Diabetes, terasa akrab di telinga saya. Karena Mama berjuang diabetes bertahun-tahun. Mama yang setiap pagi selalu lari keliling alun-alun kota, Mama yang selalu menjaga makan, dan Mama yang selalu menyayangi saya.
Sebelum lanjut baca postingan saya,
lebih baik baca dulu tentang bahaya diabetes di
http://bit.ly/2P7Vu1Q
http://bit.ly/2P7Vu1Q
Sebenarnya kami tidak pernah tahu kalau Mama terkena diabetes. Taunya gara-gara Mama kena knalpot sepeda motor yang baru saja saya beli, sehingga membuat luka di kaki. Ternyata dari luka kaki tidak kunjung sembuh sampai menjalar ke kakinya. Sampai akhirnya luka yangtadinya hanya luka biasa jadi menghitam dan terus keluar nanah. Saya masih ingat, Mama yang senang pakai celana 3/4 tiba-tiba pakai celana panjang, kaos kakian dan bahkan pakai gamis. Buat yang seumur hidup melihat Mama modis, rasanya agak aneh juga. Tapi itu dia lakukan untuk menutupi luka di kakinya. Saya sendiri merasa bersalah karena penyebabnya sepeda motor saya.
Akhirnya diperiksakanlah ke dokter dan setelah melalu tes darah dll, ternyata penyebab luka yang tidak sembuh ini karena mama kena diabetes. Waktu itu kadar gulanya sampai 250an kalau saya tidak salah. Mamapun dikasih obat dan luka Mama-pun mulai berkurang.
Lalu Mama kan buka kantin di dinas pemerintahan kota saya. Dia itu senang minum teh kemasan yang ada di kulkas. Apalagi cuaca Situbondo panasnya MasyaAllah, jadinya terus minum lupa kalau dia diabetes. Cukup dua tahun dengan diabetes tinggi membuat Mama akhirnya harus cuci darah karena diabetes menghantam ginjalnya. Mama meninggal dalam usia yang masih muda, belum 60 tahun.
Baca juga :
Cuci darah
Cuci darah
Benar-benar silent killer. Mama yang ceria dan selalu menjaga kesehatannya ternyata bisa kena diabetes. Duh apalagi saya yang sukanya rebahan saja? Mama sekarang sudah tidak sakit lagi, tapi saya? Saya punya kans tinggi mewarisi diabetes Mama, tapi saya tidak mau seperti Mama. Saya ingin membersamai anak-anak sampai mereka dewasa dan menemani suami sampai tua.
Makanya saat saya mendapat kesempatan datang ke acara world diabetes day yang diadakan oleh Sun Life Indonesia, saya maju mundur. Maju karena ingin tahu lebih banyak tentang diabetes ini. karena memang waktu itu saya cuma mengandalkan gugling di internet merawat Mama. Mundur karena takut kenangan tentang beliau kembali muncul dan membuat hati saya sedih. Tapi ingat waktu itu belum ada tulisan tentang diabetes yang memang pengalaman pribadi, akhirnya saya tetap maju datang menghadiri acara ini. Paling tidak nanti saya bisa mengontrol emosi saya dan bertemu teman-teman blogger tentunya.
PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life Indonesia) di hari Diabetes Dunia ini merupakan komitmen Sun Life meningkatkan kesadaran diabetes masyarakat Indonesia. Karena memang masyarakat harus dibantu untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian tentang diabetes yang merupakan silent killer. Acara yang dilaksanakan di Kantoorku Agro Plaza, Kuningan ini merupakan bagian dari kampanye "Live Healthier Lives".
Tapi ternyata benar loh! Di Indonesia, penderita diabetes di Indonesia makin lama makin banyak. Kenaikannya hingga 150% dan itu sangat berbahaya, apalagi mengingat kesibukan masyarakat sekarang yang kadang lupa dengan kesehatannya sendiri. Bahkan banyak yang menganggap kalau terkena diabetes itu adalah penyakit orang-orang kaya, padahal penyakit tetap penyakit dan itu berbahaya.
Bapak Kaiser Simanungkalit sebagai Vice President Head of Branding and Communication PT Sun Life Financial Indonesia mengatakan International Diabetes Federation Atlas 2017 mengatakan kalau epidemilogi diabetes di Indonesia makin meningkat dari tahun ke tahun, khususnya diabetes tipe 2 .
Diabetes tipe 2 adalah kondisi di mana kadar gula dalam darah melebihi nilai normal. Tingginya kadar gula darah disebabkan tubuh tidak menggunakan hormon insulin secara normal. Hormon insulin itu sendiri adalah hormon yang membantu gula (glukosa) masuk ke dalam sel tubuh untuk diubah menjadi energi.
Dan saking meningkatnya penderita diabetes, Indonesia menjadi peringkat ke-6 dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko. Sayangnya banyak yang tidak sadar kalau dia terkena diabetes, contohnya Mama saya. Bisa dilihat pada tahun 2018, BPJS mengeluarkan dana Rp 6,1 triliun untuk pengobatan diabetes. Makanya kenapa diabetes ini merupakan penyakit kronis dan berbahaya mengancam kesehatan global, karena sebagai silent killer yang biasanya akan muncul saat parah -parahnya.
Sun Life Indonesia sangat menyadari hal ini, karena itu salah satu langkah penting yang diambil adalah dengan merilis laporan tentang diabetes "Diabetes in Asia: Empowering communities to lead healthier live di awal tahun 2019". Sun Life Indonesia percaya kalau diabetes itu dapat dicegah dengan gaya hidup sehat, sehingga hari ini resmi meluncurkan program Sun Life Virtual Charity Run. Dan sebagai awal membentuk #TeamUpAgainstDiabetes dengan duta kampanyenya Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono.
Program ini sangat didukung oleh dr. Dante Saksono Harbuwono Sp.PD, PhD, Spesialis Kelenjar (Endokrinologi) dari RSCM. Karena banyak sekali pasiennya yang tidak tahu kalau dia menderita diabetes, padahal diabetes ini bisa disembuhkan dan dicegah di awal. Jangan menunggu sampai parah dulu baru ke dokter periksa.
Senada dengan pengalaman saya saat mencari info tentang diabetes Mama di Internet minim sekali tentang diabetes. Kecuali datang ke rumah sakit dan periksa. Karena itu tugas blogger adalah penyambung ilmu yang dia sampaikan ke banyak orang di Indonesia agar tahu diabetes itu berbahaya. Pemahaman tentang diabetes memang perlu ditingkatkan lagi agar tidak banyak yang kena ke depannya.
Tahu tidak kalau 1 dari 8 orang di Jakarta terkena diabetes dan 2 dari 3 orang diabetes tidak tahu kalau dia terkena diabetes?. Well, ini mirip Mama saya :"(. Poor Mama :"(.
Sebenarnya kalau kita mau cari tahu, ada 3 gejala klasik diabetes atau biasa disebut 3P yang biasanya disertai penurunan berat badan tanpa sebab :
1. Poliuri, sering buang air kecil
2. Polifaqi, sering merasa lapar
3. Polidpsi, sering merasa haus
Hiks, kalau lihat 3 ciri di atas saya sudah masuk 2 diantara kecuali sering buang air kecil. Tapi tidak tahu ya karena kan kalau merasa lapar dan haus itu karena saya menyusui dan udara akhir-akhir ini memang panas banget. Yang belum cuma penurunan berat badan yang entah kapan turunnya ini *lah malah curhat.
Biasanya diabetes itu juga banyak faktor pendukung seperti genetik, berat badan berlebih, tekanan darah tinggi, usia, gula darah tinggi dan kurang aktif bergerak. Kalau dipikir-pikir, ini seperti saya ya :(. Coba kalian kenali juga kira-kira ada tidak faktor penyebab diabetes di bawah ini yang ada pada diri kalian? Kalau genetik malah 50% otomatis kemungkinan terkena diabetes huhuhu. Belum lagi gaya hidup sekarang yang gak bagus :(.
Fakta mengatakan hanya 30% penderita diabetes di Indonesia paham tentang diabetes dan cara penangannya. Ya seperti Mama saya (Maaf ya Ma disebut terus. Al Fatihah), sudah tahu diabetes masih ngeyel minu mteh kemasan hampir tiap hari karena udara panas.
Duh tapi ini so kita banget gak sih? Sekarang banyaaaaak sekali minuman kekinian pakai bobalah inilah itulah huhuh yang ternyata malah bisa membuat kagar gula kita makin tinggi. Iya, gaya hidup sangat menentukan kelanjutan tinggi rendahnya kadar gula kita.
Makanya kata dr Dante upaya efektif terbebas dari diabetes adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Seperti menjaga pola makan sehat dan berimbang serta aktif bergerak, menghindari diri dari rokok dan alkohol, serta membangun komunitas pendukung yang solid.
Dan tidak kalah pentingnya adalah : DETEKSI DINI.
2. Polifaqi, sering merasa lapar
3. Polidpsi, sering merasa haus
Hiks, kalau lihat 3 ciri di atas saya sudah masuk 2 diantara kecuali sering buang air kecil. Tapi tidak tahu ya karena kan kalau merasa lapar dan haus itu karena saya menyusui dan udara akhir-akhir ini memang panas banget. Yang belum cuma penurunan berat badan yang entah kapan turunnya ini *lah malah curhat.
Biasanya diabetes itu juga banyak faktor pendukung seperti genetik, berat badan berlebih, tekanan darah tinggi, usia, gula darah tinggi dan kurang aktif bergerak. Kalau dipikir-pikir, ini seperti saya ya :(. Coba kalian kenali juga kira-kira ada tidak faktor penyebab diabetes di bawah ini yang ada pada diri kalian? Kalau genetik malah 50% otomatis kemungkinan terkena diabetes huhuhu. Belum lagi gaya hidup sekarang yang gak bagus :(.
Fakta mengatakan hanya 30% penderita diabetes di Indonesia paham tentang diabetes dan cara penangannya. Ya seperti Mama saya (Maaf ya Ma disebut terus. Al Fatihah), sudah tahu diabetes masih ngeyel minu mteh kemasan hampir tiap hari karena udara panas.
Duh tapi ini so kita banget gak sih? Sekarang banyaaaaak sekali minuman kekinian pakai bobalah inilah itulah huhuh yang ternyata malah bisa membuat kagar gula kita makin tinggi. Iya, gaya hidup sangat menentukan kelanjutan tinggi rendahnya kadar gula kita.
Makanya kata dr Dante upaya efektif terbebas dari diabetes adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Seperti menjaga pola makan sehat dan berimbang serta aktif bergerak, menghindari diri dari rokok dan alkohol, serta membangun komunitas pendukung yang solid.
Dan tidak kalah pentingnya adalah : DETEKSI DINI.
Sempatkan untuk melakukan medical checkup biar bisa mendeteksi dini apabila ada yang gak bener ama tubuh kita. Karena seperti fakta disebut di awal, banyak penderita diabetes tidak menyadari kalau terkena diabetes.
Pentingnya perlindungan diri sejak dini juga penting dilakukan seperti membayar premi asuransi. Karena saat tepat membeli asuransi adalah saat tubuh masih sehat. Kalau sudah sakit, maka permintaan pengajuan asuransi biasanya ditolak.
Di Sun Life ada produk dengan benefit yang mencover penyakit kronis. Lebih baiknya sih langsung ke agen asuransinya ya. Lebih jelas pastinya.
Ngomong-ngomong sudah pada tahu Sun Life Virtual Run, belum? Ini adalah bagian dari kampanye Sun Life Indonesia Live Healthier Lives yang khusus untuk meningkatkan pemahaman tentang diabetes. Karena itu dibentuklah gerakan melawan diabetes #TeamUpAgainstDiabetes.
Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono sebagai duta kampanyenya mengajak masyarakat ikutan Sun Life Charity Run dan nanti lanjut ke Sun Life Resolusi Run di bulan Januari 2020. 1 km yang berhasil dilewati pelari dalam Sun Life Virtual Run ini berarti menyumbang Rp 100ribu yang akan digunakan untuk peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia.
Walau virtual, Sun Life Virtual Run ini merupakan langkah awal mengajak masyarakat Indonesia paham dengan pentingnya gaya hidup sehat, berolahraga termasuk dalam memberi circle positif menjaga kesehatan terutama diabetes.
Ada satu yang saya garis bawahi kemarin. Kalau bagian terpenting menjaga gaya hidup sehat itu adalah dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Saya tidak mau kalah perang melawan diabetes walau 50% resiko diabetes diturunkan pada saya. Saya ingin membersamai anak-anak dan menemani suami sampai kami tua nanti. InsyaAllah. Waaaaaa, harus perbaiki asupan, kurangi jajan gak baik dan olahraga nih. Harussss!
Jadi kamu siap menjadi bagian #TeamUpAgainstDiabetes ? Yuk , kita mulai dari lingkup terkecil dalam keluarga kita yuk bukibukkkk! Pilih tim Ibnu atau tim Kelly nih?
Karena mencegah lebih mudah dan murah daripada mengobati.
Pentingnya perlindungan diri sejak dini juga penting dilakukan seperti membayar premi asuransi. Karena saat tepat membeli asuransi adalah saat tubuh masih sehat. Kalau sudah sakit, maka permintaan pengajuan asuransi biasanya ditolak.
Di Sun Life ada produk dengan benefit yang mencover penyakit kronis. Lebih baiknya sih langsung ke agen asuransinya ya. Lebih jelas pastinya.
Ngomong-ngomong sudah pada tahu Sun Life Virtual Run, belum? Ini adalah bagian dari kampanye Sun Life Indonesia Live Healthier Lives yang khusus untuk meningkatkan pemahaman tentang diabetes. Karena itu dibentuklah gerakan melawan diabetes #TeamUpAgainstDiabetes.
Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono sebagai duta kampanyenya mengajak masyarakat ikutan Sun Life Charity Run dan nanti lanjut ke Sun Life Resolusi Run di bulan Januari 2020. 1 km yang berhasil dilewati pelari dalam Sun Life Virtual Run ini berarti menyumbang Rp 100ribu yang akan digunakan untuk peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia.
Walau virtual, Sun Life Virtual Run ini merupakan langkah awal mengajak masyarakat Indonesia paham dengan pentingnya gaya hidup sehat, berolahraga termasuk dalam memberi circle positif menjaga kesehatan terutama diabetes.
Ada satu yang saya garis bawahi kemarin. Kalau bagian terpenting menjaga gaya hidup sehat itu adalah dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Saya tidak mau kalah perang melawan diabetes walau 50% resiko diabetes diturunkan pada saya. Saya ingin membersamai anak-anak dan menemani suami sampai kami tua nanti. InsyaAllah. Waaaaaa, harus perbaiki asupan, kurangi jajan gak baik dan olahraga nih. Harussss!
Jadi kamu siap menjadi bagian #TeamUpAgainstDiabetes ? Yuk , kita mulai dari lingkup terkecil dalam keluarga kita yuk bukibukkkk! Pilih tim Ibnu atau tim Kelly nih?
Daftarkan segera ke Sun Life Resolution Run 2020 di
http://resolutionrunindonesia.com
http://resolutionrunindonesia.com
Diabetes memang silent killer ya. Selain 3 gejala di atas, yang lebih pasti lagi adalah cek darah ya
BalasHapusNgeri banget dgn silent killer jaman now. Gaya hidup sehat tdk menjamin seseorang bisa terbebas dari Diabetes dan penyakit2 lainnya ya. Perlu bgt proteksi berupa insurance
BalasHapusaku sempat ketakutan tuh Cha, gula darah 280 udah mau pingsan rasanyaaaa
BalasHapusdan kaki bengkak
sejak itu aku diet dan jaga minum air putih dan bergerak terus
generaasi rebahan emang bahaya ya
Saya banget, hobinya makan enggak sehat terus rebahan... Meski enggak punya faktor genetik diabetes, tetap saja harus perbaiki gaya hidup nih...
BalasHapusDuuhh bener2 silent killer ya mba. Jenis begini ini ya mba yang bikin deg-deg an setiap mau periksa ke dokter.
BalasHapusAlm papah mertua saya juga diabetes, Cha. Memang ngeri juga sih penyakit ini. Makanya saya semakin peduli banget deh sama asupan sekeluarga. Apalagi diabetes 'kan katanya bisa menurun juga
BalasHapusWahh iya ya mbak, turunan berpeluang diabetes, mba echa sehat2 ya mbak, beruntung bisa ikut acara ini. Edukasi penting buat mencegah
BalasHapusFaktor genetik kayaknya memaninkan peran penting ya mba. Tapi gaya hidup juga harus tetap dikerjakan ya. Bye bye diabetes
BalasHapusMamahku dulu kena diabetes karena faktor makanan dan gaya hidupnya, karena memang dari keluarganya tidak ada turunan diabetes. Berbekal pengalaman mamahku, sekarang aku sama gula suka takut-takut. Apalagi aku jarang olah raga, padahal penting banget gerakin badan.
BalasHapusSerem ya benar-benar silent killer. Muncul pas saat parah-parahnya. Jadi nggak ketahuan dari awal. Ini pentingnya buat check up sedari dini. Saya sudah berencana mau medical check up tapi terus saja ditunda-tunda.
BalasHapusYang ngeri kadang-kadang tanda-tanda awal itu tidak muncul ya..jadi penting juga untuk rutin periksa darah..harus aware nih...
BalasHapusklo di keluargaku, ibu mertua mba yang hidupnya berakhir karena DM juga... Nah, sekarang suamiku juga senengnya apa-apa manis. Sering minum kemasan juga.. tapi klo diingetin susah...
BalasHapusIyap penting bngt ternyata melakukan medical checkup biar bisa mendeteksi dini apabila ada yang gak bener ama tubuh kita mulai sekarang jaga pola hidup sehat terlebih utk kluarga
BalasHapusTernyata diabetes juga bisa diturunkan ya kirain selama ini krn gaya hidup aja, sehat2 maakk. Aku jg nih udah usaha kurangin gula tapi blm bisa ngurangi nasi putih. Wah ada lomba lari lagi yaaa. Seru nih kalau bis aikutan ya :D
BalasHapusJd inget alm. Mertua dulu meninggal gegara diabetes. Hrs jaga suami bener2 nih. Mana kerjaannya byk di kursi kerja aja. Jd harus dijaga makanannya nih.
BalasHapusMama saya juga meninggal karena diabetes dan sudah komplikasi dengan ginjal. BB mama juga turun drastis, tapi beliau ga pernah mau cek darah, karena takut jadi pikiran kalau tau ada penyakit. Beliau menganggap turun BB itu karena diet cuka apel dan rajin olga. Pas ketauan diabetes, malah langsung diambil Allah. Iya sama.. usianya baru 48th meninggal. Saya juga jadi ngeri. Tapi alhamdulillah cek darah gula darah ga pernah tinggi. Selalu dibawah 100. Ngeri yaa kalau inget kita keturunan diabetes.
BalasHapusKalau di keluargaku, almarhum bapak yang terkena diabetes, nurunnya ke mbakku yang sulung. Mereka berdua padahal atlet yang notabene aktivitas fisiknya luar biasa. Jadi PR banget ya untuk kita semua menjaga gaya hidup termasuk pola makan juga agar gula darah kita tidak membubung tinggi.
BalasHapusAku udah mulai nih kak kalau minum teh nggak pernah pakai gula lagi, selalu teh tawar atau kalau order minuman di resto pasti pesennya air mineral aja. Lebih sehat kan yaa hehe. Mungkin baru segitu aja sih langkah kecilnya untuk menghindari diabetes. Sehat selalu ya kak Echa.
BalasHapusKeluargaku yang gak ada genetik diabetes juga kemarin Bude divonis terkena diabetes, kak..
BalasHapusDan bener adanya kalau mereka silent killer. Bude gak tahu kalau diabetes sampai gak sengaja sakit lalu gak sembuh-sembuh.
Sedih sekali rasanya...
Maka,
Kami uda bertekad niih, kak...2020 mau rutin olahraga (bersepeda) sekeluarga.
Keren sih sun life punya campaign yg ningkatin awareness seputar diabetes kek gini Mak. Karena emang kasus ini bahkan secara nggak sadar banyak dialami anak muda yg masih usia remaja :')
BalasHapusSetahu saya diabetes genetik ini sistem silang mbak. Kalau Mama yang diabetes turunnya ke anak lelaki. Saya soalnya juga diabetes genetik. Nenek dan ayah saya diabetes. Sejak umur 30 tahun saya sudah diet gula, jaga pola makan, jaga pola hidup dan cek gula darah tiap bulan. Pernah konsul ke dokter meski genetik diabet belum tentu juga sakit diabetes. Asalkan kita mau berusaha menjaga diri dari semua pemicu diabetes.
BalasHapusJadi khawatir nih, almarhuman mbahku dr garis bapak & ibu, semua meninggal karena komplikasi diabetes. Beneran silent killer deh.
BalasHapus