"Aku sayang kamu, Mah", kata suamiku sambil meluk dan matanya memerah.
Bulir air matanya mulai jatuh, sambil berkali-kali mencium kening. Hufttt, bak cerita sinetron memang. Tapi selama belasan tahun menikah, sepertinya baru 5 kali dia menangis seperti ini di depan saya. Yang pertama di tiga kelahiran anak kami, yang kedua saat saya terkena PPD dan yang terakhir tadi pagi tepat di hari lahir saya. Saya cuma bisa menyeka air mata papih dan cuma bisa ikut menangis.
Cuma ya itu ga serta merta dia langsung menangis seh. Seperti cerita saya beberapa waktu lalu di blog, sudah beberapa bulan terakhir juga kondisi saya tidak terlalu membaik. Beberapa kali pingsan, beberapa kali kejang, beberapa kali dirawat di rs. Bahkan kejang dan pingsan tiba-tiba sudah terlalu intens sepertinya yang membuat saya hampir sebulan ini banyak rehat. Buka mata saja saya susah. Bahkan ngelive saja, saya sudah pasrahkan ke suami. Karena berdiri dan ngomong banyak sudah tidak sanggup.
Sering saya bermimpi almarhum mama dan rasanya ingin menyusul. Tapi dengan mengingat umur bertambah, saya jadi paham kalau setiap orang punya waktuNya sendiri. Bukan saya saja, semua orang di dunia pasti akan menuju ke akhirat kan. Tinggal di mana menetapnya di surga atau neraka.
Dalam Surat Al-A'raf ayat 34, Allah sudah berfirman:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun".
Sebenarnya suami tadi sampai menangis karena sudah beberapa kali saya bilang kalau saya sudah tidak sanggup. Setiap hari dia yang merawat saya, mulai dari pipis, eek, mandi dll. Meski sekarang saya sudah bisa berdiri berjalan, tapi banyak aktifitas yang saya tetap dibantu. Keluar pagar rumah mandiri saja saya tidak bisa, bangun dari rebahan ke duduk saja setiap hari masih dibantu. Hampir tidak ada aktifitas yang bisa saya lakukan mandiri. Mengingat saya yang biasanya bisa sendiri. Duh saya jadi orang yang ga berguna rasanya. Tapi suami pasti juga butuh orang untuk ngobrol, dan baru tadi dia petjah bisa nangis depan saya. Ya maklum di sini kami berdua ga punya banyak teman ngobrol langsung......
Jujur saya capek, perih, sakit, capek setiap hari. Saya dah sering bilang sama suami, saya menyerah. Tapi lagi2 suami dan anak-anak menguatkan hati saya. Kalau saya cuma diam diri meratapi nasib mungkin okelah ya, tapi saya kan nggak. Saya tetep bekerja mencari uang buat seluruh anggota keluarga. Hampir 5 tahun saya membiayai keluarga saya sendirian, dengan support system suami pastinya yang sellau mendukung apapun yang saya lakukan. Saya juga mencari kesembuhan dan ingin sembuh. Suami juga sama, dia jualan nasi pagi-pagi ya dijabanin. Dimana satu-satunya KAKI di rumah cuma dia untuk saat ini, sedangkan saya ga bisa apa-apa.
Belum lagi kabar pemberhentian kerja tiba-tiba yang buat saya DHEG. Tapi ya namanya juga freelance, saya bisa apa. Setahun kebayang ga saya diberhentikan dua perusahaan yang saya kerja sudah lebih 4 tahun kerja karena pengurangan karyawan. Padahal ya hire orang baru sebenarnya :"). Sad.
Saya lelah ya Allah, tapi saya tidak boleh menyerah. Saya tidak boleh mengecewakan orang yang selalu menyemangati hati saya. Tapi saya juga tidak bohong kalau saya capek, sakit ini ga sehari dua hari. Bayangin dah mau tiga tahun saya seperti ini. Saya capek ya Allah. Ya capek jadi orang yang positif terus, saya kan juga ga bisa pura-pura terus bahagia.
Iya saya semangat, sesemangat Allah sudah memberikan hari lahir kembali hari ini. Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah. Dah ngasih tambah usia hari ini. Meski datangnya kue, hadiah, buah dan ucapan ulang tahun hari ini tidak mengibur hati saya hingga saat ini. Yah B aja melewati ulang tahun hari ini... malah saya merasa dikejar waktu karena bentar lagi meninggal. Rasanya.
Dan buat suamiku, terima kasih banyak buat semuanya. Maafkan aku membuat papih nangis pagi ini, maafin aku :"). Aku cinta papih dan anak-anak <3. Maafin istrimu yang ga sempurna ini ya :").