Blog Cerita Cha Bercerita Tentang Hal-Hal Biasa

Ramadan adalah saat dimana saya menyiapkan beberapa hampers buat Idulfitri. Iya, tapi itu tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini libur dulu, karena memang tidak memungkinkan kirim-kirim hampers. Hmm, jadi ingat cerita beberapa tahun lalu. 

Saat itu suami baru pulang kantor kurang lebih jam 8 malam biasanya. Saat pulang dia memang sudah terlihat capek sebenarnya, tapi karena saya minta tolong anter ke toko Intermedia di daerah Bintaro dia mau-mau saja. Lebih ke mau tidak mau sih!. Karena anak-anak sudah mengantuk, kami siapkan carseat dulu buat semua anak-anak biar bisa ikutan.

"Memangnya harus sekarang ya? Besok sama anak-anak ke sana Mamih gak sempat?"

"Gak bisa, ribet soalnya banyak yang mau dibeli"

"Ya sudah gpp, Papih antar ya. Gak usah cemberut lagi"

"Hehehe"

Akhirnya jam 8 malam lewat kami berangkat ke sana. Sebenarnya dekat, cuma saya kalau lagi konsen agak susah buat memilih-milih ketika bawa anak-anak. Yang ada belanja tidak jadi, jagain anak ke sana-sini yang buat pusing. Ngeeeeng, mobil pun berjalan menuju Intermedia. Sebenarnya banyak toko perlengkapan alat tulis gitu, cuma yang buka sampai malam selain Gramedia ya Intermedia ini.

Setibanya di sana, suami ijin tidak masuk soalnya anak-anak tidur semua di mobil. Saya pun mengiyakan. Masuk Intermedia pilih ini itu ini itu pokoknya berusaha cepat sebelum si bayi bungsu bangun dan minta menyusu malah. Pikir saya harus cepat ini!.

Setelah menemukan hampir semua yang saya cari, saya bayar ke kasir. Dan keluar dari Intermedia sambil bawa barang belanjaan. Sampai mobil, saya lihat suami dan anak-anak tidur semua. Pas saya buka pintu mobil, dia otomatis terbangun.

"Sudah Mih belanjanya?"

"Sudah, Pih"

Saya pun memasukkan barang belanjaan ke bagasi mobil belakang. Lalu setelah menutup pintu bagasi, tiba-tiba keingetan belum beli lem tembak sama kertas warna kuning biar kontras edisi Idulfitri. Saya kembali masuk ke dalam toko lagi dan beli keperluan hampers yang kelupaan beli.

Setelah beli, saya kan keluar toko. Di sepanjang mata memandang tidak ada sama sekali mobil suami dan anak-anak. Waduh kemana ya? Pikir saya saat itu karena mungkin ada anak yang kebangun, suami mampir McD drive thru yang memang ada di depan Intermedia. Biar anak-anak rada tenang. Ya begitu pikiran saya.

5 menit, 10 menit, 15 menit, suami dan anak-anak belum kelihatan juga.

Mulai panik sayanya, mana tidak bawa handphone. Mau naik ojek online kan kudu pakai aplikasi dulu baru bisa pesan.

"Cari siapa, Bu", tanya tukang parkir melihat saya yang dari tadi kebingungan

"Pak, lihat mobil yang tadi parkir di sini tidak?"

"Oh, mobil Ibu ya?"

"Iya, Pak"

"Mobilnya setelah Ibu menutup bagasi langsung pergi, Bu"

"Hah?"

"Iya, kan mobilnya yang parkir cuma Ibu kebetulan tadi jadi saya hapal"

"Waduh, saya ditinggal!"

Antara nahan tawa sama kasihan, tukang parkirnya memberi saya kursi buat duduk. Ya lumayanlah pegal juga berdiri celingak celinguk hampir setengah jam. Mau nangis mana malam hari, tidak bawa handphone lagi. Mau naik ojek yang di sana nanti takut suami belum pulang ke rumah atau salipan. Sedangkan saya tidak punya uang cash, cuma bawa kartu ATM waktu itu buat bayar belanjaan.

15 menit kemudian, tepatnya 45 menit setelah saya duduk sunyi sepi sendiri tiba-tiba suami datang.... Saat sampai, ternyata dia langsung buka mobil dan tergopoh-gopoh menghampiri istri yang ditinggalkan. Anak-anak pun teriak-teriak dari dalam mobil, "Itu Mamih , itu Mamih".

"Mih maaf. Kupikir dirimu sudah masuk tadi ke dalam mobil"

"...."

"Serius sampai rumah pas buka pagar, masukkan mobil dan buka pintu belum sadar kamu masih di sini"

"Terus", ujar saya ketus

"Ya itu, sadarnya pas gendong semua anak-anak semua ke kamar. Pas diabsen, kok Mamih tidak ada"

"...."

"Serius Mih. Aku tidak bohong"

"Auk ah!"

"Ya itu aku kaget, makanya semua anak-anak digendong lagi masuk mobil lagi kembali ke sini", jelasnya sambil megang tangan saya

Fyuhhh.

"Ya udah, hayuk pulang", kataku mulai luluh kasihan juga melihat kepanikan suami

Di dalam mobil saya diam saja, suami berkali-kali minta maaf. Tapi akhirnya saya mulai tertawa, antara sedih, kesel dan lucu. Ternyata dulu saya ngetawain kalau ada istri ketinggalan di SPBU atau di mana gitu apalagi saat pulang mudik itu benar adanya. Lah akhirnya saya juga mengalaminya hehehe.

Sampai di rumah, suami masih minta maaf. Dan akhirnya kami berpelukan sambil ketawa dengan kejadian yang baru saja dialami.

Jadi ingat tadi tukang parkirnya bilang ke Papih sambil senyum-senyum, "Pak, istrinya ketinggalan".

Baca juga cerita lucu lainnya : Panci 1000 cinta

Diceritakan kembali ketika mengikuti challenge kompasiana