Siapa di sini yang jengah karena banyak banget broadcast di WAG atau media sosial lain hampir setiap hari. Duh, ini sering banget ya! Sampai kesel kadang lihatnya. Mau negur tapi masih kerabat atau orang tua sendiri. Kan sungkan jadinya. Padahal kalau tidak distop berita GAK JELAS itu akan terus menyebar. Sebel kan lihatnya!
Iya, apalagi semenjak pandemi. Hampir semua WAG itu penuh dengan broadcast informasi entah benar atau tidak. Karena panik dan berasa itu info perlu diketahui orang banyak, tanpa sadar kadang kita sendiri yang menyebarkan. Iya kalau benar, kalau tidak? Bukankah kita ikut menyeret orang memahami sesuatu yang salah?
Di era serba internet ini, penyebaran informasi sangat banyak. Hampir setiap waktu setiap detik ada saja informasi yang dishare di wag kita. Kalau info kerjaan blog sih tidak apa-apa, tapi kalau infonya salah kan berabe juga. Kasihan kan kalau kita memberi orang informasi yang salah :"(. FYI, Indonesia peringkat ke-4 pengguna internet di dunia dengan peringkat ke-70 literasi dunia. Huhuhu.
Tidak terhitung saat pandemi berapa banyak hoax bermunculan, mulai dari isu pembunuhan masal, agama, unsur kesengajaan, sampai obat-obatan atau makanan minuman yang perlu dikonsumsi saat terkena covid yang entah benar tidak belum ada kejelasannya. Alih-alih membuat sembuh, malah membahayakan penyintas covid 19.
Sedih? Pasti! Saya sendiri gemes kok! Kok orang itu setega itu menggulirkan bola informasi salah dan orang lain pun dengan sadar menyebarkannya. Kalau ditegur? Bukannya maaf dan dihapus loh! Gak jarang malah tambah nyolot atau marah karena katanya informasi itu benar adanya.
Helloooowww. Sudah 2021 kok ya masih kemakan HOAX seh? *mengsedih :"(
Makanya saat diajak ikutan Workshop Cek Fakta Kesehatan bersama Cek Fakta Tempo saya semangat banget! Karena sejak tahun 2018, Cekfakta sudah berusaha membuat banyak sanggahan dan tulisan tentang HOAX yang ada di dunia maya. Jadi semua hoax itu dikumpulkan dan kita bisa tahu informasi satu-satu benar tidak ini.
Kalau belum tahu boleh cek ya di
https://cekfakta.com/ lalu masukkan keyword yang ingin dicari, nanti akan muncul informasi relevan yang menyatakan ini hoax atau fakta. Tentunya penyataan itu bukan hanya tulisan saja, tapi ada pakar dari yang memang kompeten untuk menyatakan berita ini hoax atau fakta. Jadi akurat ya tidak sembarangan.
Pelatihan ini berjalan 2 kali zoom, yang pertama kita diajari tentang mengetahui informasi ini hoax atau fakta, diberi tahu cara mengeceknya dengan tepat hingga membuat pelaporannya sesuai dengan kaidah jurnalistik dan sains. Kece kan? Iya dong, ini adalah salah satu program Fellowship Global Health yang diselenggarakan oleh Cek Fakta Tempo dengan bermitra oleh Facebook yang dilaksanakan selama masa pandemi Covid-19
Saya mengikuti 2 kali zoom dengan training online di web Tempo Institute. Jadi nanti kita bisa cek tugas, materi dll terkait pelatihan ini. Di akhir bila semua sudah melakukan akan mendapat sertifikat.
Saya merasa sebagai blogger penting, soalnya ya kan kita melek internet bila ada yang share aneh-aneh ya kita bisa bilang itu hoax dll. Dan jangan sampai kita sendiri pelaku penyebar hoax. Loh katanya melek internet kok nyebarin hoax. Sedih gak tuh :(.
Tapi masyarakat yang tidak melek internet pasti bingung ini informasi benar tidak ya? Padahal suatu informasi bisa dibedakan informasi ini benar, misinformasi, disinformasi atau malinformasi yang ada di broadcast atau situs-situs abal-abal yang tidak bertanggung jawab. Sehingga kalau kita bisa mengecek kebenarannya jadi tahu ooh ini ternyata hoak atau tidak.
Bahaya banget memang hoax bisa mulai dari psikis negatif orang meningkat sampai melakukan informasi yang salah itu.
Too much information make you desperate!
Hoaks ini makin lama makin besar soalnya dari tahun ke tahun penyebarannya. Apalagi hoaks kesehatan meningkat 56% dengan 94,8% hoaks yang beredar di masyarakat. Duh! Makanya awal-awal pandemi bingung, banyak yang kena, bingung obatnya, parno, tidak percaya sama pemerintah, kenaikan harga gak wajar (Ih sumpah ini tega banget!) sampai menimbun sembako. Huhuhu.
Jujur seh, saya sendiri bingung saat awal pandemi. Gimana kalau kena? Gimana kalau kami mati? Gimana kalau gini? Gimana kalau gitu? Mana saat itu saya masih PPD, sampai suami resign buat jagain saya. Hiks, pandemi memang sesuatu :"(.
Tapi saya dan keluarga bersyukur sudah lebih tenang sekarang. Kemarin saat covid sekeluarga pun, saya dan suami lebih tenang menjalaninya walau jujur memang mengurangi frekuensi melihat internet lebih fokus keluarga agar sembuh.
Sebenernya kita bisa loh tahu kalau ini berita benar atau hoaks. Kalau kata ilmu standar First Draft, sebuah organisasi riset yang berfokus untuk media di Amerika Serikat, ada 7 mis atau dis informasi yang bisa kita cek dan paham kalau ini berita hoax, yaitu satire, konten menyesatkan, aspal, pabrikasi, gak nyambung, salah, atau manipulatif. Kalau salah satu sudah ada yaa wes berarti bisa dipastikan HOAX.
Dan bisa dilihat sendiri kan seramnya hoaks saat pemilihan pilpres, SARA, bencana bahkan pandemi covid ini? Hayo cek fakta sebelum sharing! Saring sebelum sharing! Karena harus dari kitalah yang bisa bikin hoaks berhenti.
Gimana caranya? Cek fakta kebenarannya donk!
Walau banyak bermunculan web dengan konten hoax. Bayangin aja ada 900ribu web HOAX!!! Jangan takut sebagai blogger kita tetap harus bikin tulisan di blog kita dengan fakta dan tidak menyesatkan. Ada beberapa cara yang bisa kita lihat untuk tahu ini situsnya abal-abal apa nggak! Mau tahu? Ini dia!
1. Cek alamat situs
2. Cek data perusahaan media di Dewan Pers
3. Cek detail visual
4. Waspada bila terlalu banyak iklan
5. Bandingkan ciri-ciri pakem media mainstream
6. Cek About Us
7. Waspada dengan judul sensasional
8. Cek ke situs media mainstream
9. Cek google reverse image search pada foto utama
Nah itu bisa kita cek semua dulu, baru kita bisa share oh ini informasinya benar. Jangan sampai kita jadi penyambung HOAX yang menyesatkan ya! Tapi walau media mainstream, kadang juga tetap share hoaks loh. Jadi tetap harus dibaca dan dillihat benar gak ini fakta atau hoaks sebelum disharing ke orang lain.
Yang lebih gampang itu verifikasi foto. Ambil foto di situs itu atau foto yang di broadcast terus cek di yandex, Tineye atau bing. Kalau video bisa verifikasi menggunakan kata kunci di search engine atau memfragmentasi video menjadi gambar lalu menggunakan reverse image tools.
Kalau untuk cek fakta kesehatan, bisa kita lihat dari sumber terpercaya seperti website resmi institusi atau organisasi (Badan Kesehatan Dunia/WHO, Pusat Pencegahan dan Pengandalian Penyakit AS/CDC, Kementerian Kesehatan, Badan POM, Ikatan Dokter Indonesia/IDI, Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia/IAKMI) dan jurnal ilmiah, seperti the New England Journal of Medicine, the British Medical Journal, Nature Medicine, the Lancet).
Jangan pernah share hoaks lagi. Sudah tahu kan bagaimana cek hoax atau tidak! Yuk dari kita sendiri cek fakta dan sebarin informasi valid semua!. Please stop HOAX! Cek Fakta Sebelum Sharing!
Hoax terkadang sulit diketahui ketika tak dikonfirmasih oleh aslinya bun, karena saat ini mawas diri n keluarga agar tak termakan hoax
BalasHapusNgga muda ngga tua masih banyak yang mudah terhasut hoax ya mba, kita sebagai generasi yang lebih melek literasi digital ga boleh lelah mengedukasi. saring sebelum sharing is a must!
BalasHapuskalo liat berita ga jelas di wa grup suka kzl juga sih karena belum terbukti kebenarannya. aku lebih milih diem aja, daripada negur nanti piributeun :D
BalasHapusbahkan ada temen yg sampe left grup saking ingin ketenangan batin ga baca share berita yg mencemaskan
Setuju, cek fakta dan sebarin informasi hanya yang valid semua!.
BalasHapusBersama kita stop HOAX dengan cek fakta sebelum sharing kemana-mana. Beneran bahaya ya hoax ini
Iya nih.. semakin banyak orang yang bermain di dunia maya, semakin banyak hoax tersebar. Jadi memang kita harus punya ilmu buat mengetahui berita yang dikirim hoaz atau bukan.
BalasHapusHarus butuh sinergi bersama untuk melawan penyebaran info hoaks yang meresahkan banyak pihak. Informasi soal cara cek mana informasi hoaks dan mana yang tidak, ini penting
BalasHapusiya mak, sedih banget yaa, ternyata berita-berita di sekitar kita itu gak semuanya bener, kadang bener tapi hoaks, jadi gimana ya? bingung kan orang yang nerima beritanya. Moga kita bisa menjadi netizen yang gak gampang kemakan sama hoaks.
BalasHapus900 web hoax. 😢😢 kita sebagai blogger emang jangan sampai kalah sama mereka ya. Kita mesti share info yang bener, sesuai fakta dan bermanfaat. Pokoknya share hal kebaikan, jangan sampai kalah sama web yang isinya hoax.
BalasHapusSalah satu musuh pemecah belah negara kita ini ya musuh dalam selimut termasuk konten hoax. Semoga para netizen Indonesia bisa lebih bijak lagi dalam menggunakan media digital ya
BalasHapusNgeri banget kalau orang kemakan hoax ya, ini penting dishare ke masyarakat agar makin bijak di media sosial
BalasHapusToo much information make you desperate!
BalasHapusSetujuuu sekaleee mak Echa. Ini yang bikin aku sesekali mlipir dari sosmed, balik lagi kalo sudah siap ditimpa banjir info hihihihi
Btw, soal hoax ini memang tidak mudah menangkalnya. Soalnya, manusia juga punya kecenderungan untuk "mendengar/melihat apa yang dimauinya". Sekalipun dikasih fakta validnya, bisa aja keukeuh dengan yang salah ya kan?
Setuju!! Hoax berbahaya, harus dilawan. Yuk sama2 menjalankan prinsip verifikasi. Kalau dalam dunia jurnalisme, verifikasi terhadap informasi yang beredar adalah instrumen penting dalam mencari kebenaran.
BalasHapusharus banget diperhatikan baik-baik sebelum sharing apapun di sosmed atau whatsapp atau apapun, jangan asal share ya..
BalasHapusNah ini nih, di grup WA sering banget ada yang share hoax gini, kagak pake ngecek dulu sumber beritanya valid nggak. Kesel banget deh. Cuma ngedukasi mereka ternyata nggak gampang juga ya. Udah dikasih tau hati2 ama hoax tapi kayak nggak peduli gitu.
BalasHapusBroadcastnya kalau bermanfaat sih saya malah senang tapi kebanyakan malah hoax dan penghinaan. Itu yang kadang bikin tanduk dan taring keluar haha. Kalau saya langsung saya tegur peduli amat dia siapa yang penting kalau hoax lu simpan saja sendiri.
BalasHapusIya paling ga suka kalau di grup tuh ada berita2 hoax bertebaran hahaha paling seneb pernah sekali aku langsung tegor wali murid yang kasih berita hoax :D
BalasHapusKaya kita yang terbiasa baca informasi aja masih kena hoax, apalagi yang gak. PR sih soal literasi ini. Ya memang mungkin dimulai dari kita. Cek dulu kebenaran faktanya
BalasHapusBtw alhamdulillah WAG-ku tu hampir gk ada BC hoax lho, mugkin krn aku filter masuk wag mana wkwk
BalasHapusTp yg sering tu malah kyk di sosmed khususnya FB.
Kalau skrng sih aman aku dah gk punya aps FB jd wes makin jarang terkontaminasi.
Emang kalu gk paham betul ma sesuatu wes ojo ikutan ngeshare aja yaaa amannya?
Hoax ini memang memikat siih...Mungkin karena banyak bumbunya dan kecenderungan seseorang untuk menangkap apa yang bisa langsung diinderakan. Misalnya ngobrolin hoax saat kampanye, kan..langsung nyaut ke otak.
BalasHapusJadilah meme dan makin parah nyebarnya.
Huhuu..
Penting sekalin untuk bijak literasi di dunia digital saat ini.
Sejak pandemi, hoax semakin berasa mengganggu. Banyak banget hoax kesehatan yang beredar. Mau didiemin, tapi pesannya bisa mengundang bahaya. Semoga kita terus bijak menyaring semua berita. Jangan sampai hoax terus dikasih panggung
BalasHapusperlu banget ini mikir dulu sebelum share, soalnya kadang banyak kita yang ingin tampil ebagai malaikat medsos
BalasHapusUdah kebangetan memang hoax di sekitar kita. Udah meresahkan ya. Gak heran deh kalo tiap portal berita punya concern dengan ini. Semoga dengan semakin banyak sosialisasi mengenai cek fakta, orang-orang bisa lebih bisa saring fakta dan berita.
BalasHapusSenang ya kalau semuanya bisa dengan mudah dilakukan mengenai HOAX jadi bisa diputus rantainya agar tidak makin terus terjadi. Salut sama Cek Fakta by Tempo ini
BalasHapusSemoga kita sebagai perkumpulan blogger bisa mengisi kekosongan berita dengan berita benar sehingga bisa menutup berita-berita hoax itu ya.
BalasHapusBtw itu cek fakta yang buat Tempo kah? Kok keren banget, biar gampang ngedetect berita hoaxnya.
Hoax tuh ampun deh Mak kalau udah masuk WAG keluarga. Sayangnya capek banget udahan akutu buat ngingetin pakdhe budhe buat kroscek dari waktu ke waktu. Cuma kalau dibiarin, mereka juga nggak akan belajar. Serba salah sih, tapi tetep harus tegas kalau kita udah coba cek fakta pake Tempo kok ternyata hoax, yha harus disampaikan supaya semua anggota WAG teredukasi juga.
BalasHapus