulu waktu kecil, mama papa kakek nenek bla bla bla" pasti tidak sama dengan kondisi anak-anak sekarang para generasi millineal yang haus akan sentuhan digital.
Sebenarnya, perlu tidak sih gadget untuk anak itu?
Lizzie mengatakan bahwa banyak sekali orang tua yang mengambil kepraktisan mendidik anak dengan menggunakan gadget termasuk handphone. Biar anak tidak nangis, diajak foto-foto selfie, diputar video lagu anak atau bahkan diberi permainan yang sekiranya anak bisa berhenti menangis dan kita bisa kembali 'waras' kalau kata ibuk-ibuk jaman now melakukan aktifitasnya.
Benar atau salah? Tidak ada yang benar atau salah, karena setiap keluarga punya gaya parenting sendiri menurut saya. Tapi Lizzie menegaskan perlunya pengawasan dalam penggunaan gadgetnyalah yang perlu dilakukan. Ini termasuk mulai dari apa saja yang bisa anak mainkan sampai batas waktu penggunaan gadgetnya. Jadi yang salah itu kalau misalnya orang tua tidak mengawasi anak bermain gadget.
Ada beberapa poin yang bisa saya tulis hasil diskusi talkshow kemarin. Beberapa memang sudah saya jalankan, tinggal konsisten saja sebenarnya. Dan ini hal penting yang perlu kita perhatikan saat memutuskan memberi gadget pada anak :
1. Perlunya pengawasan saat anak memegang gadget.
Cek aplikasi apa saja yang anak mainkan dan selalu dampingi. Buatlah akun anak sesuai umurnya untuk sosial media yang rata-rata 14 tahun. Kemarin cuma lupa mau tanya tentang fenomena akun anak yang di pegang orang tua. Kan banyak ya, mungkin next kalau ada kesempatan lagi tanya :D.
2. Pembatasan waktu bermain itu penting, agar anak tetap bergerak dengan melakukan hal lain bersama
Ini yang di awal tulisan saya ceritakan dan kebetulan saya tanyakan saat waktu diskusi. Walau saya memberi gadget saat weekend berlangsung, kadang saat saya minta Raffi matikan handphonenya dia tidak mau. Raffi memang tidak full main gadget seharian saat weekend, tapi mengambil kembali handphonenya baik-baik itu kadang perlu sedikit drama ngotot antara saya dan Raffi :v.
Solusinya Lizzie adalah dengan saya mengajak Raffi melakukan kegiatan lain bersama tanpa ada gadget. Jadi Raffi bisa melupakan gadget yang dia pegang.
Jujur, rada JLEB juga sih saat dia bilang blog parenting tapi kenapa saat weekend ngasih handphone seharian (dan jujur juga masih jadi kepikiran sampai saya nulis postingan ini). Padahal yang saya butuhkan itu inputan untuk ngajarin Raffi tidak berontak saat gadget diambil lagi karena weekend berakhir. Secara Raffi juga lebih sering naik turun perosotan atau mainan lego atau mewarnai gambar dibanding pegang gadget. Well, mungkin karena waktu diskusi yang kurang dan saya belum puas jawabannya, melakukan kegiatan lain adalah jawaban dari mb Lizzie untuk advice masalah yang saya hadapi (Yang sebenarnya saya juga sudah nerapin ini hehehe :v :v).
3. Stop memberi anak gadget saat waktu makan
Saya hampir tidak pernah ngasih gadget pada anak saat makan. Tapi berbeda dengan papih, kadang untuk 'meringankan' lebih mudah makan Papih bolehin Raffi main handphone. Yaa ga sering juga, coba aja dah berapa kali dalam seminggu dia nyuapin Raffi, Selebihnya kan saya yang pegang anak-anak. Berarti bapaknya juga perlu dikomunikasiin tentang gak main gadget saat makan yaaaa.
4. Konsisten dengan support system yang baik
Seperti poin 3, kalau antara suami istri beda penerapannya ya susah juga. Karena bagaimanapun dukungan berbagai pihak tetap sangat diperlukan. Dan jangan malas teguhkan hati saat anak marah diambil gadgetnya (seperti Raffi).
Gadget oh gadget. Dimana-mana namanya teknologi pasti dua sisi ya positif dan negatif, salah satunya gadget. Yang pasti, kemudahan itu harus didukung dengan pengawasan dan arahan dari orang tua.
Acara kemudian dilanjut dengan pengumuman Giant Faunatic Drawing Competition yang lombanya sudah dilakukan 23 Oktober-2 November 2017. Giant mengangkat tema hewan karena anak-anak pasti suka dengan binatang. Dan itu akan membuat mereka makin berkreatifias dengan imajinasi dituangkan dalam gambar. Tidak tanggung-tanggung 10 gambar terbaik mendapatkan hadiah total 30 juta rupiah lohhhh. Dan juga bakal dibikin reusable bag ( sebagai dukungan program Indonesia Bebas Sampah 2010) yang akan dijual di Giant (jangan lupa beli ya!).
Bagus-bagus ya gambarnya
Terbukti melakukan kegiatan lain di kertas masih menyenangkan ^^
Semoga bermanfaat sharing tentang perlunya gadget untuk anak? Semoga kita sebagai orang tua bisa mengambil sisi positifnya dari tulisan saya ya. Karena pola tumbuh kembang bukan hanya saat ini saja untuk anak tapi untuk masa depan mereka nanti. Semoga kita semakin bijak memberikan gadget pada anak.
Walau blog ini blog tentang keluarga, tulisan saya hampir tidak pernah membahas tentang gaya parenting masing-masing orang tua, malah sering bahas tentang pentingnya ASI dan DIY mainan anak. Karena saya yakin tiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya ^^. Gaya parenting juga harus bisa disesuaikan dengan kondisi keluarga masing-masing tidak bisa disamakan. Semua dikembalikan lagi ke keluarga masing-masing :*
Ada perlunya tapi harus diperhatiin bangeet.. di sekolah Bo di aini anak2 boleh pakai hp tapi ngga boleh dipakai selama dan di area sekolah.
BalasHapussbg ibu sy membatasi anak main gadget tp sama saudara anak sy dimanja gadget... jd PR jg ini :D
BalasHapussbg ibu sy membatasi anak main gadget tp sama saudara anak sy dimanja gadget... jd PR jg ini :D
BalasHapussbg ibu sy membatasi anak main gadget tp sama saudara anak sy dimanja gadget... jd PR jg ini :D
BalasHapusGendongannya kok unik,, merk apa itu???? #salfok
BalasHapusHaha ini nana yang limited edition yang seri batik
HapusZaman sekarang sepertinya perlu, tapi tetap butuh pengawasan orang tua. Biasanya teman-teman mereka membawa gadget, dan membuat si Anak jadi merasa iri dan ingin memiliki gadget juga.
BalasHapus