Blog Cerita Cha Bercerita Tentang Hal-Hal Biasa

Sebenarnya pencapaian tiap orang itu berbeda-beda dalam banyak hal. Mulai dari pendidikan, pekerjaan, bisnis, keluarga atau bahkan kesehatan. Jadi ya mungkin buat orang lain pencapaian orang lain itu dianggap biasa saja, walau pasti orang itu pasti bersusah payah agar bisa mencapainya.

Bukan hanya dalam bentuknya saja, masa pencapaian itu juga tidak bisa menjadi patokan. Karena waktunya berbeda-beda, salah satunya seperti saya kutip di postingan BBC yang bercerita tentang Kolonel Sanders. Beliau adalah pendiri KFC yang sukses di usia senja, tidak tanggung-tanggung usianya 65 tahun saat itu. Berarti kan pencapaian dia saat usia pensiun malah, dibanding sebayanya yang sudah sukses kala muda.

Makanya saya sering berpikir memang pencapaian tiap orang tidak sama. Ini sama dengan halnya memiliki untuk membeli rumah meski usia tidak lagi muda. Cuma bagaimanapun rumah kalau bisa memang harus ada, apalagi kalau sudah usia tidak produktif. Yang pasti tidak membanding-bandingkan dapur masing-masing itu dah paling bagus hehehe.

Kaum Milenial yang Katanya Susah Punya Rumah Sendiri

Tapi beneran deh, sekarang itu gen Z banyak yang pamer pencapaian sudah punya rumah sendiri di usia muda. Pernah baca katanya malah Millenial yang sudah punya rumah walau usianya lebih tua (((TUAAAA))). Cuma ini ga semua milenial seperti ini seh, kebetulan saya dan suami diberikan rejeki untuk punya rumah dan tanah sendiri.

Waktu awal bekerja, saya memang sempat bingung mau beli rumah atau tanah duluan. Karena semuanya plus minus kalau dipikir-pikir ya. Tanah memang lebih terjangkau dan murah, tapi ya kalau strategis letaknya pasti sedikit mahal. Cuma kalau dibandingkan sama beli rumah, membeli tanah itu memang lebih murah. Cuma karena waktu itu masih muda, akhirnya 2008 saya beli rumah jadi saja. Tahu tidak harganya, dulu 110juta tahun segitu tiba-tiba di komplek itu harganya hampir semua 500juta.

Makanya saat saya bertemu dengan suami 2012, hasil jual rumah itu bisa untuk rumah lebih besar di daerah yang lebih bagus. Sayangnya, saya dan suami tidak pernah memikirkan untuk pindah kerja. Dipikirnya kita akan menua di ibukota pokoknya. Cuma kalau dihitung-hitung saat melepas rumah hitam putih ya lumayan ya, masih balik modal hehehe. Jadi bisa kami alokasikan untuk tempat tinggal di lokasi baru.

Baca Juga: Rumah Keluarga R

Walau milenial, saya dan suami masih menganggap punya rumah serta tanah itu penting. Bukan buat investasi seh, tapi ke lebih tempat berlindung, bernaung dan saling membahagiakan satu sama lain. Namanya juga untuk keluarga tercinta, ya nggak?.

Tips Membeli Rumah Untuk Milenial

Buat milenial yang baru akan punya rumah, jangan khawatir masih bisa kok. Ada beberapa tips yang sudah saya lakukan beberapa tahun terakhir. Mau tahu? Cek di sini ya!.

1. Sisihkan untuk Menabung

Klise memang ya, tapi yang bisa dilakukan memang hanya ini kalau misalnya tidak mau untuk berhutang. Mungkin untuk mengambil KPR ya dipersilakan, tapi misalnya tidak mau berhutang ya hayuk menabung.

Memang syulit, apalagi misalnya selama ini membiayai kebutuhan keluarga yang bermacam-macam. Pasti susah memang, tapi kitalah yang tahu dapur sendiri. Jadi jangan menyerah tetap semangat dan tetap sisihkan walau sedikit.

2. Cari Potensi Rumah dan Lingkungan Tumbuh

Maksudnya di sini bukan hanya rumahnya saja yang bisa dimodifikasi agar bisa difungsikan jadi rumah nyaman keluarga, tapi juga rumah yang bisa dekat dengan banyak fasilitas. Jujur usia makin tua kan butuh kemudahan dalam banyak hal, termasuk fasilitas umum yang mudah dijangkau. Kayak rumah sakit, pasar, tempat rekreasi dll.

Tapi yang pasti memiliki rumah tumbuh dengan fasilitas bukanlah harga yang murah. Jadi misal sekarang belinya mungkin nanti fasilitas bisa terpenuhi beberapa tahun berikutnya ya tidak apa-apa. Yang penting potensi lingkungan tumbuh berkembang ada prospeknya jelas.

Jadi mau beli dan investasi tidak khawatir lagi.

3. Gunakan Kalkulator Mortgage UK

Lalu jangan lupa budgeting untuk properti yang akan dibeli. Kadang kan suka bingung mau mengalokasikan berapa untuk dana pembelian rumah atau properti yang akan dipilih. Jangan sampai boncos jadi harus benar ngitungnya.

Salah satu yang bisa kita gunakan adalah Kalkulator Mortgage. Ini adalah perhitungan jangkauan atau budgeting yang bisa kita alokasikan ketika ingin membeli properti. Walau biasanya digunakan untuk pasar Inggris, tapi sebenarnya sama saja kok mau di negara manapun. Cuma beda mata uang dan harga rumahnya saja kan.

Di Mortgage ini, kita bisa menghitung banyak hal. Mulai dari kelebihan pembayaran pinjaman, amortisasi, remortgage sampai menggunakan kalkulator affordability yang bisa cek hitungan sesuai dengan penghasilan yang kita miliki. Caranya juga mudah pakai ini, tinggal buka webnya lalu masukkan angka di kalkulatornya. Selesai. Mudah, sangat mudah kan!.

Sisanya kita tinggal menguatkan hati agar bisa punya rumah sesuai budget dan kebutuhan. Betul tidak? Karena sekali lagi semua tergantung sama dapur masing-masing dan hanya kita yang tahu. Jadi tidak perlu membanding-bandingkan pencapaian orang lain dengan diri kita sendiri. Karena orangnya saja beda, hidupnya beda, kebutuhannya beda dll. Jadi kalau kata lagu Jawa Timuran, “Ojo dibanding-bandingke”.

Tetap semangat ya, selain melakukan tips yang saya share ya jangan lupa untuk berdoa semoga dimudahkan memiliki hunian impian seperti yang dikehendaki. Aamiin.