Punya anak itu memang sesuatu, gak cuman hanya mikir untuk hamil dan melahirkan saja. Tapi juga.... merawat, mengasuh dan tidak lupa membiayai. Iya kalau dulu saya hanya sebatas mikir cara menjaga kandungan sehat dan persalinan menyenangkan, sekarang waduh biaya ini biaya itu. Banyak bener ya. Iya kalau maunya anaknya satu, tapi kalau banyak kan berabe juga! Berabe banget malah.
Sayangnya, saya tahu saya dan suami bukan orang yang penuh persiapan untuk itu. Dulu sebenarnya saya cuma ingin anak satu saja, cukup Raffi. Karena mengingat kondisi saya yang tidak sesehat orang lain, yaaah walau tampak seger dari luar tapi bukan berarti di dalam sehat juga kan. Tadinya cuma mau satu, dalalah Allah ngasih Raffa dan juga Rafif.
Jelas ini membuat saya dan suami rada goyang. Kalau kata orang, "OLEEEENG GAAAAAAN". Karena di saat kami berdua baru mencoba menstabilkan diri, ternyata harus ada anak lain yang harus dibiayai selain kebutuhan sehari-hari. Benar-benar di luar rencana. Orang suka bilang banyak anak banyak rejeki, hmmm ya alhamdulillah kami sekarang masih hidup seh. Ya cukup biayain anak, tapi ya ga sedikit merepotkan orang. Karena berhubung usaha dan pekerjaan kami berdua yang tidak pasti.
Saya menyadari, membiayain satu keluarga tidak mudah. Dulu saat suami kerja, saya bener-bener dimanja sama papih. Saking dimanjanya, saya suka terbuai. Ya gimana, istrinya ga usah masak karena katering. Cukup sibuk antar jemput anak sama ngurus anak selama dia ngantor. Enak kan? Enak banget. Semua sudah Papih sediakan, uang gajinya buat sehari-hari cukup. Saya yang ngejob jadi blogger jadi bisa ngumpulin uang buat kebutuhan tersier dan nabung. Bisa pokoknya.
Tapi bertambahnya anak, bikin kami rada kebingungan. Tidak menyangka kalau ternyata memiliki anak tidak hanya punya anak saja, tapi banyak bangetttt. Btw, di postingan ini saya mau sharing biaya sekolah anak-anak versi desa ya. Paling tidak bisa jadi masukin semisal ingin memiliki anak dengan banyak kegiatan masing-masing.
Biaya Sekolah dan Kegiatan Anak Saya
Saya cukup beruntung tinggal di desa terpencil, namun bukan berarti biaya berkurang juga seh. Ditotal ya sama aja, bedanya kalau dulu untuk satu anak sekarang untuk banyak anak. Tapi lumayan daripada harus bayar SPP sebesar satu juta buat SPP hehehe, di sini bisa buat bertiga.
Jadi anak saya masing-masing kebetulan sudah sekolah, di tempat yang lumayan anggap terbaiklah di desa sini. Lalu tiap anak saya lesin 1-3 les sesuai yang dia mau. Rata-rata biaya les di sini sebesar 1-100-200ribu per bulan per les. Sek-sek mari kita list dulu...
SPP Raffi-Raffa-Rafif (Sebulan) : Rp 600.000
Les Raffi Pelajaran : Rp. 200.000
Les Raffi Coding/Inggris : Rp. 250.000
Les Raffi Tilawati : Rp 200.000
Les Raffi Karate : Rp. 120.000
Les Raffa Gambar : Rp 300.000
Les Raffa Ngaji : Rp 150.000
Les Berenang Raffi Raffa : Rp 100.000
Total : Rp 1.920.000 anggaplah 2juta untuk anak saja hehehe. Tapi ini harga desa yaaaa, kalau di Tangsel kota ya tidak mungkin bisa segini. Yang ada 1 juta SPP anak bisa kali 3 huhuu. Ambyar! Belum kalau ada lomba karate, huaaaa tambah wes biayane lumayan. Kayak foto di postingan ini, Rafif lagi pakai baju sakera punya Raffi dulu. Yaaa lumayan tidak usah beli untuk kegiatan pentas seni, bisa turun temurun mumpung anaknya laki. Kebayang kalau kudu nyewa baju hadeh.
Yaaah pokoknya, sepuluh tahun kerja perbankan belum berarti bikin orang pinter keuangan wkwkwk. Nguap semua ilmunya.
Untung Anak Saya Aktif dan Mau
Sayangnya, kebetulan anak-anak saya tipe yang aktif rata-rata. Di sekolah, Raffi dan Raffa termasuk anak yang cukup dikenal teman dan gurunya. Jadi saya tidak terlalu khawatir dengan perkembangannya. Tapi berhubung mereka termasuk anak aktif, jadi mau tidak mau saya memang ikutkan banyak les. Soale mereka mau dan daripada di rumah saja cuma nonton youtube. Maksudnya ga jelas gitu. Ga ada faedahnya, toh kalau bermain mereka juga masih ada waktu.
Untungnya gayung bersambut, anak-anak mau-mau saja les ini itu untuk menambah pengetahuan mereka. Dan saya cukup bahagia mendengarnya. Jadi ga cuma saya yang merasa ambisius, toh yang nikmati mereka bisa ini itu juga mereka sendiri kan?. Iya, untungnya mereka mau. Tapi ngajarkan mereka mau itu juga gak mudah seh ya.
Dulu, saat awal-awal anak-anak ikut les ini itu juga tidak mudah. Mereka malas-malasan, bosan, tidak mood dll. Tapi ketika mereka berkumpul dengan teman sebayanya dan mereka bisa mengerjakan sedang temannya belum bisa, itu yang jadi penyemangat mereka untuk banyak kegiatan. Yang temen-temannya gak bisa anak-anakku bisa. Dan itu jadi nilai plus tersendiri kan? Anak-anak jadi semangat mengerjakan atau melakukannya.
Tapi ini masih tahapan awal, karena perjalanan anak-anakku ya masih sangat panjang. Cuma bismillah keaktifan mereka dan ikutan ini itu ini itu bakal jadi bekal mereka di kemudian hari <3. Semangat ya, Nak! Orang tua hanya bisa kasih bekal, selanjutnya kalian yang akan menjalani.
Begitu syulit lupakan anak, apalagi anak aktif. Beneran, tapi memang semua kegiatan ini itu ini itu ya kudu ada modale dulu xaxa. Bismillahlah ya dilancarkan. Bismillah bismillah bismillah. Semangat anak-anakku, semangat echa dan papih. Merdeka!
Wih keren putranya banyak aktifitas. Sukses sehat2 terus utk the boys ya mba
BalasHapusIni anak lanang mirip sama mamanya imut jadinya, ganteng pakai baju sakera jadi pengin punya anak cowok. Kalau anak udah aktif gini bundanya jadi kewalahan sendiri, ya, tapi tingkahnya itu yang bikin ngangenin kalau dia diem atau enggak lagi di rumah. Terima kasih sharingnya!
BalasHapusYa Alloh gak melu mbayar tapi aku melu ngelu liat angka2nyaaa hahaha.
BalasHapusIdem nih les2 juga butuh duit, yaaa kita ortu cuma bisa kerja keras berusaha supaya anak2 mendapatkan pendidikan baik sekolah maupun les2 terbaik yaa. Moga ada aja rezekinya aamiin