Masa depan memang tidak ada yang tahu, termasuk jodoh, umur dan rejeki. Ketika saya punya anak pasti yang terpikir di otak ini adalah misalnya nanti saya pergi dulu bagaimana ya? Gimana ya kalau misalnya saya nyusahin anak-anak saat tua? Atau gimana kalau anak kehilangan kami? Dan lain sebagainya, yah pikiran wajar saja namanya juga manusia.
Apalagi saat covid lalu, saya dan suami sudah arrange kemungkinan terburuk misalnya saya atau suami pergi dulu, atau ada anak kami misalnya amit-amit. Jadi paling tidak tahu apa yang mau dilakukan ke depan.
Namun itu kalau kehilangan kan meninggal, tapi misalnya masih hidup dan sakit dalam jangka waktu lama bagaimana? Sebenarnya sejak oktober 2022 lalu, kondisi kesehatan saya memang menurun drastis. Keseringan bergadang membuat lebih banyak penyakit yang masuk ke dalam tubuh hehehe. Tapi ya memang wallahualam, semua bisanya kan nerima ikhlas karena Tuhan segala penentu.
Baca Juga: Metastase
Sekarang kondisi saya tambah ngedrop akibat kaki yang sudah digerakkan, untungnya tangan saya tidak apa-apa. Jadi saya bisa menulis dengan baik seperti di blog ini. Tapi intensitas ngobrol saya sudah berkurang drastis, rasanya mau lihat handphone saja sudah tidak sanggup sebenarnya. Namun kita kan gaweeee yeeee nulisss yeeee, mau ga mau ya dijalani saja pol-polan. Insyaallah Allah lihat dan berkahi.
Yang berat kalau ada yang sakit tentu anggota keluarga sekitar, bukan cuma suami saja. Termasuk anak-anak yang melihat 'ibunya' dalam posisi aneh tapi harus lihat. Yang tadinya ibunya kalem berubah singa lalu berubah jadi kelinci tiba-tiba dalam penglihatan anak. Tentu ini membawa psikis tersendiri pada anak-anak saya.
Yang terlihat mikir itu tentu anak yang lahir 2013. Setiap hari dia memang membantu saya dalam banyak hal, walau untuk megangin belum bisa. Tapi hal-hal kecil seperti mengambilkan makanan, minuman sampai handuk dia udah bisa. Cuma ya dia sering terlihat sedih saja melihat ibunya. Kalau yang 2016, dia sering nanya mama mau diambilkan apa? Jadi anak-anak ya bantu hal-hal kecil sambil bantu pak Tile yang mungkin riweh juga 24 jam jagain saya.
Baca Juga: Syaraf Kejepit
Tapi ya alhamdulillah anak-anak sehat, batuk pilek biasa saja. Suami juga alhamdulillah sehat walafiat, saya juga sebenarnya sehat saja. Cuma kadang nyeri daa belum jalan saja. Sisanya ya baik-baik saja alhamdulillah. Karena tinggal dengan yang sepuh, tentu kesehatannya ikutan ngedrop yang sepuh. Sampai saya tegur, "Jangan sakit hayo, aku gak papa. Lak pusing kalau sakit. Hayo semangat, akune semangat kok situ ngedrop". Kan yang repot pasti suami yang jadi tambah pusing kudu merawat yang mana kalau semua sakit hihi. Jangan ya, sehat semua pokoknya bismillah. Sehat.
Baiklah ini beberapa tips saya agar bisa menguatkan hati anak ketika melihat orang tuanya sakit!
5 Cara Menguatkan Hati Anak Ketika Orang Tua Sedang Sakit
1. Stay Cool and Stay Strong
Duh, ini memang gampang ngomongnya tapi pedih ngejalaninya. Tapi kan Gusti Allah mboten sare, saya sellau berusaha tampak biasa saja di depan anak-anak. Cuma ya kadang kalau lagi mewek ya mereka ngeliat, tapi nanti hatinya berat. Jadi saya sering cuma pas sama suami nangis, yang penting ga di depan anak-anak. Bahkan pernah suami dan anak-anak lagi pergi, saya nangis berderai-derai. Karena kasian kalau liat mereka ikutan sedih huhu takut ngedrop. Jadi semangat selalu!
2. Tetap Lakukan Kewajiban Seperti Biasa
Saya tetap berusaha melakukan banyak hal seperti biasa, mulai bangunin solat, nyetrika baju dll. Tapi memang tidak banyak yang bisa saya lakukan seperti biasa kayak nganterin anak sekolah huhuhu. Cuma ya saya tetap berusaha melakukan hal yang bisa saya lakukan, selama saya bisa.
3. Terus Dukung Anak Tanpa Henti
Anak tidak lepas dari orang tua, termasuk arrange kegiatan anak yang seabrek. Jadi yang dulunya bisa membagi waktu buat anak, sekarang yang bisa nemani hanya suami kalau pergi-pergi lomba. Tapi walau saya tidak menemani, tetap wajib bismillah mendukung anak tanpa henti. Raffa tetap lomba mewarnai dan Raffi lomba karate plus olimpiade. Cuma sekarang yang antar papihnya saja. Doakan ya menang!
4. Ajak Ngobrol Dari Hati Ke Hati
Salah satu yang saya lakukan untuk menguatkan anak adalah mengajaknya mengobrol. Walau berujung nangis dan berpelukan, tapi yang pasti saya harus banyak ngobrol-ngobrol. Kapan lagi kan mumpung masih bisa bersama ^^. Saya kasih pengertian kenapa sakit dan anak harus gimana menghadapinya. Hayo ngobrol luangkan waktu bersama anak!
Ini momen yang lagi banyak saya lakukan, foto sama anak, foto sama suami dll. Jadi misalnya ada apa-apa paling tidak ada kenang-kenangannya, seperti tulisan di blog saya ini. Rencananya, semisal saya ga ada akan dilanjutkan sama suami dan anak-anak. Walau entah mau dibawa kemana blog saya ini hehehe. Tapi yang pasti isi-isinya, semua kenangan saya, keluarga dan tentu anak-anak tercinta yang sangat saya sayangi.
Saya tahu saya mungkin terlalu dini, tapi daripada terlambat sama sekali. Betul tidak. Yang pasti saya tetap berusaha agar anak-anak dan suami plus orang tua yang masih ada, tidak banyak kepikiran dengan keadaan saya sekarang. Ya sayanya selalu semangat kok, mereka juga. Sesemangat nulis blog hehehe. Karena yang paling dekat support system ya keluarga.
Anak-anak jangan sedih ya, tetap semangat. Ibumu saja semangat, masak kalian tidak. Jadi ganbate! Gusti Allah mboten sare, pasti ada pelangi setelah hujan. Bismillah sehat!
MasyaAllah sesuatu yang pasti tapi jarang sekali teringat. Terimakasih sharing nya Mbak.. Semoga Mbak lekas pulih dan sehat selalu untuk keluarga Mbak..
BalasHapusBaca tulisan ini saya kok jadi agak mbrebes mili ya. Kalo inget anak2, dan siapa yang pergi duluan, suami atau istri kok rasanya ga sanggup ya. Dan bagaimanapun juga life goes on, keep semangat terus buat mba Echa, semoga selalu diberikan kesehatan oeh Allah SWT. all the best for you
BalasHapusBener ya mba selalu menguatkan hati mereka seolah tidak terjadi apa2, semoga cepat sehat sedia kala ya teh🥰
BalasHapusTetap semangaat mbak! InshaAllah mbak dan keluarga selalu dikuatkan Allah 🍀 semoga kita semua bisa menikmati momen saat ini dengan orang tercinga yaa
BalasHapusPeluk erat mbak Echa
BalasHapusTetap semangat dan sabar ya mbak
Semoga Allah beri kemudahan dalam ikhtiar mencari kesembuhan :)
Semangat mbak Echa! Peluk erat dari jauh untuk mbak Echa. Semoga cepat sehat kembali ya mbak.
BalasHapusMasyaAllah Mbaaa, peluk erat virtual ^^ Semangat sehat Mba Echa, semangat Mba luar biasa..
BalasHapusBaca ini jadi pengen juga memperbanyak foto bareng keluarga, mengabadikan momen memang penting ya Mba selain untuk nambah semangat juga..
Tetap semangat, Mak Echa. Semoga lekaa sembuh ya dan bisa kembali antar jemput anak sekolah. Stay strong.
BalasHapus