"Ma, jadinya gimana buat menutup kekurangan modal?", tanya suami saat mau menutup warung
"Kalau pengajuan lagi gimana menurutmu, Pih?", jawab saya sambil membantu beres-beres
"Waktunya harus sekarang sih ya"
"Iya, pas soalnya kan buat momen lebaran siapa tahu laris jualan kita"
"Ya sudah, mau ke BRI langsung atau bagaimana?"
"Tunggu, aku tanya dulu ke Sabrina saja"
"Tidak mau tanya sama Mantri saja?", kata suami mengingatkan
"Oh iya ya, sampai lupa. Baiklah".
Deflasi sejak pertengahan tahun 2024 ini memang membuat usaha kami sedikit terseok-seok. Kalau lihat data BPS 1 November 2024, inflasi Oktober 2024 naik menjadi 1,71% dari tahun sebelumnya. Daya beli juga sangat menurun. Sehari-hari, saya dan suami jualan nasi di pinggir jalan setiap pagi. Terus kalau rada siang biasanya kami live stream jualan online, masih jualan rengginang dan masih menerima pesanan dekor balon buat acara kok. Ya intinya di ekonomi yang lagi lesu ini, saya dan suami masih tetap berusaha menghidupi keluarga dengan terus berusaha. Pokoknya yang bisa dijalani dan halal, pasti kami lakukan.
Jujur pernah kami seharian jualan hanya dapat omset Rp20.000. Serius!. Itu omset loh, bukan pendapatan. Sampai sisa makanan yang banyak itu kami olah lagi buat makan keluarga di rumah. Kan sayang kalau dibuang. Kalau terlalu banyak, seringnya kami berikan pada orang yang lewat. Anggap saja lagi bagi-bagi rejeki.
Tapi lagi-lagi, namanya jualan pasti ada naik ada turun kan?. Kadang ya ramai, tapi ya kadang sepi. Tidak bisa diperkirakan pokoknya hari besok, meski lagi tanggal gajian. Maka dari itu, kami mau berusaha lagi mencoba usaha produksi jilbab sehari-hari. Dan ini bisa kami pasarkan secara live di ecommerce seperti biasanya, jadi bukan reseller lagi jatuhnya. Rencananya.
Iya, itu rencana dalam jangka waktu dekat. Apalagi sebentar lagi momen lebaran di depan mata, pasti hijab jadi inceran banyak orang. Semoga!. Dan ini membuat kami membutuhkan modal lagi untuk membuat mimpi tercapai.
Layanan Prima "Mantri" BRI yang Sangat Membantu Kapan Pun dan di Mana Pun
Karena sudah pernah pakai KUR BRI, saya pun sudah punya pandangan untuk meminjam kembali sebagai modal usaha kami. Tidak perlu lama, saya langsung menghubungi Mantri yang biasa membantu prosesnya. Pasti pada bingung kan Mantri itu siapa? Jadi kalau di desa itu, sebutan Mantri ini bukan hanya buat perawat saja tapi juga buat marketing dan analisis kredit BRI (Disingkat Mantri). Ya, mungkin semacam yang menyembuhkan keuangan gitu kayaknya ya. Meski istilah kerennya RM Mikro, tapi sepertinya sebutan Mantri lebih melekat di hati orang-orang desa seperti kami.
Yang saya senang, Mantri ini tidak hanya bisa ditemui di kantor saja tapi juga bersedia bertemu di mana pun. Ke rumah, janjian di warung, bahkan ketemu di pinggir sungai sambil panas-panas jelaskan banyak hal mau loh mereka!. Jemput bola pokoknya, tanpa pandang nominal saldo tabungan atau jumlah pinjaman yang diajukan.
Saat menghubungi Pak Dani, Mantri BRI yang saya kenal, tidak pakai lama beliau langsung meluncur mendatangi saya. Padahal memang panas cuaca kala itu dan dia juga harus menunggu urusan tutup warung selesai dulu. Beliau juga sedang mengejar target akhir bulan, namun masih sempat menemui kami. Tapi beliau tetap sabar menjelaskan banyak hal termasuk hal rinci yang harus saya dan suami pahami kalau ambil KUR kembali.
Pak Dani pun menuliskan beberapa syarat yang harus dipersiapkan di sebuah kertas, biar kami mudah mengingatnya. Kami pun berpisah sama Pak Dani dengan hati penuh sejuta harapan.
Mencoba Layanan Prima Sabrina Pakai BRImo
"Untung ya tadi Mantri-nya langsung jelasin detil ya, Pih", kata saya pada suami
"Iya, sangat membantu banget bapaknya. Jadi kita makin paham", sahut suami
"Eh iya kertas yang Pak Dani tulis mana ya, Pih?", tanya saya bingung sambil ubek-ubek tas
"Lah, bukannya kamu yang masukkan ke tas tadi?"
"Aduh ya Allah kemana ya?", kata saya masih kebingungan
"Ya sudah kita pulang dulu, nanti di rumah coba tanya CS pakai BRImo aja"
"Baiklah".
Pakai aplikasi BRImo ini, saya bukan hanya bisa cek saldo atau transaksi perbankan saja. Tapi juga bisa download statement transaksi mandiri, bayar pakai QRIS, dapat info perbankan dan juga bisa cek poin BRImo. Ya sekarang kan ada BRImo FSTVL 2024 siapa tahu rejeki kami buat dapat hadiah besar seperti BMW 520i M Sport, Hyundai Creta Alpha, hingga Vespa Primavera. Aamiin-in dulu deh!. Rejeki kan tidak ada yang tahu.
Sesampainya di rumah karena tadi lupa bawa apa saja kalau mau ajukan KUR BRI kembali, akhirnya saya tanya Sabrina saja. Jadi Sabrina ini kepanjangan dari Smart BRI New Assistant yang bakal membantu kita bertanya berbagai layanan produk BRI. Kita bisa chat sambil rebahan di rumah, seperti yang saya lakukan biasanya.
Caranya juga sangat mudah, cukup klik tanda pusat bantuan di kanan atas, lalu pilih Sabrina yang nanti terhubung ke chat Whatsapp. Lalu tinggal pilih layanan BRI apa yang kita butuhkan. Saya langsung bertanya tentang syarat-syarat yang harus dilengkapi apa saja. Kalau lihat kecepatan membalas chat, Sabrina ini butuh waktu sekitar kurang dari 1 menit untuk menjawab pertanyaan saya. Ya termasuk cepat ya, apalagi ini Whatsapp. Dan tenang saja ya meski awalnya chat Sabrina ini memang berbasis AI, nanti kita akan terhubung dengan customer service kok. Jadi bukan robot yang membalas.
Alhamdulillah, penjelasan syarat dari chat Sabrina ini sangat lengkap. Detilnya ditulis di chat Whatsapp semua. Sekarang saya dan suami tinggal melengkapi saja beberapa dokumen yang diperlukan.
Layanan Prima BRI Unit Kerja di Desa dan Kantor Cabang Versi Kabupaten
Sebagai orang yang tinggal di desa dan hidup di kabupaten kecil, akses BRI memang lebih mudah. Coba deh dicek, di pelosok desa pasti ada unit kerja BRI. Meski pegawainya sedikit, tapi sigap membantu. Paling tidak itu yang saya rasakan selama 4 tahun terakhir tinggal di desa.
Di awal masuk saja, saya selalu dibantu bapak satpam karena memang disabilitas. Beliau langsung memberikan kursi yang agak tinggi, agar saya bisa duduk. Kemudian menanyakan keperluan dan memberikan kartu antrian. Yang penting saya sudah duduk duluan pokoknya. Maklum di sini belum ada fasilitas kursi roda. Namun ini sangat membantu saya buat merasa nyaman antri di bank. Ini bukan saya saja ya yang merasakan, tapi hampir semua nasabah yang terbantu dengan keramahan garda depan si bapak satpam.
Sambil duduk, saya ditanya keperluan apa sama bapak satpam. Ini akan membantu proses di customer service atau teller lebih cepat memang. Si bapak satpam langsung ke CS dan diberikan beberapa formulir yang akhirnya disampaikan ke saya. Ada formulir yang harus dilengkapi dan semua sudah sesuai dengan persyaratan yang ditulis di chat WA Sabrina tadi. Bapak satpam juga membantu saya mengarahkan harus mengisi formulir yang mana saja. Setelah lengkap, beliau memberikan ke customer service kembali dan saya pun tetap menunggu giliran dipanggil.
Sangat membantu sekali ya. Makin senang rasanya melihat petugas BRI BRILian dan Cemerlang seperti ini ya. Makin berbenah, makin ramah dan tentunya makin nyaman sebagai nasabah bersama BRI.
Akhirnya tiba waktu saya dipanggil oleh customer service. Mbak Jeni kebetulan yang membantu saya waktu itu. Setelah memeriksa beberapa persyaratan, beliau juga menjelaskan banyak hal terkait dengan pengajuan saya. Meski saya banyak bertanya, ya maklum ibu-ibu, Mbak Jeni tetap sabar menjelaskan. Saya dan suami pun jadi paham agar tidak salah produk layanan BRI yang akan digunakan.
Akhirnya selesai sudah, saat meninggalkan unit kerja BRI, bapak satpamnya juga mengucapkan terima kasih sudah datang ke Bank BRI. Saya dan suami pun pulang ke rumah, sambil menunggu kabar baik dari pengajuan kami tadi.
"Ya, semoga rejeki kita ya bisa melangkah dengan harapan baru", kata suami
"Iya, semoga aamiin", jawab saya singkat.
Kami berdua pun sama-sama melihat langit, karena di sana terlihat jelas masih ada harapan untuk hidup kembali. Untung ya sudah pakai BRI, jadi mudah apa saja. Semua jelas berkat layanan prima BRI yang juga semakin baik, buktinya urusan kami dimudahkan semua. Terima kasih, BRI. Semoga saya dan suami bisa melangkah bersama kembali dengan hati yang penuh semangat.
Posting Komentar
Posting Komentar