Anak putus sekolah semakin meningkat. Ini karena banyak anak didik yang turun tangan membantu ekonomi keluarga.
Pandemi Covid-19 memang membawa dampak yang besar di segala aspek kehidupan. Bukan hanya banyak terjadi PHK massal, tapi generasi penerus bangsa juga banyak yang putus sekolah.
“Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di tahun 2021 untuk anak putus sekolah di tingkat SD meningkat 10 kali lipat dibanding 2019”, kata Suharti, Sekjen Kemendikbudristek seperti dikutip dari Kompas.com (3/1/2022).
Saya terhenyak dan sangat menyadari. Dimana tekanan ekonomi yang makin besar, membuat banyak orang tua terpaksa mengajak anak untuk bekerja.
Belum lagi masalah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) hingga menyebabkan kesenjangan sosial juga menjadi kendala yang besar. Walau pemerintah sekarang sudah membuat Kurikulum Merdeka dengan PTM (Pembelajaran Tatap Muka), masih belum menampakkan hasil yang signifikan. Karena masih banyak yang belum kembali bersekolah lagi.
Mungkin untuk kota-kota besar, hal ini bisa dengan cepat diatasi. Tapi bagaimana dengan kota dan desa terpencil? Dimana akses bersekolah saja cukup sulit?
Dan saya cukup kaget membaca profil salah satu penerima penghargaan ASTRA di bidang pendidikan. Beliau mendirikan sekolah yang biayanya bisa dibayar dengan sayur dan doa. Saya lihat lokasinya di Banyuwangi, Jawa Timur. Sekitar 3 jam dari kota kelahiran saya Situbondo.
Sekolah BIS tampak depan
Beliau adalah Muhammad Farid yang merupakan pendiri dan kepala sekolah dari SMP Ma’had Alam Banyuwangi Islamic School (BIS). Pria kelahiran Banyuwangi pada 19 April 1976 ini adalah salah satu penerima penghargaan Satu Indonesia Award di tahun 2010.
Semangat saya untuk datang langsung tidak terbendung lagi. Mengingat sebagai penduduk desa, biasanya pendidikan kurang diutamakan bahkan memilih bekerja saja daripada sekolah. Namun masih ada yang bersedia membangun mimpi anak-anak Indonesia dengan sekolah layak dan berkualitas.
Perjalanan saya ke Banyuwangi cukup lancar. Di sisi kiri dan kanan, saya banyak melihat sawah dan lahan yang masih sangat asri. Sambil naik ojek pangkalan menuju ke sekolah alam tersebut, bayangan saya seperti sekolah alam yang ada di kota besar.
Memasuki daerah perumahan penduduk, akhirnya saya sampai di Sekolah Alam Banyuwangi Islamic School (BIS) yang tepat berada di bukit. Udara disana sangat sejuk seperti di pegunungan, maklum saja sekolah ini memang terletak di Desa Kopen, Genteng, Banyuwangi.
Awalnya, saat pertama kali melihat sekolah alam ini berbeda dengan sekolah alam di ibukota yang pernah saya lihat. Dibangun di atas tanah wakaf seluas 4000 meter yang dulunya bekas kafe, sekolah alam ini memang lebih sederhana. Namun saya melihat tempat belajarnya bersih dan tampak rapi.
Membangun Sekolah Alam Murah Untuk Semua
Kedatangan saya langsung disambut oleh Bapak Farid sendiri. Kebetulan saat itu baru saja siswa-siswi sekolah ini baru saja mengerjakan salat Dhuha berjamaah. Kami pun duduk santai sambil mengobrol di lantai pada suatu ruangan sekolah.
Bapak Muhammad Farid pendiri sekolah alam Banyuwangi Islamic School
Bapak Farid kemudian bercerita tentang sekolah alam yang didirikan ini. Awalnya dia lakukan untuk mendukung tesis sekolah S2 Manajemen Pendidikan. Gayung bersambut dengan adanya kebun kafe yang tidak dikelola pemiliknya, akhirnya tanah seluas hampir setengah hektar itu pun menjadi sekolah.
Kalau kita lihat di data Dinas Pendidikan, Sekolah Alam Banyuwangi Islamic School ini didirikan dibawah naungan Yayasan Bina Insan Islami pada tanggal 6 Januari 2005. Beralamat di Jl. KH. Imam Bahri Villa Alam Asri Jenesari Genteng Kulon, Banyuwangi, sekolah ini memang mengusung konsep alam dalam pembelajarannya.
Saat studi banding ke Jakarta, Bapak Farid sedikit kaget dengan biaya sekolah alam. Namun beliau sangat suka dengan konsep alam sekolah tersebut. Akhirnya ketika akan membangun sekolah alam di Banyuwangi, beliau mengambil konsep alam tapi biaya pendidikan yang murah dan terjangkau.
Akhirnya Sekolah Alam Banyuwangi Islamic School ini tercipta. Dulu memang didaftarkan bersamaan dengan tingkat sekolah dasar, namun karena lokasi berada di dusun terpadu jadi yang diperbolehkan beroperasi hanyalah di tingkat SMP saja.
Suasana sekolah yang sejuk dan tenang
Tapi di sekolah ini bukan hanya sekolah saja, anak-anak juga diwajibkan untuk menginap yang lebih dikenal dengan mondok atau pesantren.
“Sekolah alam Banyuwangi Islamic School memang mengusung konsep ma’had yang mirip dengan pesantren. Jadi anak-anak tidak hanya bersekolah pelajaran umum saja, tapi juga pelajaran agama. Di sini anak akan belajar kalau pesantren itu menyenangkan”, lanjut Bapak Farid meneruskan ceritanya.
Walaupun pesantren, anak-anak diperbolehkan pulang pada hari sabtu dan minggu. Kemudian bertambah lama tinggal di pesantrennya, mulai sebulan hingga menjadi setiap enam bulan sekali.
Bagi anak sekolah SD yang ada di pesantren, Bapak Farid bekerja sama dengan menyekolahkannya di MI terdekat di dusun tersebut. Sepintas saya lihat, semua anak-anak yang ada di sekolah alam Banyuwangi Islamic School terlihat bahagia di sana. Walau mereka belajar di luar ruangan, tapi ternyata mereka tetap serius belajar dan menghafal.
Biaya Sekolah Terjangkau, Uniknya Bisa Dibayar Pakai Sayur dan Doa
Seperti impian awal saat membangun sekolah alam Banyuwangi Islamic School ini, Bapak Farid memang terus berkomitmen untuk mencari anak-anak tidak mampu agar mau bersekolah. Bahkan sudah 100 orang siswa yang aktif bersekolah berasal dari berbagai macam daerah, mulai Palangkaraya, Madura, Jember, dan Bali. Hampir seluruh pulau di Indonesia pernah bersekolah di sekolah alam ini.
Kegiatan di sekolah alam Banyuwangi Islamic School
Menurut Bapak Farid, awal-awal dia sangat kesusahan mencari murid. Bahkan sampai mencari ke pasar-pasar agar ada murid yang mau bersekolah. Dan usahanya pun membuahkan hasil, muridnya mulai banyak yang mau sekolah dan masuk pesantren di sana.
Yang membedakan dengan sekolah lainnya, ternyata biaya pendidikannya bisa dibayar dengan sayuran bahkan cukup dengan doa. Dulu para murid setiap Sabtu pulang ke rumah dan saat kembali di hari Minggu membawa sayuran.
Sayuran itu kemudian diolah di dapur untuk dimasak sebagai menu anak-anak. Bila ada sayuran lebih maka akan dibagikan ke guru-guru pengajar juga. Bukan hanya biaya masuk yang bisa dibayar dengan sayuran, tapi juga gaji para guru pengajar juga dibayar pakai sayur.
Dan sekarang SMP Alam BIS terakreditasi B yang dikelola dengan lebih profesional, jadi sudah menerima pembayaran biaya sekolah dengan mata uang rupiah. Guru-guru pengajar di sana pun akhirnya juga menerima gaji sebagai penghasilannya.
Salah satu karya siswa
Tapi hingga saat ini masih sangat diperbolehkan untuk murid yang akan membayar biaya sekolah menggunakan sayur bahkan doa. Bukan hanya itu, kadang orang tua membawakan lauk pauk yang bisa diolah seperti ikan untuk membayar biaya sekolah.
“Komitmen awal saya membangun sekolah alam Banyuwangi Islamic School ini memang anak kaum dhuafa bisa bersekolah dengan layak dan baik. Bayar sekolahnya pakai sayur bahkan doa akan selalu diterima oleh kami”, ujar Bapak Farid sambil tersenyum.
Sekolah Kehidupan Dengan Pendidikan Umum, Iman dan Akhlak Bagi Para Murid
Jujur saya sedikit kaget saat Bapak Farid memanggil dan berbicara dengan semua muridnya dalam bahasa Inggris. Tadinya saya pikir sekolah di daerah seperti di Genteng, Banyuwangi ini pelajaran bahasa Inggris bukan hal yang penting. Tapi pemikiran saya ditepis saat di Banyuwangi Islamic School ini, semuanya berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Setiap hari wajib berkomunikasi bahasa Inggris
Ternyata memang bahasa Inggris menjadi sarana komunikasi sehari-hari selain bahasa Indonesia dan Arab. Tidak heran karena SMP Alam Banyuwangi Islamic School ini memang merupakan boarding school.
Konsep sekolah alam juga tetap diterapkan dengan membebaskan anak mau berekspresi belajar di mana saja. Murid juga tidak terikat dengan pembelajaran, tapi tetap ada standarisasi pelajaran sesuai Dinas Pendidikan yang berlaku.
“Saya selalu bilang pada orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di sini. Kalau konsep pendidikan di SMP Alam Banyuwangi Islamic School ini berbeda. Tapi saya akan berusaha untuk selalu menanamkan iman kuat sehingga fisik dalam pembelajaran juga berjalan baik. Karena ini adalah sekolah kehidupan”.
Setiap murid wajib mengikuti tiga camp yang disediakan di sekolah, yaitu English Camp, Tahfidz Camp dan Kitab Kuning Camp. Dan murid juga wajib berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Bahkan ada salah satu murid yang studi banding di sebuah sekolah milik Gubernur Sumatera Barat dan berhasil menjadi ketua klub Bahasa Inggris di sana.
Siswa kakak kelas memberikan ujian kepada adik tingkat
Selain itu anak juga diwajibkan untuk selalu berbagi dengan murid lainnya. Karena ketika murid memiliki ilmu dan berbagi, maka dia juga akan membuat sekitarnya paham dengan ilmu tersebut. Contoh kecilnya adalah murid saat libur sekolah harus mengumpulkan beberapa anak di daerahnya untuk mengajari mereka.
Di sini kakak kelas menjadi penyampai materi, sehingga anak akan otomatis belajar public speaking dengan baik. Murid juga diajarkan presentasi agar ketika dewasa dapat bermanfaat.
“Prestasi murid sekolah SMP Banyuwangi Islamic School menurut saya adalah di mana anak hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Sehingga anak terus memotivasi diri menjadi lebih baik. Murid juga harus belajar berbagi, mereka akan memiliki nilai lebih dengan ilmu tersebut”.
Pendidikan iman dan akhlak juga menjadi salah satu keunggulan sekolah alam ini. Di mana murid melakukan amaliah ibadah sehari-hari dengan baik dan tepat waktu. Bapak Farid menanamkan kebiasaan untuk salat tahajud, jamaah 5 waktu tepat waktu dan salat dhuha sehari-hari. Menurutnya, dengan menjadi kebiasaan anak tidak akan tertekan dan lebih mudah mengamalkan dalam kehidupan.
Dengan membentuk anak secara penuh dengan keimanan, maka dia akan menjadi seorang yang berguna dalam kehidupannya. Tidak salah memang SMP Alam Banyuwangi Islamic School ini memang sekolah kehidupan.
Meraih Impian Dimulai Dari Dream Book yang Didoakan Setiap Waktu
Salah satu doanya adalah bisa mendirikan sekolah untuk anak-anak yang tidak mampu. Dan dengan adanya Banyuwangi Islamic School ini, impiannya untuk mencerdaskan anak bangsa memang tercapai.
“Dulu saya selalu menulis impian di dream book. Dan setiap hari mendoakan impian tersebut agar terkabul. Saya sangat percaya dengan kekuatan doa, walau belum ada yang tahu kapan doa itu akan Tuhan kabulkan”, kata pria yang berusia 46 tahun ini.
Salah satu dream book siswa
Ternyata kebiasaan Bapak Farid ini pun ditularkan pada murid-muridnya. Setiap murid diwajibkan memiliki dream book dan harus mendoakannya setiap hari agar impiannya tercapai.
Menurut Bapak Farid, selama bermimpi itu gratis dan tidak dilarang maka kita diperbolehkan untuk memiliki impian setinggi apapun. Dan selain berusaha mewujudkan impian tersebut, ada doa yang hanya Tuhan bisa kabulkan. Jadi karena itu, seluruh siswanya harus punya dream book dan mendoakannya setiap hari.
Salah satu murid bernama Vivi memperlihatkan dream booknya pada saya. Isinya mulai dari membangun masjid, umroh sekeluarga, hingga tahfidz Al Quran. Dan saat itu saya langsung mengaminkan impian Vivi yang asalnya dari Banyuwangi tersebut. Sepertinya juga jadi ide untuk diadaptasikan buat anak-anak saya.
Pembelajaran sekolah bisa dimana saja
Saat saya bertanya pada Bapak Farid apa impiannya 10 tahun mendatang, beliau langsung bilang ingin sekolah alam Banyuwangi Islamic School ini lebih besar dan bermanfaat bagi banyak orang. Bapak Farid juga menginginkan agar santri yang bersekolah dan mondok di Banyuwangi Islamic School ini semakin banyak. Dia juga berharap agar seluruh wilayah Indonesia ada perwakilan di tiap pulau yang bersekolah di sekolah alam Banyuwangi Islamic School.
Menjadi Pemenang Astra Satu Indonesia Awards 2010 Bidang Pendidikan yang Membuka Jalan
Meraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2010
Tidak salah memang Muhammad Farid terpilih menjadi pemenang penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards di tahun 2010. Beliau adalah salah satu dari lima orang pemenang yang berhasil melakukan perubahan dengan masyarakat sekitar.
“Waktu itu saya didaftarkan oleh salah seorang wartawan media yang tinggal di Banyuwangi. Saya baru tahu setelah masuk nominasi 20 besar. Dan tidak menyangka bisa menang di bidang pendidikan. Ini anugerah Tuhan buat saya dan SMP Banyuwangi Islamic School”, kata Bapak Farid dengan mata berkaca-kaca.
Memberikan training ke seluruh Indonesia bersama Astra
Beliau mengalahkan 120 orang pendaftar dan mendapatkan hadiah sebesar 40 juta rupiah yang digunakan untuk sekolah. Bukan hanya itu saja, Bapak Farid juga diundang oleh pihak Astra untuk memberikan training dan menceritakan pengalamannya ke seluruh Indonesia.
Bahkan berkat menjadi pemenang Satu Indonesia Awards 2010, beliau diundang ke Kick Andy. Dulu saat susah mencari murid, dia menuliskan di dream book agar bisa masuk Kick Andy. Agar bisa viral dan sekolah jadi dikenal masyarakat.
Tampil di Kick Andy
Dan akhirnya di tahun 2012, Bapak Farid beserta 3 orang lainnya diwawancarai Andy Noya di Kick Andy. Doa anak-anak Banyuwangi Islamic School dan dia selama ini untuk masuk Kick Andy akhirnya terwujud.
“Karena itu jangan takut untuk bermimpi, tulis dan doakan impian kita!", pesan Bapak Farid lagi.
Bapak Farid membuktikan kalau alumni SMP Banyuwangi Islamic School akan bisa leadership, bahasa hingga publik speaking. Bukan hanya itu, pendidikan iman dan akhlak juga menjadi pembiasaan positif yang ditanamkan dalam jiwa para murid.
Sekolah unggulan tidak perlu mahal. Sekolah yang bisa mendidik anak dalam pelajaran, agama dan kehidupannya ada di SMP Banyuwangi Islamic School. Sekolah unik berkualitas yang biaya pendidikannya bisa dibayar menggunakan sayuran dan doa. Mereka juga akhirnya berkompromi dengan alam demi sekolah gratis.
Saya berfoto bersama dengan Bapak Farid
Bertemu dengan Bapak Muhammad Farid menyadarkan saya, kalau tidak banyak memang orang seperti beliau. Tapi juga menunjukkan kalau masih ada orang seperti Bapak Farid yang tergerak untuk mencerdaskan anak Indonesia. Agar banyak anak yang bisa bersekolah kembali dengan layak dan mendapatkan pendidikan yang baik demi masa depan bangsa.
Dan ASTRA akan selalu mengapresiasi bagi orang yang bisa memberikan dampak positif dan kontribusi berkelanjutan yang lebih besar. Bagaimana dengan kita? Mari bangkit bersama untuk Indonesia!
MasyaAllah, salut sama Bapak Farid yang menggagas sekolah ini, tentu sangat membantu anak-anak yang mimpinya untuk bersekolah terhalang biaya. Unik juga idenya dibayar sayuran, tapi menarik juga cara mengajarnya buat anak lebih bersemangat belajar, nih. Terima kasih sharingnya!
BalasHapusMasya allah.. luar biasa.. baru tauu ada sekolah alam di Banyuwangi. Salut sama bpk Muhammad Farid sbg pendiri sekolah alam ini. Megobarkan kembali semangat dan impian anak" yg sempat tertunda utk menjadi sukses. Sangat menginspirasi, suka dg dreambook yg bs dijadikan contoh utk anak" saya. Semoga sukses sekolah alam BIS, makasiih echa tulisannya sangat bermanfaat.
BalasHapusMbaaaa, aku auto Mupeng cusss nang Banyuwangi
BalasHapusProfil sosok yg luarrr biasa
Sangat inspiratif bgt
Di era masa kini kok ya adaaa orang berhati emas kyk bliooo
Kerennya masya Allah. Seklah unggulan ngga perlu mahal. Ngga nyangka ya Pak Farid malah dulunya nyari murid sampe ke pasar2, padahal bayarnya aja cuma pakai sayur dan doa. Ngga nyangka juga kalau muridnya bisa sebanyak itu di luar Bwi. Aku sekarang juga mulai merutinkan nulis di dream book mba Eca. Smoga semua doa2 dan mimpi juga bisa terwujud ya.
BalasHapusIya kalau dengan sekolah alam tuh yang kebayang pertama, biaya sekolahnya mahal. Tapi di Banyuwangi ini, cukup dibayar dengan sayuran saja.
BalasHapusWow benar-benar kekuatan doa dan impian ya mbak, menulis di dream book pengen masuk di acara kink andy, dan keinginan pak farid ini akhirnya terwujud
MashaAllah~
BalasHapusBapak Muhammad Farid merupakan teladan seorang Ustadz, Da'i dan guru yang bisa memberikan semangat untuk siswa-siswinya juga untuk masyarakat agar senantiasa melangitkan mimpi yang dirupakan doa setiap saat.
Barakallahu fiikum,
Semoga Banyuwangi Islamic School menjadi sekolah yang lebih besar dan semakin bermanfaat mencerdaskan anak bangsa.
Masyaallah tabarakallah manusia langka banget ni mak. Bisa membangun sekolah dgn kualitas sebaik ni dan bayarnya hanya pKe sayur dan doa. Kurikulumnya ga main2 lho murid bsneran dpt pendidikan yg layak programnya juga kece. Semoga tercapai semua xita2 pk Farid ya dan kelak anak2 yg skolah di sana jd orang sukses dan pahala jariyah buat pak farid terus mengalir
BalasHapusMasyaa Alloh, keren banget Pak Farid. Semoga semakin banyak orang-orang yang peduli terhadap pendidikan seperti Pak Farid ini. Bayar pakai sayuran dan doa sangat membantu anak2 dengan ekonomi yg rendah untuk tetap sekolah. Saluut!
BalasHapusJangan takut bermimpi, tulis dan doakan mimpi kita. Masya Allah membaca cerita Echa saat tiba di Kick Andy jadi terharu. Impian bapak Farid terwujud satu persatu, sekolah nya viral dan dikenal lebih banyak orang berkat impian dan doa beliau yang tak pernah putus. Semoga mimpi-mimpi beliau yang lain segera terwujud
BalasHapusMasya Allah.. bapak Farid ini inovatif banget yaa.. dan sekolahnya ternyata sudah berdiri sejak tahun 2005, ya. Udah lamaaa dong, dan masih bertahan. Keren!
BalasHapusYa Allah, salut aku
BalasHapusSegitunya peduli dengan pendidikan anak anak ya mbak
Inspiratif banget ya
Semoga langkah beliau selalu dimudahkan
Menarik banget ya mba, ini bisa dibayar dengan sayur dan doa. Semoga makin banyak yang seperti Bapak farid ya
BalasHapusMasya Allah, niat mulianya kini sudah terbayarkan dengan banyaknya anak yang kurang mampu bisa bersekolah dengan layak ya mbak, sementara penghargaan itu bonus atas apa yang sudah beliau lakukan demi anak-anak kurang mampu bisa sekolah
BalasHapusKeren ya mbak, di tengah gempuran harga-harga yang terus naik, ekonomi yang kurang stabil tapi beliau punya misi memberikan pendidikan terbaik dengan biaya murah. Jadi tertarik menyekolahkan anak ke sana.
BalasHapusKeren sekali ini, semoga makin banyak orang seperti pak Farid
BalasHapusMasya Allah, keren banget ya Cha visi dan misi Pak Farid membangun sekolah impian sekolah ramah anak yang biayanya pun ramah di kantong, anak yang datang dari keluarga sederhana bisa mereguk pendidikan berkualitas juga tak hanya anak orang kaya
BalasHapusMasya Allah, keren banget ya Cha visi dan misi Pak Farid membangun sekolah impian sekolah ramah anak yang biayanya pun ramah di kantong, anak yang datang dari keluarga sederhana bisa mereguk pendidikan berkualitas juga tak hanya anak orang kaya
BalasHapusMashaAllah sungguh mulia apa yg dilakukan Bapak Farid. Semoga Ilmu yg bermanfaat itu terus mengalir pahalanya utk bapak
BalasHapusInspiratif. Saya jadi tergugah ingin bikin sekolah alam begini. Karena kadang niat dan mimpi bisa direalisasikan dengan banyaknya dukungan doa dari banyak pihak. Tak ada yang tak mungkin, asal tahu dan ada jalan.
BalasHapus