Kemarin saya habis nonton film Cheer Up, Mr. Lee. Film tahun 2019 kayaknya dari Korea Selatan. Maklumlah namanya lagi suka nonton setahun terakhir ini hehehe. Kirain ya filmnya lucu karena ditulis genre komedi, ternyata filmnya sedih banget karena bercerita tentang ikatan antara bapak yang kurang waras karena kecelakaan dengan anaknya yang terkena kanker.
Memang menghibur sih filmnya, lucu, haru dan sedih. Secara anaknya masih kecil (Sekitar SD kali ya) tapi sudah habis rambutnya karena kemo selagi berjuang kanker. Huhuhu nonton deh. Tapi menonton film ini itu jadi mengingatkan saya sekitar 11-12 tahun lalu. Saat saya di posisi yang sama juga sakit kanker. Walau terapi tidak tuntas hingga sekarang karena saya akhirnya hamil, tapi jadi suatu pelajaran berharga kalau paling enak itu MENCEGAH daripada MENGOBATI.
Iya benar, karena kalau mencegah kan belum kena sakitnya tapi kalau mengobati sudah kena sakitnya. Sayangnya, kanker ini salah satu silent killer yang tidak kita sadari dan ternyata kanker adalah peringkat 2 dari 9 penyakit prioritas Kemenkes. Berarti memang perlu diperhatikan banget kan tidak bisa dianggap sepele.
Webinar Hari Kanker Sedunia Roche Mengangkat Isu Kanker Paru
Kanker paru adalah 3 terbesar setelah kanker payudara dan servics yang bisa terjadi pada pria ataupun wanita. Dan setiap tahun angkanya semakin meningkat ternyata trennya. Apalagi pandemi, di mana banyak orang yang di rumah saja dan ternyata sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan anggota serumah juga. Ya bayangin saja, biasa di kantor merokok di rumah kerja karena kebiasaan itu jadi merokok dan malah bikin siklus rumah tidak sehat.
Tanggal 4 Februari biasa dikenal dengan hari kanker sedunia atau World Cancer Day. Kali ini untuk memperingatinya, pada tanggal 8 Februari 2022 Roche bekerjasama dengan Cokro TV, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Perhimpunan Onkologi Indonesia, dan IASTO (Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology) mengadakan webinar Membuka Lebar Pintu Harapan: Meningkatkan Kesintasan Pasien Kanker Paru melalui Deteksi Dini, Diagnosis, dan Tata Laksana yang Berkualitas.
Webinar ini sekaligus sosialisasi rekomendasi kebijakan (policy brief) untuk mendukung terciptanya ekosistem penatalaksanaan kanker paru yang komprehensif di Indonesia. Jadi dengan dukungan banyak pihak diharapkan bisa tersampaikan ke banyak orang.
dr. Evlina Suzanna, SpPA, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Onkologi Indonesia serta Rumah Sakit Kanker Dharmais, Pusat Kanker Nasional mengatakan kalau jumlah pasien kanker paru semakin meningkat dengan usia penderita semakin muda dan sayangnya rata-rata datang di saat stadium sudah tinggi. Maka dari itu dibutuhkan penanganan yang komprehensif dari berbagai pihak sehingga semakin banyak yang cepat terdeteksi dan penyembuhan semakin mudah.
Karena kalau dipikir-pikir pasien kanker paru ini pasti akan lebih membutuhkan biaya bila dia datang ke dokter pada saat stadium akhir. Tapi beda cerita kalau dia datang saat masih stadium awal. Karena sebenarnya kematian karena kanker paru ini sangat bisa dicegah.
Kata dokter Evlina juga, pasien sakit itu ada dua yang ngeyel. Yang pertama orang yang tidak mau diobati dan yang kedua orang yang tidak bisa diobati. Apalagi kalau lihat secara kebudayaan semua tergantung sama keluarga besar, walau mungkin sebenarnya terhalang karena biaya pengobatan yang sangat besar. Benar banget, pengobatan kanker paru ini walau ada yang dicover ternyata ada banyak yang tidak tercover asuransi dan bpjs. Sehingga mau tidak mau tetap harus berusaha agar bisa terus hidup dengan meminum obat.
Prof. dr. Elisna Syahruddin, Ph.D., Sp.P(K)Onk, Direktur Eksekutif Research of Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO) bilang penyebab kanker paru salah satunya adalah karena kebiasaan merokok dan terpapar asap rokok terusan. Walau ada banyak sebabnya, skrining deteksi dini sangat diperlukan agar dia dan anggota keluarga lain terhindar dari kanker paru. Dan sepemahaman dengan dr Evlina juga kalau dengan deteksi dini maka akan menghindari biaya pengobatan yang sangat mahal.
Dari Pemerintah juga sangat berusaha agar biaya para pasien kanker paru ini bisa terakomodir dengan baik. Namun Ibu Ratu Martiningsih, Analis Kebijakan Ahli Muda di Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kemenkes RI mengatakan kalau ini sebenarnya memang sedang dipikirkan sehingga bisa lebih meringankan biaya kanker paru yang pasti tidak murah. Apalagi kalau semisal sudah ada skrining akan lebih menghemat lagi pastinya.
Roche Indonesia juga sangat senang karena selalu bisa berkontribusi dengan inovasi ilmiahnya. Sehingga memang sangat mengharapkan terbentuk ekosistem baru yang solid dalam tata laksana kanker. dr. Ait-Allah Mejri, Presiden Direktur Roche Indonesia, memang berkali-kali dalam kegiatan kesehatan di Indonesia Roche pasti ikut ambil bagian. Ternyata memang ini komitmen Roche sehingga bisa menjadikan Indonesia lebih baik dan lebih sehat. Bahkan ya kemarin pak Presdir bener-bener memberikan dukungan kepada Ibu Megawati Tanto, Koordinator Kanker Paru Cancer Information and Support Center, yang sudah berani mengambil inisiatif menyuarakan perihal pasien kanker paru. Karena orang yang sakit sembuh banyak, tapi memperjuangkan orang lain dari sakit ke sembuh tidak banyak. Dan salah satunya bu Mega ini. Iya sih, saya sendiri ya jujur setelah survive ya sudah survive saja tidak memikirkan orang lain :"(, bu Mega tidak :").
Cara Deteksi Dini Kanker Paru
Bu Mega sendiri sebagai penyintas juga bercerita perihal awal kenapa dia bisa kanker paru yang ternyata itu tidak sengaja diketahui ketika dia diperiksa sakit yang lain. Berarti memang deteksi dini penting banget. Bahkan DR dr.Andhika Rachman Sp.PD-KHOM, dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi onkologi medik, bilang kalau pasien yang datang bila masih stadium awal sangat jarang. Yang ada saat dah stadium 4 dan minta diobati, dia susah untuk diobati karena keterlambatan.
Jadi serem kan kalau misalnya kita tidak deteksi dini. Cuma memang beneran deh, kalau kulihat ya, deteksi dini itu kadang orang kurang memperhatikan ah gitu aja. Biasanya gitu ngomongnya, padahal penting dan sangat penting agar penyakit belum menjalar kemana-mana.
Kalau yang biasa dilakukan deteksi dini memang yang gampang dipalpasi atau diraba, seperti kanker payudara, getah bening dll. Tapi kalau organ dalam kayak kanker paru gini gimana caranya?
Jadi sebenarnya ada beberapa cara mendeteksi kanker paru, yang penting bila sudah merasakan ciri-cirinya dalam jangka waktu lama lebih baik memang harus segera ke dokter. Cek kondisi kesehatan apakah ada batuk, sesak napas, batuk berdarah, nyeri dada sampai edema atau sumbatan darah. Bila 1-2 terdeteksi mandiri langsung bawa ke dokter ya.
Nanti di dokter akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut mulai pemeriksaan fisik sampai lab. Yang pertama biasanya nanti akan diberi rekomendasi untuk rontgen paru. Bila hasil menunjukkan ke arah kanker paru nanti akan dilanjutkan tes lainnya.
Yang pasti, dengan skrining lebih cepat pasti akan lebih banyak yang bisa survive dan sembuh tentunya.
Baca juga :
Kebijakan Rekomendasi Terbaru Untuk Para Pasien Kanker Paru
1. Menetapkan standar pelayanan kanker paru yang sesuai dengan rekomendasi dan bukti ilmiah terkini.
2. Menjalankan program screening sebagai upaya deteksi dini kanker paru dan membangun kesadaran masyarakat, khususnya kelompok berisiko, untuk memeriksakan diri
3. Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia untuk memberikan pelayanan dalam tim multidisiplin
4. Memastikan ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan untuk menunjang diagnosis dan tata laksana yang spesifik5. Memastikan ketersediaan pembiayaan untuk pelayanan yang berkualits.
6. Membangun ekosistem yang mendukung inovasi dan solusi bagi pasien
Oh iya satu lagi, buat bapak-bapak Ibu-ibu Kakek-kakek Nak-anak yang suka merokok atau sering kena asap rokok, plis plis plis jangan rokokan lagi yaaa. Kasian yang menghirup asapnya huhuhu. Soalnya rata-rata yang kena itu yang menghirup asap rokok huhu. Hayolah demi semua anggota keluarga sehat, bukan cuma bisa kanker paru saja bisa pneumonia juga kalau pada anak-anak.
Memang butuh kolaborasi bersama dari berbagai pihak agar penanganan kanker paru ini bisa terwujud dengan baik. Yuk kita wujudkan bersama dengan salah satu caranya deteksi dini, demi hidup berkelanjutan yang lebih baik. Hayo semua semangat sehat!
Paru-paru ... hemm, organ ini termasuk organ vital yang kesehatannya perlu dijaga apalagi di musim seperti ini mudah banget terserang penyakit. Bahaya kalau sampai terkena kanker.
BalasHapusnah ini paru-paru harus bener-bener dijaga biar jangan sampai terkena kanker, pastinya butuh perawatan mahal dan takutnya bergantung sama tabung oksigen ya
BalasHapus