Anak gemuk, gempal, ginuk-ginuk pasti semua orang senang lihatnya. Betul tidak? Tapi kalau sudah masuk ranah obesitas apakah masih bisa dianggap lucu? Yang ada harus dibenerin ke badan semula.
Paling tidak ini yang saya tangkap saat datang ke talkshow tentang waspada Obesitas anak yang diadakan oleh RS Royal Progress di Up in Smoke Cafe, Jakarta, tanggal 3 Agustus 2018 lalu. Berhubung acaranya diadakan sama pihak RS, ada cek kesehatan rutin biar para blogger juga tahu kondisi kesehatannya.
Kemarin pas saya dicek untuk gula darah termasuk normal dan tensi juga normal. Alhamdulillah. Walau kadang saya merasa kurang banyak tidur, tapi untung masih normal tekanan darahnya. Bukan saya saja sih, semua media yang hadir juga ikutan tes kesehatan. Mumpung gratisan #eh.
Cek kesehatan dulu ya, Cha.
Biar sehat!
Tema ini sengaja diangkat oleh RS Royal Progress yang sudah berdiri sejak 1990 dan sekarang menjadi rumah sakit terbaik sebagai rekanan atlet olahraga. Iyap betul, RS Jakarta Utara ini memiliki sports medicine centre yang melayani medis untuk atlet dan cedera olahraga. Bukan hanya itu RS Royal Progress juga memiliki Klinik Wanita (RS yang ramah ASI) dan Royal Family Eye Centre.
Dengan komitmen tinggi, RS Royal progress menjaga mutu pelayanan dan keselamatan. Hingga menjadi RS Jakarata Utara yang terakreditasi Paripurna KARS 2012.
Nara sumber talkshow RS Royal Progress
Bisa di cek kegiatan RS Royal Progress di
Kenapa sih kita perlu waspada sama obesitas?
Obesitas dalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal. Obesitas yang terjadi pada masa anak-anak memliki resiko yang lebih tinggi terjadi obesitas pada saat dewasa. Sehingga bisa mengalami penyakit metabolik dan degeneratif di kemudian hari.
Banyak penyebab obesitas pada anak, seperti kurang aktifitas fisik, pola makan salah dengan porsi besar berlebih dan bisa juga karena genetik. Hal ini disampaikan oleh dr. Lucie Permana Sari, SpA yang ternyata obesitas ini makin meningkat dari tahun ke tahun. Bukan itu saja, kadang mematahkan pendapat orang kalau gemuk itu bukanlah yang selalu bagus untuk pertumbuhan anak sangatlah sudah.
Dan obesitas juga bisa berakibat pada psikologis anak, seperti kurangnya percaya diri, susah dalam berinteraksi sosial atau bahkan depresi. Ya ampun masih kecil sudah depresi :((((. Bisa jadi, apalagi tahu sendir kan sekarang bullying itu bisa saja terjadi pada anak. Coba deh, kita sendiri saja kadang body shamming walau cuma dalam hati saat melihat anak obesitas.
Ibu Nadia Rachman, M.Psi, psikolog mengatakan bila anak obesitas, maka cenderung mengalami gangguan emosi. Sehingga untuk menyenangkan hatinya kembali, dia memilih makan agar mood kembali normal dengan perasaan senang. Padahal itu adalah jalan yang salah, karena malah akan membuat anak bertambah derajat obesitasnya.
Apa yang harus kita mencegah anak Obesitas?
1. ASUPAN
Menurut dr Lucie banyak yang bisa kita lakukan terutama menjaga konsumsi buah dan sayur, mengurangi makanan berlemak, mengurangi pola makan di luar (duh ini aku banget :((( ), dan membiasakan diri bawa bekal ke sekolah agar anak tidak banyak jajan.
Kemarin juga ada kolaborasi dari dr Paulina Tobing, M.Gizi, SpGK dengan chef Ferdy dari Royal Cafe membuat makanan sehat untuk anak. Yang penting jangan lupa, namanya juga anak perlu dihias sedikit agar tampak lucu. Bisa dibikin bento-bentoan untuk bekal sekolah juga cocok untuk anak-anak. Dengan memperhatikan gizi sehat seimbang anak, diharapkan obesitas bisa teratasi dan tumbuh kembang anak normal sesuai umurnya.
Bento anak
2. POLA HIDUP
Kurangi penggunaan TV dan gadget untuk anak, ini biar anak tidak makan sambil nonton terus menerus. Dan ajak orang serumah untuk selalu hidup sehat
3. PSIKIS
Dekatkan diri pada anak agar dia semangat makan sesuai pola sehat seimbang, berilah pujian, dan bantu melatih kepercayaan dirinya dengan mengembangkan bakatnya melalui kegiatan positif. Bantu dia untuk tidak makan ngemil saat menonton televisi.
4. LATIHAN FISIK
Ajak anak berolah raga atau mengikuti kegiatan olahraga agar badannya sehat dengan berat badan seimbang sesuai umur.
Dr.dr.Rika Haryono, SpKO sebagai dokter yang sering menangani latihan untuk atlet termasuk pada anak obesitas juga mengatakan, latihan fisik itu penting apabila anak sudah obesitas. Dengan latihan teratur yang makin naik tahapan latihannya sesuai umur anak akan membuat anak bisa mencapat berat badan ideal.
Sebenarnya bukan pada anak saja sih, kita juga orang tua (apalagi ibu yang sekarang berat badannya bisa berkali-kali lipat) bisa melakukan beberapa aktifitas latihan fisik agar tidak obesitas lagi. Cukup 30 menit sampai 1 jam saja setiap 3-5 kali seminggu bisa dilakukan melalui latihan aerobik, kekuatan otot dan kelentukan. Dengan latihan yang kontinyu dan semangat dalam diri anak, obesitas sangat bisa teratasi.
Terima kasih RS Royal Progress dan Dear Blogger atas undangannya. Btw, kemarin saya dapat voucher check up dan perawatan di RS Royal Progress. Jadi tidak sabar nyobain. Next ceritanya di blog ya :*
Yang penting, jaga anak agar tidak obesitas. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi? Thank you for reading :*
Mantab infonya
BalasHapus\m/
HapusSetuju bgt Cha, ngatur makan dan beraktivitas rutin emang salah satu kunci mencegah obesitas pada anak. Aku pernah ngatur makan si kaka sampe ngatur jadwal olahraga dia juga karena dia sempet sedikit obesitas.
BalasHapusIya dulu aku sempet yang worry sama masalah BB anak mba. ternyata alhamdulillah sudah bener jangan obesitas deh ya kesian
HapusMbak, mulai umur berapakah anak sudah dikategorikan obesitas dan tidak? Terus kalau betul genetik, berapa persen keturunan yang dihasilkan jika salah satu orang tuanya juga mengalami obesitas?
BalasHapuskalau liat anak2 gendut lucuuuu lucuuu banget jadi pengen punya hehehe tapi ternyata anak gendut itu bisa aja bukan karena gen ya, tapi ya karena obesitas ini..
BalasHapusterimakasih mbak echa udah post tulisan ini , mudah dingertiin ^*^ salam ama duo R
Yes, harus kita yang peduli. Karena demi kebaikan anak-anak yaaa. Biar dehh gak lucu, yang penting sehat :)
BalasHapus